Rektor Umpri, Ns Arena: Pencegahan dan Intervensi Dini Kunci Kurangi Gangguan Jiwa Berat di Masa Depan

Rektor Universitas Muhammadiyah Pringsewu (Umpri), Ns Arena Lestari, MKep SpKep JPhD (Dok. Umpri)
Rektor Universitas Muhammadiyah Pringsewu (Umpri), Ns Arena Lestari, MKep SpKep JPhD (Dok. Umpri)

“Masalah gangguan jiwa di era modern sekarang ini banyak dialami oleh usia produktif, bahkan sejak remaja. Depresi bisa terjadi pada masa kehamilan dan pasca persalinan.  Hal itu mempengaruhi pola asuh serta tumbuh kembang anak,” papar Rektor Universitas Muhammadiyah Pringsewu (Umpri), Ns Arena Lestari, MKep SpKep JPhD, saat menjadi narasumber pada Workshop “Penatalaksanaan Kesehatan Jiwa”. Agenda ini diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Pringsewu di Hotel Regency pada Rabu, 8/5/2024. Diikuti oleh puluhan tenaga kesehatan, termasuk dokter dan perawat/pengelola program jiwa dari berbagai instansi kesehatan di Kabupaten Pringsewu.

Dilansir dari laman umri.ac.id pada Rabu, 15/5/2024. Ns Arena membahas permasalahan seputar kesehatan jiwa mulai dari halusinasi, asuhan keperawatan pasien dengan perilaku kekerasan. Tidak hanya itu, ia juga menyinggung asuhan keperawatan pada pasien dengan defisit perawatan diri. Sehingga, ia menekankan pentingnya pelayanan kesehatan jiwa di masyarakat.

Rektor Umpri, Ns Arena Pencegahan dan Intervensi Dini Kunci Kurangi Gangguan Jiwa Berat di Masa Depan (Dok. Umpri)
Rektor Umpri, Ns Arena Pencegahan dan Intervensi Dini Kunci Kurangi Gangguan Jiwa Berat di Masa Depan (Dok. Umpri)

Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO),  Ns Arena menunjukkan sekitar 450 juta orang di seluruh dunia mengalami gangguan jiwa berat. Setidaknya, 10 hingga 20 persen diantaranya terjadi pada anak-anak dan remaja. Hal itu selaras dengan hasil Survei World Mental Health (WMH) menunjukkan peningkatan prevalensi gangguan psikotik pada usia 15-17 tahun, yang banyak terjadi sebelum usia 25 tahun.

Lebih lanjut, Ns Arena menjelaskan bahwa kesehatan jiwa tidak hanya berarti bebas dari penyakit atau kecacatan. Tetapi juga mencakup perasaan sehat, sejahtera, dan bahagia. Kesehatan jiwa melibatkan keserasian antara pikiran, perasaan, dan perilaku, serta kemampuan untuk merasakan kebahagiaan dalam kehidupan sehari-hari dan mengatasi tantangan hidup.

“Kesehatan jiwa adalah status kesehatan di mana individu sadar akan kemampuannya. Dapat mengatasi stres sehari-hari, bekerja produktif, dan memberikan kontribusi kepada komunitasnya,” terang Ns Arena.

Lingkup masalah kesehatan jiwa ini, lanjut Ns Arena, bersifat luas dan kompleks. Saling berhubungan dengan segala aspek kehidupan manusia. “Masalahnya tidak sedikit gangguan jiwa dialami para generasi di usia produktif, bahkan sejak usia remaja. Masalah kesehatan jiwa juga dapat terjadi pada masa kehamilan dan pasca persalinan, yang dapat mempengaruhi pola asuh serta tumbuh kembang anak,” paparnya.

Dari data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), Ns Arena menyoroti bahwa semakin lanjut usia, semakin tinggi gangguan mental emosional yang dideteksi. Menyadari pentingnya kesehatan jiwa yang optimal, Ia menekankan perlu meningkatkan pelayanan kesehatan jiwa. Diantaranya dilakukan dalam bentuk pelayanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Pelayanan kesehatan jiwa tersebut diberikan sepanjang rentang hidup manusia mulai dari persiapan pranikah, ibu hamil, anak dalam kandungan, bayi, toddler/balita, anak, remaja, dewasa sampai dengan lansia/ usia Lanjut. 

Ns. Arena juga menekankan perlunya tindakan preventif untuk mencegah berkembangnya kasus-kasus gangguan jiwa. Tindakan tersebut termasuk deteksi dini perubahan dan karakteristik remaja, serta identifikasi faktor risiko dan protektif, sehingga remaja dapat tumbuh menjadi individu dewasa yang matang secara fisik dan psikologis. “Oleh karena itu, perlu ada upaya peningkatan kesehatan jiwa masyarakat, pencegahan terhadap masalah kesehatan jiwa, dan intervensi dini harus menjadi prioritas untuk mengurangi gangguan jiwa berat di masa mendatang,” tandasnya. []Ron

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*