Universitas muhammadiyah (UM) Sumatera Barat laksanakan prosesi pengukuhan Dr Mahyudin Ritonga sebagai profesor pertama di UM Sumatera Barat. Pengukuhan ini dilaksanakan bertempat di Convention Hall Prof Dr Ahmad Syafii Maarif MA, Kampus I UM Sumatera Barat, Kamis (18/01/2024).
Prof. Mahyudin Ritonga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pengembangan karirnya selama menjadi dosen di UM Sumatera Barat, terutama kepada kedua orang tua. Ucapan terimakasih turut dihaturkan kepada KH. Abdul Efendi Ritonga, BA sosok yang telah menyelamatkan pendidikannya dan kelak mengangkat Mahyudin sebagai anaknya. Dia menceritakan kehidupannya saat mengeyam pendidikan di sebuah pondok pesantren, kala itu sembari menuntut ilmu Mahyudin seringkali bekerja mencarin getah, dan mencangkul di sawah orang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Hal itu seringkali membuat Mahyudin lalai dengan tugas dan kewajibannya sebagai santri terutama kewajiban terhadap Allah. Hal itu diketahui oleh Abdul Efendi Ritonga, suatu ketika secara tiba-tiba beliau datang menemui Mahyudin dan menyuruh untuk berhenti dari semua pekerjaan tersebut. Sebagai gantinya, Abdul effendi menyuruh Mahyudin mengembala kambing dan mengurus sawah bersama anak beliau bernama Roisuddin Ritonga, dan mulai saat itu Mahyudin hidup bersama dengan keluarga Kiyai. Jika tidak ada solusi dari Kiyai, wallahu a’lam kemungkinan jenjang Aliyah saya tidak akan tercapai tutur Mahyudin dengan penuh haru.
Rektor UM Sumatera Barat, Dr. Riki Saputra, dengan rasa dan penuh kebanggaan mengucapkan selamat kepada prof. Mahyudin Ritongan atas raihan jabatan akademik tertinggi. Teruslah menjadi menara air yang memberi manfaat untuk orang disekitarnya, dan insyaAllah beliau dijauhkan dari sifat menara gading yang hanya indah dari kejauhan. Dari 163 perguruan tinggi Muhammadiyah Aisyiyah di Indonesia, Prof. Mahyudin Ritonga adalah guru besar kedua yang di miliki perguruan tinggi Muhammadiyah Aisyiyah di bidang pendidikan bahasa arab. Dan saat ini beliau merupakan satu-satunya guru besar pendidikan pendidikan bahasa arab di perguruan tinggi yang ada di Sumatera Barat, ujar Riki Saputra.
Pendidikan bahasa arab secara nomenklalurnya sudah ada sejak bertahun-tahun yang lalu, tetapi sampai hari ini dan insya Allah beberapa tahun kedepan melalui riset dan orasi ilmiah beliau, bagaimana pendidikan bahsa arab tidak anti dengan perkembangan digitalisasi di era globalisasi, ini pembuktian bahwasanya ilmu pendidikan bahasa arab tidak lekang oleh panas dan tidak lapuk oleh hujan, kata Riki Saputra. Hadir dalam kegiatan ini Majelis Dikti PP Muhammadiyah, Kepala layanan Dikti Wilayah X, Kepala Kopertis Wilayah VI, BPH UM Sumatera Barat, PWM Sumatera Barat, PWA Sumatera Barat, Lembaga, ortom dan tamu undangan lainnya.
Be the first to comment