Universitas Muhammadiyah Palangkaraya (UMPR) menjadi salah satu Perguruan Tinggi Muhammadiyah yang ada di Kalimantan Tengah. Berdiri pada tahun 1987 dengan bermodalkan empat fakultas yakni Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Fakultas Pertanian, dan Fakultas Agama Islam. Bergerak dengan visi besar “Unggul dalam Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi yang Berlandaskan Iman dan Taqwa, saat ini UMPR telah memiliki enam Fakultas dengan jumlah mahasiswa aktif mencapai 4.614. “Secara bertahap kami terus membenahi dan mengelola dengan baik pelayanan yang diberikan UMPR untuk para mahasiswa dan sivitas akademika,” papar Dr Sonedi MPd, Rektor UMPR Periode 2019-2023 saat diwawancarai oleh tim Majelis Diktiltibang PPM.
Menjadi salah satu PTMA yang ada di Kalimantan, UMPR terus menggencarkan ikhtiarnya dalam mendukung kemajuan pendidikan di Kepulauan Borneo tersebut. Ikhtiar ini tentunya berlandaskan atas Catur Dharma yang menjadi landasan PTMA dalam menggencarkan dakwah pada dunia pendidikan dibawah Persyarikatan Muhammadiyah. Bersama Warta PTM, Sonedi turut memaparkan perkembangan UMPR, tantangan, serta strategi yang dilakukan dalam memajukan kampus UMPR baik pada kancah nasional hingga internasional.
Torehkan Berbagai Prestasi
Di usia ke-35 tahun, UMPR memang terus mengasah kualitas dan mengalami perkembangan yang pesat baik dari segi sarana dan prasarana perkuliahan, dosen, tenaga pengajar, hingga jumlah mahasiswa yang terus bertambah. Berbagai prestasi juga terus ditingkatkan. Baru-baru saja, kampus UMPR berhasil meraih penghargaan Anugerah Diktiristek 2022 yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Diktiristek) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI.
Adapun penghargaan yang diraih Universitas Muhammadiyah Palangkaraya sebagai Silver Winner dalam Kategori Perguruan Tinggi Subkategori Pelaksana Terbaik – PPKM 2022 – Liga 3. “Alhamdulillah, anugerah ini merupakan kado terindah untuk UMPR di penghujung tahun 2022,” begitu papar Sonedi dilansir melalui website UMPR. Ia memaparkan, anugerah tersebut bukanlah hasil kerja Rektor semata, namun hasil kerja keras bersama yang dilakukan seluruh sivitas akademika UMPR. Alhasil, kampus ini menjadi salah satu kampus yang diperhitungkan di Kalimantan Tengah. “Terima kasih atas kerja keras kampus UMPR dalam mengharumkan nama LLDIKTI Wilayah XI Kalimantan,” begitu apresiasi Dr Drs Muhammad Akbar, MSi Kepala LLDIKTI Wilayah XI.
Prestasi ini merupakan satu dari sekian prestasi yang dimiliki oleh UMPR. Pada akhir tahun 2019 misalnya, kampus ini berhasil mencatat sejarah baru di lingkungan LLDIKTI Wilayah XI dengan mendapatkan akreditasi A pada program studi Administrasi Negara. “Kami mendapatkan penghargaan dari LLDIKTI Wilayah XI sebagai Perguruan Tinggi Swasta pertama yang mendapatkan akreditasi A,” tambah Sonedi.
Selanjutnya, Program Studi Magister Administrasi Publik (S2) juga mendapatkan akreditasi A dari BAN PT pada tahun 2020. Pada bulan November 2022 ini UMPR melalui Program Studi Pendidikan Ekonomi berhasil meraih akreditasi UNGGUL dari LAMDIK. Tidak sampai disitu, UMPR juga menjadi satu-satunya perguruan tinggi di Kalimantan yang berhasil meraih hibah PKKM Liga 3 dari Kemendikbud Ristek. “Ini menjadi prestasi yang membanggakan untuk UMPR tentunya,” papar Rektor yang telah menjabat sejak 2019 tersebut.
Dorong Program Pembelajaran dengan Maksimal
Berbagai torehan prestasi tentu akan sulit terlaksana tanpa adanya dukungan dari sarana dan prasarana yang dimiliki. Hal ini menjadi catatan yang penting bagi UMPR dalam meningkatkan proses pembelajaran mahasiswa secara maksimal. Salah satunya yakni memastikan ketercukupan ruang kuliah pada masing-masing fakultas.
Saat ini, UMPR memiliki enam Fakultas dengan 17 program studi yang terdiri dari S-1 dan S-2. “Sebagai pedoman pembelajaran yang dilakukan dosen di kelas kami menyiapkan pedoman pembelajaran, strandar operasional prosedur pembelajaran dalam rangka memastikan bahwa sistem pembelajaran yang dilakukan oleh dosen kepada mahasiswa sudah sesuai standar dan aturan yang berlaku,” tambah Sonedi.
Disamping itu, UMPR juga turut menyediakan fasilitas pendukung seperti TV di setiap ruangan yang bisa digunakan dosen untuk menyampaikan materi berupa power point, dan lainnya. Dalam rangka mensukseskan program pemerintah tentang Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) UMPR juga melakukan revisi kurikulum setiap prodi dalam rangka menyesuaikan dengan peraturan dan kemajuan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga mahasiswa tidak menerima materi yang sudah usang tetapi sudah disesuaikan dengan perkembangan iptek yang begitu cepat. “Untuk merealisasikan hal tersebut kami membuat buku pedoman pelaksanaan MBKM Universitas,” paparnya.
Didukung Peran SDM yang Mumpuni
Kualitas dari lulusan bukan hanya dari sarana dan prasarana yang disediakan kampus namun juga didukung dengan kualitas dari tenaga pengajar atau dosen yang mumpuni. Begitu kiranya prinsip yang ditanamkan Sonedi sebagai Rektor UMPR. Menuju UMPR yang berdaya saing tinggi tentu membutuhkan adanya SDM yang berkualitas. Untuk mewujudkan hal tersebut, UMPR turut menyusun aturan serta memfasilitasi pembiayaan bagi dosen yang akan melanjutkan pendidikan S-3. “Kami selaku pimpinan juga memberikan motivasi dan bantuan sesuai dengan keuangan dari Universitas dalam rangka meningkatkan kualitas SDM dalam studi lanjut pendidikannya,” tambahnya. Hal ini dalam upaya mendukung jumlah Doktor di UMPR yang saat ini telah mencapai 31 orang. Walaupun sebenarnya jumlah ini masih kurang jika dibandingkan dengan jumlah dosen keseluruhan. Namun UMPR terus mendorong SDM-nya untuk dapat melanjutkan studi melalui budaya riset yang diterapkan.
Budaya riset dengan meningkatkan jumlah penelitian dan pengabdian masyarakat memang sudah difokuskan oleh Sonedi saat awal menjabat. “Ini menjadi prioritas utama saya sejak diamanahkan menjadi Rektor,” paparnya. Beberapa tahapan yang dilakukan yakni membuat peta kekuatan dosen UMPR dan melihat tantangan yang akan dihadapi. “Biasanya potensi dosen ini terkendala dengan pembiayaan,” tambahnya.
Oleh sebab itu, UMPR turut membuat aturan berupa biaya insentif akademik dosen dan menanggung biaya yang dikeluarkan untuk publikasi ilmiah hasil penelitian baik publikasi nasional sinta 1 atau sinta 2 serta publikasi internasional berupa scopus. UMPR juga turut bekerja sama dengan Majelis Diktilitbang dalam rangka penelitian tingkat nasional. Melalui strategi tersebut terjadi peningkatan yang sangat signifikan jumlah luaran penelitian dan PKM yang terpublikasi di jurnal nasional maupun jurnal internasional bereputasi. “Saya ambil contoh luaran hasil publikasi dosen pada jurnal internasional bereputasi khususnya Scopus berjumlah 81 dokumen publikasi. Jika dibandingkan pada tahun sebelum saya menjabat publikasinya hanya 6 dokumen. Begitu juga dengan publikasi dalam negeri terjadi peningkatan yang sangat signifikan,” paparnya.
UMPR ke Depannya
Ke depannya, Sonedi berharap agar UMPR dapat memperbaiki peringkat akreditasi pada masing-masing prodi. Termasuk akreditasi institusi yang menjadi baik sekali bahkan meraih akreditasi unggul. Ia juga berharap, prestasi yang diraih UMPR selama empat tahun belakangan ini dapat untuk dipertahankan dan ditingkatkan. Tentunya juga capaian akreditasi prodi agar dapat memperoleh Baik sekali juga menjalankan proses mutu melalui AMI. “Tidak lupa, yakni budaya riset baik pada tataran pimpinan dapat diterapkan dan menjadi contoh bagi dosen-dosen di lingkungan UMPR,” tambahnya. []APR
Be the first to comment