Dosen Umsida Paparkan Riset 8 Cara Atasi Bullying di Sekolah

Dosen Umsida Paparkan Riset 8 Cara Atasi Bullying di Sekolah

Dosen Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) melakukan riset mengatasi bullying di sekolah. Melihat kejadian bullying saat ini tidak hanya terjadi pada remaja saja, melainkan banyak ditemukan juga kasus bullying pada siswa Sekolah Dasar (SD).

Faktor yang menjadikan anak bisa menjadi pelaku atau korban bullying meliputi prngaruh keluarga, perkembangan teknologi informasi, tekanan atau ajakan teman, sampai pada pengalaman pernah menjadi korban bullying tanpa ada penyelesaian yang jelas. Anak-anak bisa saja mempelajari perilaku kasar melalui pengalaman langsung atau melalui observasi terhadap anggota keluarga mereka sebagai lingkungan sosial terkecil.

“Ada beberapa tindakan yang bisa dilakukan oleh pihak sekolah untuk mengatasi bullying pada siswa SD. Penelitian ini dilakukan di SD Muhammadiyah 1 Candi Labschool Umsida”, ujar Muhlasin.

Melihat permasalahan tersebut, Muhlasin melakukan riset ke sekolah untuk melihat bagaimana peran sekolah dalam mengatasi permasalahan bullying. Ada delapan kebijakan dan peran sekolah untuk mencegah dan mengatasi bullying pada siswa-siswi SD.

1. Kampanye Anti Kekerasan

Sekolah mengadakan program anti kekerasan dengan melibatkan partisipasi para siswa dan orang tua. Dalam program ini, sekolah membuat pamflet kecil yang dikreatifitaskan oleh siswa untuk meningkatkan literasi dan memberikan edukasi visual tentang pentingnya mencegah bullying fisik.

Secara teknis, pamflet akan diposting melalui media sosial, serta mengajak siswa untuk bergabung dalam akun media sosial sekolah untuk memperkenalkan prestasi mereka. “Dengan adanya program kampanye anti kekerasan ini, diharapkan perilaku bullying pada siswa SD dapat berkurang atau bahkan tidak ada sama sekali”, tutur Muhlasin.

2. Aktif Berdiskusi Bersama Siswa

Melakukan diskusi di kelas merupakan kegiatan yang penting.  Para guru dan siswa dapat bertemu dalam satu ruangan untuk membahas permasalahan yang dihadapi siswa dengan teman-temannya.

“Guru melibatkan semua siswa di kelas, baik yang terlibat masalah maupun yang tidak dalam diskusi ini. Urgensinya untuk mengajarkan kepada siswa pentingnya menyelesaikan masalah dengan teman secara baik-baik tanpa menggunakan kekerasan atau bullying verbal”, jelas Muhlasin.

Selain itu, dengan diskukan akan membantu guru untuk memahami titik-titik permasalahan yang dihadapi siswa.

3. Melakukan Pengawasan

Kegiatan ini dilakukan oleh wali kelas untuk mendampingi siswa dalam setiap kegiatan di dalam dan di luar ruangan. Misalnya, guru melakukan pengawasan saat siswa makan bersama serta mengawasi mereka dari saat datang ke sekolah hingga pulang bersama orang tua mereka.

Guru harus melakukan pendekatan kepada siswa saat berada di sekolah, Selain itu, guru juga aktif berinteraksi dengan siswa dan mengajak mereka untuk berkumpul dan berbincang bersama. Tujuan dari pendekatan ini adalah agar guru dapat mengawasi perilaku siswa selama di kelas dan memantau semua aktivitas siswa dari awal hingga akhir kegiatan.

4. Pendekatan Akhlak

Selanjutnya adalah sekolah mengintegrasikan pendekatan akhlak ke dalam kegiatan sehari-hari siswa terutama tentang bullying pada siswa SD.

“Pendekatan akhlak bisa diterapkan setiap saat tanpa bergantung pada mata pelajaran tertentu. Ketika siswa melakukan kesalahan, guru bertanggung jawab untuk memberikan koreksi yang sesuai”, papar Muhlasin.

5. Pendekatan Akademik (Tutor Sebaya)

Para guru menerapkan pendekatan akademik yang masih terkait dengan nilai-nilai akidah dan akhlak. Namun, pengaruh pendekatan ini terkadang bersifat sementara karena kecenderungan siswa untuk mengulangi kesalahan yang sama secara berulang.

Oleh karena itu, para guru dapat menggunakan pendekatan tutor sebaya dalam menangani perilaku bullying pada siswa SD. Siswa yang memiliki perilaku baik dan dewasa dipilih untuk memberikan nasihat kepada teman-temannya yang melakukan perilaku negatif.

Melalui tutor sebaya membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar. Dengan menggunakan tutor sebaya, guru dapat mengurangi beban mereka, melatih siswa yang menjadi tutor agar lebih mandiri dan bertanggung jawab, serta membantu mereka memahami arti kepemimpinan.

6. Mengendalikan Emosional Anak

Sekolah juga perlu memperhatikan perkembangan sosial dan emosional para siswa. Sebelum memulai kegiatan apa pun, penting bagi guru untuk membantu mengendalikan emosi siswa.

“Ketika emosi siswa sudah stabil, mereka lebih mampu mengendalikan perilaku mereka”, kata Muhlasin. Tujuan dari pendekatan ini bukan hanya untuk meningkatkan perilaku siswa, tetapi juga untuk membantu mereka memahami tugas-tugas mereka di sekolah dan untuk membentuk kemampuan mereka dalam memaafkan.

Meskipun tidak ada permintaan maaf yang diajukan, siswa diajak untuk memaafkan secara pribadi dalam hati mereka.

7. Berkomunikasi dengan Orang Tua Anak

Sekolah melakukan home visit sebagai upaya untuk membangun hubungan komunikasi antara guru dan orang tua siswa.

Pendekatan ini dapat dilakukan dari kelas satu, ketika guru masih belum sepenuhnya mengenal siswa-siswanya. Melalui home visit, guru memiliki kesempatan untuk memahami siswa secara lebih mendalam, termasuk karakter mereka dan cara belajar di rumah.

Melalui pendekatan ini dapat merekatkan kedekatan dengan orang tua siswa dan mendapatkan informasi lebih lanjut tentang cara belajar siswa di rumah serta perkembangannya.

8. Pelatihan Untuk Guru

Dalam kegiatan ini, terdapat dua macam pendekatan, yaitu Sharing Guru (Sharing G) dan Kelompok Kerja Guru (KKG). Pada Sharing G, guru berkumpul untuk berdiskusi tentang strategi penanganan bullying pada siswa SD. Diskusi ini melibatkan pengalaman dan pendekatan yang telah dilakukan oleh guru dalam mencegah kejadian bullying. Sedangkan pada KKG, fokusnya lebih luas, meliputi guru mata pelajaran individu, guru dari satu sekolah, atau bahkan guru dari beberapa sekolah dalam satu gugus.

“Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru dalam mengatasi masalah bullying di kelas sehingga siswa dapat terhindar dari perilaku tersebut,” terang Muhlasin. []ic

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*