Haedar Nashir Dorong Sinergi PTMA Untuk Perkuat Respons Muhammadiyah untuk Aceh–Sumatera

Haedar Nashir Dorong Sinergi PTMA Untuk Perkuat Respons Muhammadiyah untuk Aceh–Sumatera
Haedar Nashir Dorong Sinergi PTMA Untuk Perkuat Respons Muhammadiyah untuk Aceh–Sumatera (Dok. Medkom PP Muhammadiyah)

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir, menegaskan pentingnya peran aktif Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah (PTMA) dalam memperkuat respons kemanusiaan Muhammadiyah terhadap bencana banjir yang melanda wilayah Aceh dan Sumatera.

Pesan tersebut disampaikan Haedar dalam Rapat Koordinasi Pimpinan Pusat Muhammadiyah bersama Forum Rektor PTMA yang digelar di Aula Kantor PP Muhammadiyah, Yogyakarta, Selasa (23/12/2025). Dalam forum tersebut, Haedar menekankan bahwa PTMA merupakan bagian integral dari skema One Muhammadiyah One Response (OMOR) dalam penanganan bencana.

Menurut Haedar, fase tanggap darurat bukanlah akhir dari kerja kemanusiaan Muhammadiyah. Tantangan yang lebih panjang justru terletak pada tahap rehabilitasi dan rekonstruksi yang membutuhkan konsistensi, kesabaran, dan keterlibatan seluruh elemen persyarikatan.

“Perjalanan masih panjang karena tahap rehabilitasi dan rekonstruksi menuntut peran aktif kita. Maka, kita harus terus bergerak,” ujar Haedar.

Haedar juga menegaskan bahwa Muhammadiyah kini semakin menunjukkan kemajuan dalam kapasitas penanganan bencana, baik di tingkat nasional maupun internasional. Hal tersebut tercermin dari tingginya kepercayaan publik dan soliditas internal persyarikatan.

Ia mengungkapkan bahwa dana hasil Infak Jumat warga Muhammadiyah yang dihimpun untuk korban bencana Aceh–Sumatera telah melampaui Rp39 miliar. Capaian ini, menurutnya, menjadi modal penting sekaligus pendorong optimisme untuk memperluas dampak kemanusiaan Muhammadiyah ke depan.

“Kita sekarang tidak lagi berada di posisi pinggir. Muhammadiyah telah ditempatkan sebagai organisasi yang berada di garda terdepan dalam pengalaman dan kapasitas penanganan bencana. Ini adalah tantangan nyata untuk kita wujudkan sebaik-baiknya,” jelasnya.

Dalam konteks tersebut, Haedar menyoroti urgensi sinergi antaramal usaha Muhammadiyah, khususnya antara PTMA dan Rumah Sakit Muhammadiyah. Menurutnya, hal ini berguna supaya kedepan AUM dapat memiliki skema yang baik dalam mengakselerasi langkah tanggap darurat kedepan.

“PTMA dan RS Muhammadiyah itu ibaratkan sayap bagi Muhammadiyah. SDM yang dimiliki sangat luar biasa dan harus terus dimaksimalkan untuk membangkitkan etos kemajuan dan spiritualitas sosial,” ungkap Haedar.

Lebih jauh, Haedar menekankan fungsi strategis PTMA sebagai pusat kajian akademik yang mampu melahirkan rekomendasi kebijakan berbasis riset. Ia mendorong PTMA untuk aktif melakukan kajian-kajian strategis yang relevan dengan kebutuhan kebangsaan dan selaras dengan visi gerakan Muhammadiyah.

“PTMA dapat menjadi pusat-pusat pengkajian akademis yang melahirkan inisiatif kebijakan. Karena itu, komunikasi antara PTMA dan Pimpinan Pusat Muhammadiyah harus terus diperkuat agar kajian yang dihasilkan sejalan dengan arah dan kiprah persyarikatan,” pungkasnya.

Dengan komitmen kolektif tersebut, Muhammadiyah melalui PTMA dan seluruh Amal Usaha diharapkan mampu terus memperkuat peran strategisnya dalam penanggulangan bencana, tidak hanya pada fase darurat, tetapi juga dalam proses rehabilitasi dan rekonstruksi. Sinergi keilmuan, kemanusiaan, dan spiritualitas berkemajuan menjadi modal utama Muhammadiyah untuk terus hadir memberikan solusi nyata bagi masyarakat dan bangsa.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*