Universitas Muhammadiyah (UM) Bima kembali menunjukkan kepeduliannya terhadap persoalan sosial dan lingkungan melalui program pengadaan air bersih di wilayah krisis air, tepatnya di Desa Sambori, Kecamatan Lambitu, Kabupaten Bima. Program ini merupakan hasil kolaborasi antara UM Bima, AikIte, dan Lazismu, serta menjadi tindak lanjut dari keterlibatan 13 mahasiswa UM Bima sebagai relawan dalam program kemanusiaan yang berlangsung pada 10-18 Oktober 2025.
Program tersebut bertujuan membantu masyarakat yang mengalami kesulitan akses air layak konsumsi, terutama di kawasan pedesaan dan pesisir. Melalui sinergi antara perguruan tinggi, lembaga sosial, dan masyarakat, UM Bima berharap kegiatan ini dapat menghadirkan solusi berkelanjutan bagi kesejahteraan warga.
Rektor UM Bima, Ridwan, menyampaikan apresiasi atas semangat mahasiswa dan mitra yang terlibat dalam program ini.
“Keterlibatan mahasiswa dalam program AikIte dan Lazismu ini menjadi bukti nyata implementasi nilai-nilai Al-Islam dan Kemuhammadiyahan di tengah masyarakat. Kami bangga karena mahasiswa tidak hanya belajar di ruang kelas, tetapi juga hadir langsung memberikan solusi atas permasalahan sosial seperti krisis air bersih,” ujarnya.
Sementara itu, Koordinator Relawan UM Bima, Taufiqurrahman, menjelaskan bahwa 13 mahasiswa yang diterjunkan telah mendapatkan pelatihan dan pembekalan sebelum turun ke lapangan.
“Mereka berperan aktif dalam survei lokasi, perencanaan distribusi air, hingga pendampingan masyarakat dalam pengelolaan sumber air bersih yang berkelanjutan,” ungkapnya.
Kepala Desa Sambori, M. Tahir, turut menyampaikan rasa syukur dan terima kasih atas kontribusi nyata yang diberikan.
“Alhamdulillah, kini masyarakat kami sangat terbantu. Sebelumnya warga harus menempuh jarak jauh untuk mendapatkan air. Dengan adanya pengadaan air bersih ini, aksesnya kini jauh lebih dekat,” tuturnya.
Melalui inisiatif ini, UM Bima menegaskan perannya sebagai kampus penggerak perubahan sosial yang senantiasa hadir di tengah masyarakat. Selain membantu memenuhi kebutuhan dasar warga, kegiatan ini juga menjadi sarana pembelajaran kontekstual bagi mahasiswa untuk menumbuhkan kepedulian terhadap isu lingkungan, kemanusiaan, dan keberlanjutan hidup masyarakat pedesaan.
Be the first to comment