Terobosan dari Mahasiswa UMM: Kacamata Pintar Bantu Tunanetra Deteksi Obat

Terobosan dari UMM: Kacamata Pintar Bantu Tunanetra Deteksi Obat
Terobosan dari Mahasiswa UMM: Kacamata Pintar Bantu Tunanetra Deteksi Obat

Inovasi teknologi kembali hadir untuk menjawab persoalan sosial. Kali ini datang dari lima mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang berhasil menciptakan Vision Medichine. Sebuah kacamata pintar yang dirancang khusus untuk membantu penyandang tunanetra mendeteksi jenis obat. Proyek brilian ini berhasil mendapatkan pendanaan dari Kemendikbudristek RI, menunjukkan potensi besar dari ide yang berangkat dari kepedulian.

Ide ini bermula dari keprihatinan mendalam Fitra mahasiswa Informatika, dan timnya. Mereka menyadari betapa rentannya penyandang tunanetra menghadapi kesulitan saat mengidentifikasi obat-obatan, terutama dalam situasi mendesak.

“Kami sering mendengar berita tentang kesulitan tunanetra dalam mendeteksi obat. Aspek kesehatan ini sangat penting, jadi kami memutuskan untuk mengambil topik tersebut,” ungkap Fitra, salah satu penggagas proyek,  Kamis (7/8/2025).

Mengatasi Keresahan Penyandang Tunanetra

Vision Medichine tidak hanya sekadar kacamata. Alat ini merupakan perpaduan teknologi canggih, termasuk generatif AI dan voice assistant. Cara kerjanya pun cukup sederhana yakni pengguna hanya perlu mengarahkan kacamata ke obat yang ingin dideteksi. Kamera yang terintegrasi akan memindai kemasan, lalu perangkat akan membacakan nama dan informasi dasar obat secara real-time melalui  suara.

Tak hanya itu, fitur voice assistant juga memungkinkan pengguna untuk berinteraksi langsung. “Alat ini didukung voice assistant, jadi pengguna bisa bertanya  terkait data informasi,” tambah Fitra.

Desainnya yang ergonomis juga menjadi nilai tambah, membuat kacamata ini mudah dan nyaman digunakan sehari-hari tanpa perlu pelatihan teknis yang rumit.

Keberhasilan proyek ini adalah hasil kolaborasi mahasiswa Muhammadiyah dari berbagai disiplin ilmu, diantaranya:

  1. Al-Fitra Nur Ramdhani dari Program Studi Informatika
  2. Muhammad Hanif dari Program Studi Informatika
  3. Dwi Sukmawati dari Program Studi Farmasi
  4. Zaki Hanif dari Program Studi Teknik Elektro
  5. Riko Dwi Firmansya dari program studi Teknik Elektro

Proyek ini bermula dari keikutsertaan mereka dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) tingkat universitas. “Awalnya saya dari Prodi Informatika, dan waktu itu memang lagi gencar-gencarnya untuk ikut seleksi PKM. Alhamdulillah, kami lolos dan terpilih,” ujarv  Fitra.

Meskipun menghadapi tantangan teknis, seperti komponen kamera yang tidak berfungsi dengan baik saat uji coba lapangan, semangat tim tidak luntur. Dengan bimbingan dosen pembimbing, Galih Wasis Wicaksono, mereka terus berupaya menyempurnakan prototipe yang saat ini sudah mencapai 30-40%.

Inovasi Vision Medichine menjadi bukti nyata komitmen UMM dalam mencetak mahasiswa yang tidak hanya berprestasi di bidang akademik, tetapi juga peka terhadap isu-isu sosial. Kacamata pintar ini bukan sekadar alat, melainkan harapan baru bagi penyandang tunanetra untuk hidup lebih mandiri dan aman. []tz

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*