Fakultas studi Islam Universitas Muhammadiyah Riau (Umri) menggelar seminar internasional bersama Kolej Universiti Islam Perlis (KUIPs) dan Universitas Sultan Zainal Abidin (UniSZA) dengan tema ‘Harmonization of Sunnah Values in the Development of Islamic Society in the Industrial Era 4.0, Rabu (9/8/2023). Kegiatan dilaksanakan di Auditorium Kampus Utama Umri, jalan Tuanku Tambusai, Pekanbaru. Kegiatan dihadiri Rektor Umri Dr H Saidul Amin MA, Badan Pembina Harian (BPH) Umri, dosen dan seluruh mahasiswa Fakultas Studi Islam. Turut hadir Rektor KUIPs Prof (madya) Dr Muhamad Rozaimi bin Ramlee serta Rektor UnisZa Prof Madya Dr Zainab Binti Hj Mohd Shafie.
Rektor Umri Dr H Saidul Amin MA, dalam sambutannya mengatakan bahwa sudah banyak buku untuk membumikan sunnah salah satunya buku Syekh Yusuf Al-Qardhawi. “Untuk mengharmoniskan antara sunnah dan realitas para ahli-ahli agama memberikan beberapa statement, akan tetap boleh dicoba mendekatkan antara perkataan Allah SWT yang ada di langit dengan realita kehidupan manusia yang ada dibumi,” katanya.
Ia juga menyebut Muhammadiyah memiliki konsep tersendiri tentang sunnah dan dalam hal ini Muhammadiyah berdiskusi terlebih dahulu. “Ketika berbicara tentang aspek yang bersifat ushul kita akan ingat dengan Sami’na Wa Athona,” paparnya. Lebih lanjut ia berujar Muhammadiyah memiliki Trisula, yang memiliki peran penting dalam memahami ajaran agama yang sering kita sebut Bayani, Burhani, dan Irfani. “Walaupun asal dan konsep ini di populerkan oleh salah seorang pemikir liberal dari Arab sana akan tetapi Muhammadiyah memperbaiki konsep itu sehingga sejalan dengan konsep tarjih yang ada di Muhammadiyah,” ujarnya.
Ia berharap Trisula Muhammadiyah dapat menciptakan masyarakat Islam yang sesungguhnya. “Saya harap dengan seminar kali ini dapat memberikan manfaat dalam pemikiran kita sehingga menghadirkan keyakinan yang lebih hebat terhadap kebagusan sunnah Rasulullah dan menjadi landasan kehidupan kita,” pungkasnya.
Rektor KUIPs Prof (madya) Dr Muhamad Rozaimi Bin Ramle, menyebut seminar internasional akan membahas mengenai sunnah di era industri dan untuk mengetahui bahwa sunnah lebih luas. “Ramai orang berfikir sunnah adalah suatu yang berkaitan dengan aqidah dan ibadah, namun sebenarnya sunnah lebih luas dari pada itu. As-Sunnah an-Nabawiyyah yang merupakan sumber kepada pengetahuan dan sunnah bukan hanya berbicara tentang kepercayaan dan juga ibadah tetapi sunnah juga sumber ilmu sumber kepada kemajuan sebuah bangsa,” paparnya.
Ia juga menuturkan dalam lagu Sang Surya terdapat kalimat Sami’na wa atho’na yang mana umat muslim ayat tersebut menyatakan bahwa orang-orang mukmin yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya akan mendapat keberuntungan. “Dalam lagu sang Surya ada Sami’na wa atho’na artinya perlu belajar, Ilmu fardhu ‘ain adalah ilmu yang wajib dipelajari oleh setiap manusia, sedangkan ilmu yang fardhu kifayah adalah ilmu yang tidak perlu dipelajari semua orang,” tuturnya.
Ia juga mengatakan semua perkara baru dalam agama itu adalah bid’ah dan sebuah bid’ah adalah kesesatan. “Inovasi dalam aqidah dan ibadah tidak diperlukan oleh agama supaya umat Islam dapat memfokuskan kreativitas mereka dalam urusan bagaimana membangun negeri. Hari ini umat Islam menjadi umat yang pengguna bukan umat yang menciptakan,” katanya.
Ia berharap dengan seminar ini ada banyak inovasi baru yang diciptakan para mahasiswa yang nantinya bermanfaat untuk umat. “Semoga memberi manfaat maka teruskan pada bidang-bidang berikan manfaat kepada umat, ikhlaskan diri insyaAllah kita sekalian akan mendapatkan pahala,” pungkasnya. Disamping itu Prof Madya Dr Zainab Binti Hj Mohd Shafie, berharap dengan seminar yang dihadiri oleh mahasiswa jurusan keperawatan dapat berjaya di masa yang akan datang. “Dengan ilmu yang saya miliki saya akan berikan kepada adik-adik saya harap suatu hari ananda menjadi perawat yang berjaya dan memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat,” harapnya.
Be the first to comment