Lampaui Kampus Terkemuka Asia, UMY Tembus Peringkat 13 Dunia Ilmu Politik Versi ScholarGPS

Lampaui Kampus Terkemuka Asia, UMY Tembus Peringkat 13 Dunia Ilmu Politik Versi ScholarGPS
Lampaui Kampus Terkemuka Asia, UMY Tembus Peringkat 13 Dunia Ilmu Politik Versi ScholarGPS

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) kembali menegaskan reputasinya di panggung akademik global. Dalam pemeringkatan ScholarGPS untuk kinerja riset lima tahun terakhir, UMY berhasil meraih peringkat ke-13 dunia dalam bidang Political Science, sekaligus menempatkan diri sebagai institusi terbaik di Indonesia dan Asia. Capaian ini bahkan melampaui sejumlah kampus terkemuka di kawasan, termasuk National University of Singapore (NUS).

Prestasi tersebut menandai pengakuan internasional atas konsistensi UMY—khususnya Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol)—dalam membangun tradisi akademik dan riset berkelanjutan.

Dekan Fisipol UMY, Ridho Al-Hamdi, menegaskan bahwa capaian ini bukanlah hasil instan, melainkan buah dari komitmen jangka panjang sivitas akademika yang dibangun hampir satu dekade terakhir.

“Prestasi ini lahir dari proses panjang. Ada konsistensi kepemimpinan, kontribusi para guru besar, serta kesungguhan dosen dalam mengembangkan riset dan tradisi akademik internasional,” ujar Ridho, Selasa (16/12).

Produktivitas Riset dan Dukungan Guru Besar

Pengakuan ScholarGPS tidak lepas dari tingginya produktivitas akademik dosen Fisipol UMY yang aktif mempublikasikan karya ilmiah di jurnal bereputasi internasional, baik yang terindeks Scopus, Sinta, maupun basis data global lainnya. Aktivitas riset yang berkelanjutan ini menjadi fondasi penting dalam memperkuat visibilitas dan dampak keilmuan UMY di tingkat dunia.

Academic Institutional Rankings Political Science UMY
Academic Institutional Rankings Political Science UMY, (Dok. UMY)

Ridho juga menyebut bahwa Fisipol UMY saat ini merupakan fakultas dengan jumlah guru besar terbanyak di lingkungan UMY, sebuah modal strategis dalam menjaga kualitas riset, pembinaan akademik, serta penguatan reputasi institusi.

Lebih dari sekadar capaian peringkat, keunggulan ilmu politik UMY terletak pada pendekatan nilai yang khas, yakni pengembangan Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Profetik. Pendekatan ini menempatkan ilmu pengetahuan tidak hanya sebagai konstruksi teoritis, tetapi juga sebagai instrumen etis untuk merespons persoalan publik.

“Di UMY, ilmu sosial dan politik tidak dikembangkan secara sekuler. Ia berada dalam kerangka profetik—berpihak pada kebenaran, keadilan, dan kemanusiaan,” jelas Ridho.

Konsep profetik tersebut menautkan ilmu politik dengan misi amar ma’ruf nahi munkar, yakni mendorong kebaikan dan mencegah ketimpangan dalam kehidupan sosial-politik. Dengan demikian, ilmu politik tidak berhenti pada analisis kekuasaan, tetapi hadir sebagai solusi atas persoalan demokrasi, tata kelola, dan krisis kepercayaan publik.

Ridho menegaskan bahwa ilmu politik harus memiliki daya guna sosial. Ia tidak boleh berhenti sebagai wacana akademik, melainkan harus mampu menjawab problem nyata yang dihadapi masyarakat.

“Ilmu politik harus solutif. Ia harus berbicara pada realitas, bukan sekadar menjadi teori di ruang kelas,” tegasnya.

Ke depan, Fisipol UMY menargetkan tidak hanya mempertahankan posisi terbaik di Indonesia dan Asia, tetapi juga menembus jajaran Top 10 dunia dalam bidang Political Science. Capaian ini diharapkan menjadi pemicu untuk terus meningkatkan kualitas riset dan kontribusi keilmuan, sekaligus memperkuat peran ilmu politik dalam menjawab tantangan demokrasi Indonesia.

Menurut Ridho, di tengah tingginya ketidakpercayaan publik terhadap institusi politik, ilmu politik memiliki tanggung jawab moral untuk menghadirkan perspektif berkemajuan, khususnya bagi generasi muda.

“Politik tidak identik dengan kekotoran. Kekuasaan justru harus ditaklukkan dan diarahkan untuk kepentingan rakyat,” pungkasnya.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*