Sinergi Dua Kampus Muhammadiyah, Pendirian Fakultas Kedokteran UMT Masuki Tahap Akhir

Sinergi Dua Kampus Muhammadiyah, Pendirian Fakultas Kedokteran UMT Masuki Tahap Akhir
Sinergi Dua Kampus Muhammadiyah, Pendirian Fakultas Kedokteran UMT Masuki Tahap Akhir

Upaya Universitas Muhammadiyah Tangerang (UMT) untuk menghadirkan Fakultas Kedokteran kian mendekati kenyataan. Dengan pendampingan intensif dari Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) selaku universitas pembina, kesiapan pendirian Fakultas Kedokteran UMT kini dilaporkan telah mencapai 80 persen. Progres ini mengemuka dalam kunjungan resmi dan evaluasi menyeluruh yang berlangsung di Kampus Pusat UMT pada Jumat (28/11/2025).

Pertemuan strategis tersebut dibuka oleh Rektor UMT, Desri Arwen, yang menegaskan bahwa sinergi dua kampus Muhammadiyah ini menjadi momentum besar bagi penguatan ekosistem pendidikan kesehatan di Provinsi Banten.

“Kolaborasi ini bukan sekadar formalitas, tetapi langkah penting untuk melahirkan Fakultas Kedokteran yang unggul dan berkelanjutan,” ujarnya.

Keseriusan UMJ terlihat dari hadirnya jajaran pimpinan Fakultas Kedokteran dan Kesehatan (FKK) UMJ, di antaranya Wakil Rektor III Tria Astika Endah Permatasari, serta Dekan FKK UMJ, Tri Ariguntar Wikaning Tyas. Kehadiran mereka mengukuhkan komitmen pembinaan yang komprehensif dan berkelanjutan bagi UMT dalam menyiapkan fakultas kedokteran yang memenuhi standar nasional.

Komite Task Force Pendirian Fakultas Kedokteran UMT melalui Warsito, memaparkan capaian signifikan dalam waktu singkat. UMT telah menyiapkan Gedung A dan C sebagai pusat kegiatan akademik, mempercepat pemenuhan sarana-prasarana, serta menyelesaikan sebagian besar borang persiapan yang menjadi syarat utama perizinan.

Dekan FKK UMJ, Tri Ariguntar, mengapresiasi kemajuan cepat tersebut.

“Progres UMT sangat cepat dan impresif dalam dua bulan pendampingan. Borang persiapan sudah cukup lengkap,” ungkapnya.

Namun demikian, ia mengingatkan bahwa beberapa aspek penting perlu disempurnakan, seperti penetapan rumah sakit pendidikan utama, finalisasi kurikulum, serta pemenuhan dosen dan tenaga ahli yang memiliki komitmen penuh.

“UMT perlu merumuskan profil keunggulan lulusannya—apa yang akan menjadi pembeda lulusan dokter UMT ke depan,” tambahnya.

Wakil Rektor III UMJ, Tria Astika, menegaskan bahwa tujuan pendampingan bukan sekadar memeriksa kesiapan administratif, tetapi memitigasi seluruh risiko yang mungkin muncul dalam proses pendirian fakultas kedokteran.

“Secara administratif, kesiapan UMT sudah berada di angka 80 persen. UMJ siap mendukung penuh hingga seluruh standar kelayakan benar-benar terpenuhi,” tegasnya.

Pendampingan ini mencakup evaluasi sarana pembelajaran, kesiapan tenaga akademik, sistem penjaminan mutu, hingga kelayakan kerja sama rumah sakit pendidikan.

Kolaborasi antara UMT dan UMJ menjadi tonggak penting dalam memperkuat jaringan pendidikan Muhammadiyah, khususnya pada bidang kedokteran. Sinergi dua kampus ini diharapkan tak hanya memenuhi persyaratan pendirian fakultas, tetapi juga membentuk ekosistem pembelajaran yang kompetitif dan memiliki visi jangka panjang.

Pada akhirnya, pendirian Fakultas Kedokteran UMT diharapkan melahirkan tenaga medis unggul, berkarakter, dan mampu memberikan kontribusi besar bagi pembangunan kesehatan di Banten dan wilayah sekitarnya.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*