Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Makassar (Unismuh Makassar) menunjukkan risetnya dalam pengembangan terapi kanker. Tim Program Kreativitas Mahasiswa Riset Eksakta (PKM-RE) berhasil melakukan penelitian inovatif bertajuk “Potensi Sinergis Cisplatin dan Ekstrak Eclipta alba dalam Induksi Sitotoksisitas Sel Kanker Serviks HeLa: Studi In Vitro.”
Penelitian ini menggali potensi kombinasi kemoterapi Cisplatin, obat standar kanker serviks, dengan ekstrak tanaman obat Eclipta alba (urang-aring) untuk meningkatkan efektivitas terapi sekaligus menekan efek samping yang sering dialami pasien.
Kanker serviks masih menjadi salah satu penyakit mematikan bagi perempuan di dunia, termasuk di Indonesia. Meskipun Cisplatin efektif dalam membunuh sel kanker, penggunaannya dalam jangka panjang dapat memicu toksisitas yang tinggi. Di sinilah Eclipta alba hadir sebagai kandidat pendamping terapi.
“Mereka mengkaji efek sinergis antara Cisplatin dan ekstrak Eclipta alba sebagai alternatif pengobatan berbasis bahan alam,” ujar Fityatun Usman selaku dosen pembimbing, saat dikonfirmasi Senin (27/10).
Hasil penelitian tahap awal ini memberi harapan terhadap pendekatan terapi kombinasi yang lebih aman dan efektif bagi pasien kanker serviks di masa depan.
Penelitian ini merupakan bagian dari program yang didukung Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) Kemdikbudristek, yang memberikan ruang bagi mahasiswa untuk berkontribusi dalam sains dan teknologi modern.
Menurut Fityatun, keterlibatan mahasiswa dalam riset kesehatan bukan hanya bentuk pengembangan akademik, tetapi juga kontribusi nyata terhadap masyarakat.
“Unismuh Makassar berkomitmen melahirkan inovasi kesehatan yang relevan dan berorientasi pada kemaslahatan manusia,” tuturnya.
Capaian ini memperkuat peran Unismuh Makassar dalam dunia penelitian biomedis, khususnya riset kanker berbasis kekayaan hayati Indonesia. Ke depan, riset ini diharapkan dapat melanjutkan pengembangan hingga uji lanjutan untuk memastikan efektivitas pada skala yang lebih besar.
Be the first to comment