Observatorium Universitas Muhammadiyah Makassar (Unismuh Makassar) kembali menegaskan perannya sebagai pusat pengembangan ilmu falak nasional. Kampus ini dipercaya menjadi lokasi pelaksanaan Rukyatul Hilal dan Bimbingan Teknis (Bimtek) Hisab Rukyat 2025 yang diselenggarakan Kementerian Agama Republik Indonesia, Ahad (21/12/2025).
Kegiatan berskala nasional tersebut diikuti peserta dari berbagai daerah dan mempertemukan akademisi, praktisi falak, serta pemangku kebijakan. Hadir di antaranya Tenaga Ahli Menteri Agama RI Bunyamin M. Yafid, Ketua Umum Asosiasi Dosen Ilmu Falak Indonesia Ahmad Izzuddin, Kepala Subdirektorat Hisab Rukyat Kemenag Ismail Fahmi, Kepala Subdirektorat Kepustakaan Islam Nur Rahmawati, serta Alamsyah selaku Ketua Panitia sekaligus Pengelola Observatorium Unismuh Makassar.
Mewakili pimpinan universitas, Ferdinand, dari Badan Pembinaan, Pengembangan, dan Pengamalan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (B4AIK) Unismuh Makassar menyampaikan apresiasi atas kepercayaan yang diberikan kepada Unismuh Makassar sebagai tuan rumah kegiatan nasional tersebut.
“Atas nama Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar, kami mengucapkan ahlan wa sahlan kepada seluruh peserta. Semoga kegiatan ini membawa keberkahan dan memperkuat pengembangan ilmu falak di perguruan tinggi,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa Unismuh Makassar secara konsisten mengembangkan ilmu falak sebagai bagian dari penguatan keilmuan Islam yang berpadu dengan sains dan teknologi. Melalui B4AIK, ilmu falak telah terintegrasi dalam mata kuliah wajib mahasiswa, khususnya pada semester empat dan lima.
“Mahasiswa tidak hanya belajar teori, tetapi juga memahami praktik hisab dan rukyat serta relevansinya dalam kehidupan keagamaan umat,” jelas Ferdinand.
Hisab Rukyat sebagai Ilmu dan Praktik Keagamaan
Tenaga Ahli Menteri Agama RI Bunyamin M. Yafid mengapresiasi kesiapan dan dukungan Unismuh Makassar dalam menyelenggarakan kegiatan tersebut. Menurutnya, observatorium kampus menjadi ruang strategis untuk mempertemukan teori dan praktik hisab rukyat.
“Kegiatan ini memberi pengalaman utuh bagi peserta, karena tidak hanya mempelajari konsep hisab rukyat, tetapi juga menyaksikan langsung proses rukyatul hilal,” ungkapnya.
Bunyamin menegaskan bahwa ilmu falak memiliki dasar syar’i yang kuat. Ia mengaitkan praktik hisab dan rukyat dengan ayat-ayat Al-Qur’an tentang hilal sebagai penanda waktu ibadah, serta perintah untuk bertanya kepada ahlinya dalam urusan keilmuan.
Pelaksanaan Rukyatul Hilal dan Bimtek Hisab Rukyat 2025 ini menjadi salah satu kontribusi Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah (PTMA) dalam pengembangan keilmuan Islam yang berkemajuan. Observatorium Unismuh Makassar dinilai tidak hanya berfungsi sebagai sarana akademik, tetapi juga sebagai pusat pembelajaran publik yang memperkuat sinergi antara negara, perguruan tinggi, dan komunitas ahli falak.
Be the first to comment