Mahasiswa Program Studi Kewirausahaan dari Universitas Muhammadiyah Bima, Adinda Riska Saputri, mengukir prestasi membanggakan dengan meraih medali perunggu dalam ajang bergengsi, Lombok Essay Competition 3 yang di gelar pada tanggal 09-10 Maret 2024. Keberhasilannya ini tidak hanya mencerminkan dedikasi dalam menulis, tetapi juga menjadi sorotan atas keindahan dan kearifan lokal yang terwakili dalam artikelnya tentang tenun Khas Bima.
Dalam kompetisi yang diikuti oleh peserta dari berbagai universitas di seluruh Indonesia, Riska menonjol dengan karyanya yang menggambarkan dengan indah kekayaan budaya dan sejarah di balik tenun Bima selain itu Riska mengangkat artikel dengan judul “Potensi dan dampak Industri Kreatif tenun khas bima dalam pengembangan kota kreatif di Kota Bima” Melalui esainya, ia berhasil menyoroti betapa pentingnya melestarikan warisan budaya lokal ini dalam era modern.
“Saya merasa sangat terhormat dapat berkontribusi dalam memperkenalkan keindahan tenun Bima kepada khalayak luas. Seni tradisional ini tidak hanya tentang kain, tetapi juga tentang identitas dan kebanggaan sebuah komunitas,” kata Riska dengan penuh semangat.
Dukungan dari dosen dan rekan-rekannya di Universitas Muhammadiyah Bima turut memperkuat semangat Riska dalam mengeksplorasi dan memperjuangkan kearifan lokal. Fajrin Hardinandar, S.E., M.E., C.SEM salah satu dosen pembimbingnya, menyatakan,
“Prestasi Riska adalah bukti nyata betapa pentingnya mahasiswa dalam menjaga dan mempromosikan kekayaan budaya bangsa kita. Kami bangga akan pencapaiannya ini.” Ujarnya.
Prestasi gemilang Riska dalam Lombok Essay Competition menjadi inspirasi bagi mahasiswa lain di Universitas Muhammadiyah Bima dan juga di seluruh Indonesia. Karya tulisnya telah membuka mata banyak orang akan keindahan dan makna yang terkandung dalam seni tradisional, sementara juga mengingatkan pentingnya pelestarian budaya lokal. Dengan semangatnya yang membara, Riska menandai jejaknya sebagai agen perubahan yang memperjuangkan kearifan lokal daerah untuk dikenal dan dihargai oleh dunia.
Be the first to comment