
Kehadiran parenting ‘Sad Beige Mom’ belum lama ini tengah ramai menjadi perbincangan jagat maya. Istilah itu menggambarkan sebuah gaya pengasuhan dan estetika yang mengedepankan penggunaan warna netral dan lembut seperti beige, putih, dan krem. Gaya pengasuhan ini diklaim dapat memberikan kesan klasik dan bersih.
Meski demikian, parenting ‘Sad Beige Mom’ masih dipertanyakan terkait dampak terhadap perkembangan psikis anak. Seperti yang dipaparkan oleh dosen Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Prof Dr Iswinarti, M Si.
Dilansir dari lama resmi UMM, Senin, (6/1). Prof Iswinarti mengatakan, variasi warna dalam stimulasi visual dan perkembangan kognitif anak sejak dini merupakan hal penting. Menurutnya, bayi berusia 2-3 bulan sangat responsif terhadap pergerakan benda dan suara untuk stimulasi penglihatan dan pendengaran.

“Sementara itu, penglihatan bayi cenderung menangkap warna-warna cerah atau kontras tinggi seperti hitam, putih, merah, dan kuning,” kata Iswinarti, belum lama ini.
Dia menekankan, tahap perkembangan stimulasi kognitif anak itu ditandai dengan kemampuan melakukan klasifikasi warna. Umumnya dimulai dari pengenalan warna-warna dasar seperti merah, kuning, dan hijau, hingga berkembang pada pemahaman warna kombinasi.
Di sisi lain, Iswinarti mengatakan bahwa warna dalam psikologi merupakan representasi dari emosional. Warna merah cerah menggambarkan keceriaan dan semangat, misalnya, atau hitam berarti kesedihan yang mendalam, dan lainnya.
“Sebab itu, ketika anak hanya diperkenalkan pada satu jenis warna yang tidak menarik perhatiannya, stimulasi kognisi anak berpotensi kurang optimal,” pungkasnya.
Iswinarti memahami bahwa perbedaan selera warna sebagai hal wajar. Dia menilai, penggunaan diksi ‘sad (kesedihan)’ dalam parenting ini merupakan hal yang cukup berlebihan. Sehingga, ia mengingatkan agar agar para orang tua tidak memaksakan preferensi pribadi kepada anak. Sebab, efeknya dapat mengganggu perkembangan psikis maupun kognitif anak
“Sejatinya, orang tua itu tidak boleh memaksa anak untuk menuruti kehendaknya pada anak. Karena ada satu unsur yang tak kalah penting dalam optimalisasi perkembangan anak, yaitu unsur stimulasi emosi yang tercermin dalam pola serta metode parenting orang tua terhadap anak,” paparnya.
Terakhir, Iswinarti menekankan bahwa variasi warna memainkan peran krusial selama periode stimulasi perkembangan anak. Ia mengimbau, agar para orang tua dapat lebih bijak memilih pendekatan yang lebih tepat dalam pengasuhan anak. []ron
Be the first to comment