Memasuki kehidupan baru akademik, calon mahasiswa saat ini akan terhanyut dalam lautan pilihan perguruan tinggi dengan daya tawar yang semakin kreatif dan menarik. Sebab itu, dalam pemasaran kampus, terutama Perguruan Tinggi Swasta (PTS), akan berlomba-lomba untuk meyakinkan calon mahasiswa baru menentukan kampus yang tepat dan mampu membantu mewujudkan cita-cita mereka.
Menjawab tantangan tersebut, Rektor Universitas Islam Indonesia, Prof Fathul Wahid ST MSc PhD melalui materi bertajuk “Strategi Marketing, Branding, dan Sosial Media Perguruan Tinggi di Era Society 5.0” membagikan rahasia untuk membangun citra perguruan tinggi dengan pendekatan holistik yang mengintegrasikan teknologi, humanis, dan keberlanjutan.
Dalam pemaparannya, Prof Fathul meyakini bahwa setiap perguruan tinggi itu unik, sehingga dalam pemasaran, penjenamaan, dan memanfaatkan media sosial perlu menerapkan translasi ide yang kontekstual. “Ketika sudah mendapatkan ide, ide tersebut kemudian diadopsi tapi dengan suntikan nilai sehingga berbeda dengan yang lain, karena perguruan tinggi pasti memiliki keunikan masing-masing,” ujarnya pada Rabu, (7/2/2024) dalam agenda Leadership Training (LT) Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah (PTMA) Angkatan ke-9 di Grand Rohan, Yogyakarta.
Pemasaran Kampus Berbasis Nilai
Prof Fathul menekankan pentingnya kesamaan persepsi berdasarkan keputusan kolektif sebelum melakukan pemasaran dan penjenamaan sebuah perguruan tinggi. Karena ada banyak target atau sasaran yang berhubungan dengan kampus, kata Prof Fathul, pemasaran perlu pendekatan berbeda menyesuaikan waktu dan konteks, memperhatikan karakteristik sasaran (pilihan materi, bahasa, desain, dan kanal informasi), dan fokus perkenalkan kampus bukan para pimpinan.
Selanjutnya, Prof Fathul menyebutkan tiga hal yang perlu diterapkan saat melakukan pemasaran maupun penjenamaan perguruan tinggi. Pertama, menjaga integritas dengan tidak memberikan informasi bohong hanya untuk menarik minat calon mahasiswa, baik informasi visual atau narasi yang tidak sesuai fakta dan berpotensi disalahpahami.
Kedua, mengedukasi publik. Prof Fathul menegaskan bahwa salah satu tugas perguruan tinggi adalah mengedukasi publik, bukan sebaliknya yang membuat masyarakat umum terkecoh, sehingga saat memberi informasi jangan sampai mengelabui atau membingungkan. Ketiga, menjaga kehormatan dengan tidak merendahkan kampus sendiri dan kampus lain. []ron
Be the first to comment