
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Republik Indonesia (RI), Abdul Mu’ti, bersama dua wakil menteri, Fajar Riza Ul Haq dan Atip Latipulhayat, menyelesaikan rangkaian kunjungan silaturahmi dengan mengunjungi Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pertemuan ini bertujuan untuk mendengarkan masukan terkait kebijakan pendidikan yang telah diterapkan serta memperkuat sinergi dengan Muhammadiyah sebagai organisasi yang memiliki pengaruh besar terkait pendidikan di Indonesia.
Menurut Mu’ti, pertemuan ini sangat penting sebagai kesempatan untuk mendalami evaluasi dan mendapatkan saran dari Muhammadiyah yang selama ini telah menjadi garda terdepan dalam dunia pendidikan. “Kami berkomitmen mewujudkan pendidikan berkualitas untuk seluruh warga negara, sejalan dengan amanah Undang-Undang Pendidikan Nasional,” ungkapnya.
Mu’ti yang juga mengakui bahwa meskipun pendidikan merupakan hak dasar setiap anak, masih banyak daerah yang kesulitan mengakses pendidikan berkualitas. Ia yang juga sebagai tokoh penting di Persyarikatan pun menyoroti peran besar Muhammadiyah sebagai penyelenggara pendidikan terbesar di Indonesia. Muhammadiyah selalu hadir memberikan kontribusi nyata dalam meningkatkan kualitas pendidikan. “Masukan dari Muhammadiyah sangat penting, dan kami berharap bisa terus bekerja sama untuk memajukan pendidikan di tanah air,” tambahnya.
Selain itu, Mu’ti juga mengemukakan pentingnya memperluas akses pendidikan di wilayah yang sulit dijangkau. Dalam kesempatan tersebut, ia mengusulkan kerja sama dengan Lembaga Dakwah Komunitas (LDK) Muhammadiyah. Hal ini bertujuan untuk mengembangkan program pendidikan nonformal, termasuk penyediaan pembelajaran tanpa harus selalu mengandalkan gedung sekolah. “Di daerah-daerah yang terisolasi, anak-anak tetap perlu mendapatkan akses belajar meskipun tanpa bangunan sekolah fisik,” kata Mu’ti.
Pentingnya pendidikan sejak usia dini juga menjadi sorotan. Mu’ti menekankan bahwa pendidikan anak usia dini, seperti di Taman Kanak-Kanak (TK), dapat mendukung perkembangan optimal anak. “Anak-anak yang mendapatkan pendidikan di TK cenderung lebih siap secara emosional dan kognitif, sehingga kami mendorong agar setiap anak mulai belajar sejak usia dini,” jelasnya.
Selain itu, Mu’ti memperkenalkan program “7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat”. Tujuan dari program ini yaitu untuk membentuk karakter anak-anak Indonesia melalui kebiasaan sehari-hari yang positif, seperti bangun pagi, beribadah, berolahraga, makan sehat, dan tidur yang cukup. Program ini diharapkan bisa menjadi dasar dalam pembentukan karakter bangsa yang kuat dan berintegritas.
Mengakhiri kunjungannya, Mu’ti menyatakan bahwa kementeriannya siap menerima masukan lebih lanjut dari Muhammadiyah. Ia juga berkomitmen untuk terus memperbaiki sistem pendidikan Indonesia, baik di sekolah negeri maupun swasta. “Kami bertekad untuk memberikan layanan pendidikan yang berkualitas dan merata, demi kemajuan bangsa,” pungkasnya. Kunjungan ini semakin menegaskan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan lembaga pendidikan besar seperti Muhammadiyah, dalam mewujudkan visi pendidikan yang lebih inklusif dan berkualitas di Indonesia. []ic
Be the first to comment