UM Kendari Angkat Tema Keberlanjutan Bisnis Syariah dalam Konferensi Internasional

UM Kendari Angkat Tema Keberlanjutan Bisnis Syariah dalam Konferensi Internasional
UM Kendari Angkat Tema Keberlanjutan Bisnis Syariah dalam Konferensi Internasional

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) Universitas Muhammadiyah Kendari (UM Kendari) menjadi tuan rumah gelaran International Conference On Economics, Social Management, and Business (ICOESMB) yang ketiga pada hari Kamis (19/09/2024). Konferensi yang bertajuk “Keberlanjutan Bisnis di Era Digital dalam Konteks Syariah” ini berlangsung di Aula lantai 4 Gedung E UM Kendari dengan menghadirkan berbagai pembicara internasional dari Mesir, Afghanistan, Yaman, Malaysia, hingga Sulawesi Tenggara.

Dekan FEBI UM Kendari, Mustam SP MM dalam sambutannya menegaskan bahwa COESMB merupakan wujud ikhtiar fakultasnya untuk meraih keunggulan yang sejalan dengan visi dan misi FEBI untuk mengusung nilai-nilai islami.

“Konferensi ini bukan sekadar untuk memenuhi standar akreditasi, tapi lebih dari itu, kami berkomitmen untuk berperan dalam menghadapi isu-isu sentral pembangunan Indonesia, khususnya terkait bisnis syariah dan digitalisasi,” ujarnya.

Pembicara ternama dihadirkan dalam konferensi ini, termasuk Prof Dr Ir H Muhammad Nurdin MSc IPU ASEAN Eng dari UM Kendari, Salma Tarek Eid LLM dari Mesir, Fareed Ahmad Obaidy DBA BBA MM dari Afghanistan, Abdullah Abdulraoof Toha Al Maqtari MM dari Yaman dan ASSOC Prof Dr Muhammad Hakimi Mohd Shafiai dari Malaysia.

Dalam konferensi ini, Ketua Pinbas MUI Sultra yaitu Adi Yanto Saputra SPdI MPdI turut memberikan pandangannya mengenai keberlanjutan bisnis syariah, khususnya di wilayah Sulawesi Tenggara. Ia menyoroti potensi besar Sulawesi Tenggara dalam sektor perikanan. “Dari 17 kabupaten/kota, hanya satu yang tidak memiliki kelautan. Komoditas ini sangat potensial dikembangkan dengan prinsip syariah, yang menjunjung keadilan, transparansi, serta larangan riba dan gharar,” jelasnya.

Adi Yanto juga menekankan urgensi inovasi digital dalam bisnis syariah, seperti pengembangan platform e-commerce yang sesuai prinsip syariah, serta fintech syariah yang memfasilitasi layanan keuangan digital tanpa riba.

Konferensi ini merupakan kolaborasi antara UM Kendari dan Association of Muslim Community in ASEAN (AMCA).  Menurut Dekan FEBI UM Kendari, ICOESMB kali ini menutup rangkaian konferensi yang sebelumnya telah mengangkat tema-tema strategis seperti rantai pasok dan bisnis digital. “Tema bisnis syariah merupakan isu strategis yang menjadi perhatian dunia, terutama karena Indonesia dengan populasi Muslim terbesar di dunia memiliki potensi besar dalam industri syariah, mulai dari makanan dan minuman, farmasi, kosmetik, hingga pariwisata,” ungkap Mustam.

Data dari Dinar Standard yang dirilis di Dubai juga menyebutkan Indonesia sebagai negara ketiga dalam Global Islamic Economy Indicator (GIEI) di laporan State of the Global Islamic Economy (SGIE) 2023. “Ini adalah kebanggaan sekaligus tanggung jawab besar bagi Indonesia untuk menjadi pionir dalam pengembangan ekosistem bisnis syariah, dengan dukungan penuh dari pemerintah,” pungkas Mustam.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*