Mudabbiroh (pendamping/ tutor sebaya) Pesantren Mahasiswa KH Djamaluddin Amien (Pesmadina) Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar meraih juara kedua pada Lomba Ceramah Tingkat Nasional Alauddin Medical Competition Volume 5, Sabtu-Minggu (17-18/06/2023).
Fiqih Mahaputri, peraih juara dalam lomba tersebut, mengungkapkan bahwa kompetisi ini diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Negeri Makassar dengan tema “Membangun Persaudaraan dan Mengoptimalisasi Minat Bakat Melalui Kegiatan AMC Dalam Menghadapi Era Adaptasi Society 5.0”.
Menurutnya, peserta lomba ini berasal dari berbagai universitas di Indonesia. Mahasiswi Pendidikan Dokter Unismuh Makassar yang duduk di semester empat ini, yang juga merupakan salah seorang dari Pendamping Mahasiswa Pesmadina (Mudhobbirah/Tutor Sebaya), mengatakan bahwa dia tak menyangka bisa meraih juara.
“Saya tidak menyangka bisa juara karena kebetulan saat itu bertepatan dengan ujian di fakultas. Tapi, berkat dukungan dari orang tua, teman-teman, dan rekan-rekan tim di Pesmadina, saya semangat untuk mengikuti lomba,” ungkapnya. Ia menambahkan semua berangkat dari hasil pembinaan dan pembiasaan selama berada di Pesma. “Semoga prestasi ini bukan yang terakhir. Meski sebagai mahasiswi Pendidikan Dokter, kami harus membuktikan bahwa kami juga bisa bersaing,” paparnya.
Sementara itu, Sitti Chaerani Djaya SSos, MPd, Ketua Konsorsium Pesmadina Unismuh Makassar mengungkapkan Pesantren KH. Djamaluddin Amin (Pesmadina) sudah dari awal dicanangkan sebagai wadah resmi kaderisasi Ortom Muhammadiyah dan Ulama Muhammadiyah.
Sitti Chaerani Djaya juga menyatakan bahwa pihaknya berusaha membina dan mengembangkan bakat, kemampuan, dan talenta yang dimiliki mahasiswa. “Kami juga wajib memperhatikan pengembangan kemampuan diri tim pembina, sekaligus mendukung mereka untuk segera menyelesaikan program S1 dan melanjutkan ke jenjang berikutnya,” tambahnya.
Dia menambahkan bahwa pihaknya mengarahkan dan memfasilitasi pengembangan keterampilan yang diperlukan mahasiswa saat ini dan di masa depan. Ini termasuk memberikan atau mengikutkan mereka pada pelatihan atau kursus kepembinaan musyrif(ah), lomba di dalam kampus atau di luar kampus.
“Semua ini kami lakukan demi menyiapkan kader unggul yang dapat dimanfaatkan di jurusan atau fakultas mereka, atau di mana saja mereka berada, bahkan mungkin bisa memberikan manfaat di luar kampus Unismuh dan Muhammadiyah,” tutupnya.
Be the first to comment