Atasi Permasalahan Lingkungan, Tim Dosen UMM Tuntaskan Limbah Kotoran Ternak

Atasi Permasalahan Lingkungan, Tim Dosen UMM Tuntaskan Limbah Kotoran Ternak
Atasi Permasalahan Lingkungan, Tim Dosen UMM Tuntaskan Limbah Kotoran Ternak

Prof Dr Ir Sujono MKes, dosen Program Studi Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dan timnya melaksanakan pengabdian masyarakat. Pengabdian ini dilakukan sejak bulan Oktober 2023 hingga Februari 2024 yang berfokus pada pengolahan limbah kotoran kambing domba dan recording (pencatatan) ternak di kelompok tani ternak Sumber Makmur 01 Desa Beji, Kota Batu, Jawa Timur.

Dengan mayoritas masyarakat yang beternak sebagai mata pencaharian, para tim dosen pengabdian melihat adanya masalah lingkungan yang terjadi di Desa Beji Tengah. Salah satunya tumpukan kotoran yang mengeluarkan bau tak sedap dan mengganggu kenyamanan warga. Selain itu, hal ini pun memunculkan kekhawatiran tentang kondisi tanah yang menyerap air dari kotoran-kotoran ternak.

Melihat kondisi ini, Sujono berinisiatif bersama dosen lainnya untuk membantu mengatasi masalah tersebut. “Kondisi ini juga menjadi ancaman potensial pada kesehatan hewan ternak. Kami mengkhawatirkan potensi infeksi cacing dan kudis pada ternak akibat pakan yang bercampur dengan kotoran ternak yang ditakutkan terdapat cacing di dalamnya. Apalagi desa tersebut termasuk kawasan padat penduduk”, kata Sujono.

Sujono bersama tim menginisiasi tiga program utama. Pertama, pembuatan pupuk dari kotoran ternak. Proses pembuatan pupuk ini melibatkan fermentasi yang diawali dengan pengumpulan kotoran pada rumah pupuk, kemudian kotoran tersebut diolah menggunakan mesin penepung hingga halus. Setelah itu, ditambahkan kapur dolomit yang berfungsi untuk menetralkan pH tanah yang sangat berfungsi bagi tumbuhan.

“Langkah selanjutnya, ditambahkan batang pisang yang membusuk dan probiotik Em4. Proses fermentasi berlangsung selama dua hingga tiga minggu dan hasilnya dikemas dalam karung. Kemudian, diperjualbelikan dengan harga jual Rp1.500 perkilo. Keunggulan dari pengabdian ini terletak pada pendekatan inovatif dalam pembuatan pupuk. Tidak hanya memberikan solusi terhadap bau lingkungan, tapi juga meningkatkan pendapatan peternak melalui penjualan pupuk berkualitas,” tambahnya.

Program yang dijalankan pun menjadi upaya untuk pengobatan penyakit kudis pada ternak dan pencatatan reproduksi untuk memastikan kesehatan dan perkembangan ternak. “Kami ingin memberikan manfaat ganda bagi lingkungan dan peternak,” ungkap Sujono.

Pengabdian yang dilakukan sejak Oktober 2023 lalu, memberikan dampak positif yang signifikan. Desa Beji tidak hanya terbebas dari bau tak sedap, tetapi juga mendapatkan tambahan pendapatan melalui penjualan pupuk berkualitas. Hal ini membuktikan bahwa inovasi dapat menjadi kunci dalam mengatasi tantangan lingkungan dan ekonomi khususnya di desa-desa. []ic

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*