Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Gorontalo menunjukkan kesiapan penuh untuk menjadi tuan rumah Tanwir Muhammadiyah II tahun 2026. Hal ini terungkap dalam survei yang dilakukan oleh Sekretaris Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Muhammad Sayuti, pada Senin (25/8/2025) di Universitas Muhammadiyah Gorontalo (UMGO).
Ketua PWM Gorontalo, Dr. Sabara Karim Ngou, mengungkapkan optimisme yang tinggi. Ia menyebut bahwa Gubernur Gorontalo telah memberikan dukungan penuh, bahkan dengan rekomendasi resmi. “Bapak Gubernur sangat berharap Gorontalo ditetapkan sebagai tuan rumah Tanwir dan beliau telah memberikan dukungan penuh sampai status ini terwujud,” ujarnya.
Kesiapan Gorontalo bukan sekadar wacana. UMGO, sebagai pusat kegiatan, sedang mempersiapkan berbagai fasilitas. Rektor UMGO, Prof. Abd. Kadim Masaong, mengutarakan sejumlah sarana pendukung yang sudah tersedia dan sedang dibangun. “Ada tujuh komisi yang akan disiapkan ruang sidangnya,” jelasnya. Selain itu, ia menyebutkan fasilitas lain seperti ruang sidang, Gedung Dakwah Muhammadiyah, dan Masjid At-Tanwir yang targetnya selesai Agustus 2026. Rumah sakit juga akan disiapkan untuk mendukung kebutuhan acara. “Dari sisi SDM, kami memiliki pasukan yang cukup, mulai dari mahasiswa aktif, ortom seperti Tapak Suci, dan Kokam yang semuanya siap mendukung,” tambahnya.
Muhammadiyah Gorontalo telah berdiri sejak tahun 1928, namun belum pernah menjadi tuan rumah acara nasional. Dr. Sabara berharap kesempatan ini menjadi yang pertama untuk terakhir kalinya. “Muhammadiyah Gorontalo sudah lama berdiri namun belum pernah ada acara nasional Muhammadiyah di sini. Jadi, kami berharap percaya menjadi tuan rumah,” katanya.
Menanganggapi semangat ini, Muhammad Sayuti mengapresiasi kesiapan PWM Gorontalo. “Menjadi tuan rumah Tanwir bukanlah hal sederhana. Diperlukan kesiapan SDM dan sumber daya organisasi yang mampu,” tegasnya. Meskipun demikian, ia menekankan bahwa keputusan akhir masih menunggu hasil survei dan persetujuan resmi dari Pimpinan Pusat. Sayuti juga menambahkan, ada beberapa daerah lain yang juga mengajukan diri, seperti Riau, Palu, dan Kalimantan Tengah.
Dalam kesempatan tersebut, Sayuti juga menyinggung kiprah Muhammadiyah di kancah global. Ia menceritakan bahwa Muhammadiyah menjadi organisasi pertama dari Indonesia yang berhasil membuka sekolah di Australia. “99 persen biaya operasional ditanggung pemerintah setempat. Kini, Muhammadiyah juga sedang menjajaki pembukaan sekolah kedua di Sydney dan telah mendapat tawaran dari Jepang,” ungkapnya. Dengan dukungan penuh dari pemerintah daerah dan seluruh elemen Muhammadiyah, Gorontalo optimis dapat menjadi tuan rumah Tanwir Muhammadiyah 2026, menjadikannya tidak bersejarah bagi wilayah tersebut.
Be the first to comment