Prestasi membanggakan kembali ditorehkan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida). Tiga mahasiswa dari Program Studi D4 Teknik Laboratorium Medis (TLM) sukses meraih Juara 2 dalam Penilaian Kemajuan Pelaksanaan Program Kreativitas Mahasiswa Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah (PKP2 PTMA) 2025.
Kompetisi PKP2 PTMA diselenggarakan selama 2 hari pada 14-15 Oktober 2025 diikuti oleh mahasiswa dari seluruh PTMA di Indonesia yang menjadi wadah penting bagi pengembangan inovasi berbasis riset mahasiswa PTMA.
Para mahasiswa Umsida berhasil meraih penghargaan berkat inovasi mereka dalam mengolah limbah cangkang kupang menjadi bahan dasar obat luka diabetes.
Tim yang diketuai Lili Furqonati, bersama anggota Nur Khikmah dan Akhmad Hafizh Rifqianto, di bawah bimbingan Syahrul Ardiansyah, mengusung penelitian berjudul “Formulasi Nanoemulgel Berbahan Dasar Limbah Cangkang Kupang sebagai Obat Luka Ulkus Diabetikum.”
Inovasi ini berfokus pada pemanfaatan limbah cangkang kupang sebagai bahan aktif nanoemulgel yang mampu membantu penyembuhan luka akibat diabetes. Cangkang kupang dipilih karena mengandung zat kitin dalam kadar tinggi, senyawa alami yang diketahui efektif dalam proses regenerasi jaringan kulit.
Menurut Hafizh, ide tersebut muncul dari keprihatinan terhadap banyaknya limbah cangkang kupang di wilayah Sidoarjo, salah satu sentra produksi kupang terbesar di Indonesia.
“Awalnya kami hanya ingin membuat inovasi sederhana berbasis potensi lokal. Tapi setelah riset mendalam, kami melihat nilai ilmiah yang besar di balik limbah ini,” ujarnya, Senin (20/10).
Hasil kerja keras selama berbulan-bulan pun terbayar ketika tim ini berhasil menembus pendanaan PKM dan akhirnya meraih posisi kedua di ajang nasional tersebut.
Bagi Hafizh dan tim, keberhasilan ini tidak datang dengan mudah. Mereka telah dua kali mengikuti program PKM. Pada tahun sebelumnya, proposal mereka belum berhasil lolos pendanaan. Namun kegagalan itu justru menjadi bahan belajar berharga.
“Kami belajar dari pengalaman, memperbaiki proposal, dan melakukan riset lebih mendalam. Penelitian ini kami jalankan lebih dari tiga bulan, dengan banyak uji coba untuk menemukan formula yang pas,” tutur Hafizh.
Selama proses riset, tantangan utama datang dari keterbatasan waktu dan jarak. Ketiganya berasal dari luar Sidoarjo dan harus memanfaatkan masa libur semester untuk fokus meneliti.
“Kami memilih untuk tidak pulang kampung dan memanfaatkan waktu libur sepenuhnya untuk menyelesaikan penelitian ini,” tambahnya.
Dukungan penuh dari dosen pembimbing juga menjadi faktor penting. Tim selalu berkonsultasi untuk memastikan setiap formula yang diuji akurat dan konsisten.
Penelitian ini bukan sekadar ajang kompetisi, tetapi juga wujud komitmen mahasiswa Umsida dalam menghadirkan riset yang relevan dengan kebutuhan masyarakat.
“Kami ingin inovasi ini bisa terus dikembangkan hingga tahap uji klinis lebih lanjut. Agar dapat menjadi produk obat topikal yang bermanfaat bagi penderita luka ulkus diabetikum,” harap Hafizh.
Prestasi ini juga mempertegas kiprah mahasiswa Umsida sebagai bagian dari ekosistem riset PTMA yang mendorong kolaborasi antara sains, sosial, dan pengabdian kepada masyarakat.
Be the first to comment