Tim riset Universitas Muhammadiyah Surabaya (UMSurabaya) berhasil lolos didanai oleh Bidang Fasilitasi Riset dan Inovasi Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN). Riset dengan judul “Pengembangan Model Deradikalisasi Berbasis Karakter Moderasi dan Pemberdayaan Ekonomi Pada Napi Mantan Teroris/NAPITER (Studi Kasus Di Yayasan Lingkar Perdamaian/YLP Di Desa Tenggulun Solokuro Lamongan)” akan didanai selama dua tahun.
Tim riset yang berasal dari dosen pascasarjana ini terdiri dari Dr. Sholikhul Huda, SHI, M.Fil.I selaku ketua tim, serta anggota tim diantaranya Dr. Warsidi, MM, Dr. Hambal Shofwan, MPd.I.
Sholikhul menyebutkan latar belakang riset tersebut berangkat dari problem aksi gerakan radikalisme terorisme yang marak terjadi Indonesia. Aksi tersebut berdampak pada situasi ketakutan dan ketidakamanan yang terjadi dikalangan masyarakat dan jika dibiarkan dapat menuju disintegrasi bangsa Indonesia. “Sehingga menjadikan pemerintah Indonesia membuat lembaga Badan Nasional Pencegahan Teroris (BNPT) yang fokus dan berfungsi untuk program pencegahan dan penangan terhadap pelaku teror di Indonesia,” paparnya.
Ia menambahkan selain pemerintah terdapat kelompok masyarakat yang turut membantu pemerintah dalam pencegahan dan penanggulangan aksi terorisme dengan mendirikan sebuah lembaga Yayasan Lingkar Perdamaian (YLP) yang bermarkas di Desa Tenggulun Solokuro Lamongan. Pola yang dilakukan oleh lembaga dalam kerja deradikalisasi adalah dengan penguatan ideologi moderasi dan pemberdayaan ekonomi bagi para mantan napi teroris. “Pola ini ternyata mendapat respons bagus bagi para mantan teroris, sehingga dari latar ini kemudian peneliti tertarik untuk meriset lebih dalam bagaimana pola deradikalisasi kepada mantan teroris berbasis penguatan ideologi moderat dan pemberdayaan ekonomi,” tambahnya.
Sehingga hasil dari riset ini akan dijadikan dalam bentuk artikel dan buku. Hal ini agar dapat dijadikan sumber rujukan dan dapat dijadikan prototipe dalam program deradikalisasi berbasis masyarakat. Sebab selama ini ada opini negatif terkait pola-pola deradikalisasi yang dilakukan oleh pemerintah. Bahkan sering terjadi adalah adanya dendam dari keluarga yang dianggap teroris. “Maka menjadi penting kalau kemudian melibatkan peran masyarakat yang punya kepedulian terhadap persoalan terorisme di Indonesia. Atau saya sebut dengan istilah Deradikalisasi Semesta,” tutup Sholikhul.
Be the first to comment