Upaya internasionalisasi Perguruan Tinggi Muhammadiyah ’Aisyiyah (PTMA) kembali mendapatkan momentum penting. Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menjalin komunikasi strategis dengan Universitas Umm Al-Qura (UQU) Makkah dalam rangka memperluas jejaring akademik dan memperkuat kualitas sumber daya manusia Indonesia di tingkat global.
Pertemuan berlangsung pada Selasa (2/12) di Kampus UQU kawasan Al-Abidiyah, Makkah, dan menjadi tindak lanjut kerja sama yang telah terbangun antara kedua institusi. Pada kesempatan ini, Muhammadiyah dan UQU menegaskan komitmen untuk membuka lebih banyak peluang pendidikan, riset, dan pengembangan profesional bagi mahasiswa serta alumni PTMA.
Perkembangan pesat Arab Saudi dan negara-negara kawasan Timur Tengah telah meningkatkan permintaan tenaga profesional yang tidak hanya kompeten secara akademik, tetapi juga memiliki penguasaan bahasa Arab yang kuat. Bahasa Arab kini berfungsi lebih dari sekadar alat memahami ilmu keagamaan; ia telah menjadi keterampilan strategis di sektor kesehatan, teknologi, ekonomi, manajemen, hingga industri jasa profesional.
Kesamaan pemahaman ini menjadi landasan pembahasan utama dalam pertemuan antara delegasi Muhammadiyah dan pimpinan UQU. Delegasi dipimpin oleh Bendahara Umum PP Muhammadiyah, Hilman Latief, didampingi Sekretaris PP Muhammadiyah, Muhammad Sayuti, serta Sekretaris Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah, Ahmad Muttaqin. Dari pihak UQU hadir Wakil Rektor Bidang Pascasarjana dan Riset, Fahd Al-Zahrani, beserta jajaran pimpinan universitas.
Dalam pertemuan tersebut, Muhammadiyah memaparkan perkembangan terbaru PTMA—mulai dari peningkatan kapasitas riset, penguatan mutu akademik, pembukaan program studi strategis, hingga percepatan internasionalisasi. UQU menilai reputasi PTMA terus berkembang dan memiliki potensi besar menghasilkan lulusan unggul yang dapat melanjutkan studi hingga jenjang doktoral atau mengisi posisi profesional di sektor-sektor strategis Arab Saudi.

Selama ini kerja sama Muhammadiyah–UQU terfokus pada peningkatan kemampuan bahasa Arab mahasiswa dan alumni rumpun ilmu keagamaan. Ke depan, kedua pihak sepakat memperluas cakupan kolaborasi agar menjangkau lintas disiplin.
Dalam pertemuan, kebutuhan Arab Saudi terhadap tenaga profesional asal Indonesia juga menjadi sorotan. Bidang kesehatan menjadi sektor paling terbuka, terutama kebutuhan tenaga perawat dan tenaga medis lain. Penguasaan bahasa Arab dipandang sebagai kunci utama untuk mengakses peluang tersebut.
Selain kesehatan, peluang karier juga terbuka luas di bidang teknik, manajemen, ekonomi, teknologi informasi, serta sektor-sektor strategis lainnya yang ditopang proyek transformasi Arab Saudi dalam kerangka “Vision 2030”. Profesional Indonesia yang kompeten berbahasa Arab dinilai dapat lebih mudah mengakses peluang tersebut, sekaligus memperkuat peran Indonesia di kawasan Timur Tengah.
Transformasi besar-besaran di Arab Saudi membuka ruang kontribusi global bagi lulusan PTMA, terutama bagi mereka yang memiliki kombinasi kompetensi akademik, profesional, dan kemampuan bahasa Arab.
Pertemuan dengan UQU merupakan bagian dari agenda internasionalisasi PTMA yang terus diperluas. Universitas Umm Al-Qura sendiri tengah membangun jaringan kolaborasi global, khususnya dalam pengembangan program bahasa Arab bagi penutur asing, pertukaran akademik, dan penelitian bersama—semua ini selaras dengan kebutuhan PTMA yang sedang memperkuat kapasitas global.
Delegasi Muhammadiyah juga didampingi oleh sepuluh rektor PTMA dari berbagai wilayah—Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, DKI Jakarta, dan Sumatera Utara—serta kader dan pimpinan Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Arab Saudi, sebagian di antaranya merupakan mahasiswa UQU.
Be the first to comment