UM Mataram: Konsisten Melangkah Menuju Perbaikan Kualitas

Sebagai salah satu perguruan tinggi di Kota Mataram, UM Mataram (UMMAT) terus gigih mengupayakan pencapaian visi UMMAT sebagai universitas yang Islami, mandiri, unggul, dan berdaya saing. Bahkan, parameter dari visi tersebut tidak berhenti pada cakupan kedaerahan atau nasional saja. Sebagaimana disampaikan oleh Rektor UMMAT, Drs Abdul Wahab MA, dalam wawancaranya kepada Tim Redaksi PTM, UMMAT menargetkan capaian visinya hingga melingkupi kawasan Asia Tenggara (ASEAN). “Harapannya, visi ini bisa tercapai pada tahun 2028,” ujar Abdul Wahab. 

UMMAT telah berdiri lebih dari empat dekade di Indonesia, tepatnya sejak 13 Syaban 1400 H bertepatan dengan 25 Juni 1980. Pada saat pertama kali didirikan, hanya ada tiga fakultas di UMMAT, yakni Fakultas Keguruan, Fakultas Teknik Sipil, dan Fakultas Sosial Politik dengan tingkat Sarjana Muda. “Prodinya antara lain Prodi Pendidikan Moral Pancasila, Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia, Prodi Teknik Sipil, Prodi Administrasi Negara, Prodi Administrasi Niaga, dan Prodi Administrasi Pemerintahan,” sebutnya. Baru kemudian menyusul satu demi satu Fakultas Pertanian, penyesuaian nama menjadi Fakultas Teknik (sebelumnya Fakultas Teknik Sipil), penyesuaian nama menjadi Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan (sebelumnya Fakultas Keguruan), dan prodi-prodi lainnya. Saat ini, UMMAT memiliki total 33 prodi yang tersebar dalam 8 fakultas.

 

SDM dan Kemahasiswaan di UM Mataram

Abdul Wahab menyebutkan jumlah mahasiswa per akhir 2022 yakni sebanyak 9.854 mahasiswa. Berkenaan dengan kondisi kemahasiswaan yang terjadi di lingkungan UMMAT, Abdul Wahab menyebutkan keunikan bahwa UMMAT tidak mengalami penurunan jumlah mahasiswa sejak tahun akademik 2019, bahkan pada masa pandemi sekalipun. “Bahkan, di tahun 2020 jumlah mahasiswa UMMAT mengalami peningkatan,” tambahnya. 

Sejalan dengan jumlah mahasiswa yang terus bertambah, upaya peningkatan kapasitas mahasiswa pun terus dioptimalkan. UMMAT memiliki sepuluh unit kegiatan mahasiswa (UKM) dengan persentase keterlibatan mencapai 42% dari total mahasiswa. UKM tersebut di antaranya UKM Sasentra, UKM Mapala, Hizbul Wathan, UKM Komunitas Relawan, UKM Menawa, Tapak Suci, UKM Musik, UKM Kop Sukarela, UKM Bola, dan UKM Dimensi. Ruang-ruang yang mewadahi pengembangan kompetensi mahasiswa ini sejalan dengan prestasi-prestasi yang diraih oleh UMMAT setiap tahunnya. “Kami pernah menjadi Juara I Lomba Kejuaraan Pencak Silat Championship Internasional di Bali yang merupakan penghargaan di tingkat internasional,” ujarya. Akan tetapi, Abdul Wahab menambahkan bahwa jumlah prestasi ini masih bisa ditingkatkan lagi hingga bisa memenuhi standar IKU dan IKT aspek kemahasiswaan.

Jumlah total dosen di UMMAT mencapai total 313 orang dengan komposisi pendidikan terakhir S-2 sebesar 84,98% dan pendidikan terakhir S-3 sebesar 15,01%. Abdul Wahab mengungkapkan syukur sebab sekalipun jumlah ini masih perlu ditingkatkan, tetapi secara kuantitatif perkembangan SDM terus mengarah pada arah yang lebih baik. Terjadi peningkatan perkembangan dosen, baik jumlah dosen dengan jabatan fungsional maupun jumlah dosen yang telah tersertifikasi. 

 

UMMAT sebagai Amal Usaha Muhammadiyah

“Hingga saat ini, sumber keuangan UMMAT memang sebagian besarnya masih berasal dari mahasiswa,” ujar Abdul Wahab mengenai kondisi keuangan di UMMAT. Akan tetapi, UMMAT terus berusaha mengembangkan usaha untuk mencari sumber-sumber pendapatan baru, di antaranya seperti UPT Bisnis, Klinik Pratama, Rumah Sakit Muhammadiyah yang sedang dikembangkan di Lombok Timur, dan Muhammadiyah Boarding School. Sekalipun belum bisa mengisi porsi yang cukup sebagai sumber pendapatan, jumlah ini semakin lama semakin bertambah setiap tahunnya.

Beberapa alokasi keuangan UMMAT dianggarkan untuk mendukung proses pembelajaran, pelayanan kemahasiswaan, dosen, dan tenaga kependidikan, terutama dalam hal peningkatan kondisi sarana prasarana. Abdul Wahab menyebutkan salah satu penunjang sarana prasarana yang dilakukan oleh UMMAT seperti ruang perpustakaan modern dengan sistem pelayanan digital, lapangan olahraga, klinik, Sekretariat UKM, ruang laboratorium, hingga mimbar akademik.

 

Prioritas Tingkatkan Kualitas Pendidikan

Dari sebanyak 33 prodi yang ada di UMMAT, sejumlah 1 prodi telah terakreditasi A yaitu S-1 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Kemudian, sebanyak 21 prodi telah terakreditasi B dan 9 prodi telah terakreditasi Baik. “Terdapat 2 prodi yang sedang proses untuk pengajuan akreditasi yaitu Program Studi Ekonomi Syariah dan Program Studi Pendidikan Profesi Guru,” tambahnya. Ke depannya, UMMAT tetap punya komitmen untuk meningkatkan kualitas akreditasi prodi mereka demi perbaikan kualitas pendidikan.

Sejalan dengan akreditasi program studi, jumlah penelitian juga bisa menjadi indikator peningkatan kualitas pendidikan di UMMAT. Berkenaan dengan penelitian sendiri, jumlah tersebut mengalami penurunan dibandingkan sebelumnya. Bahkan, Abdul Wahab juga menambahkan bahwa hingga saat ini dosen-dosen yang ada di UMMAT belum berkesempatan untuk melakukan penelitian dalam skala internasional. Artinya, ke depannya diperlukan strategi untuk meningkatkan jumlah penelitian yang diperoleh, baik dari sumber dana internal, nasional, maupun internasional. 

Sekalipun demikian, UMMAT berhasil mengajukan satu paten untuk pertama kalinya dalam lima tahun terakhir. Selain paten pun, luaran-luaran lainnya seperti HKI, jurnal nasional, dan jurnal internasional mengalami peningkatan jumlah dibandingkan sebelumnya. “Bahkan, HKI yang sebelumnya hanya sejumlah 5, tahun 2022 bisa mencapai angka 29,” ujarnya.

 

Giat Perkuat Nilai Al-Islam dan Kemuhammadiyahan

Tidak hanya berfokus pada pembangunan sumber daya manusia dan penguatan pendidikan saja, tetapi UMMAT juga tidak lupa untuk mengasah poin catur dharma tentang penguatan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan. Oleh sebab hal ini penting untuk dimiliki dalam karakter sivitas akademika di lingkup perguruan tinggi Muhammadiyah/‘Aisyiyah, maka UMMAT mengadakan beberapa kegiatan-kegiatan keislaman.

Pertama, pengadaan kajian-kajian dan pengamalan Islam. Kegiatan yang diadakan misalnya KajiMu dan kultum-kultum. KajiMu bervariasi hingga setiap dua pekan sekali pada Sabtu subuh, juga kegiatan dengan para partisipan dikhususkan bagi perempuan. Kedua, Baitul Arqam untuk mahasiswa, dosen, tenaga kependidikan, dan para pimpinan. “Pelaksanaan Baitul Arqam ini penting dan memiliki standar kecukupan target pelaksanaan yang sudah ditetapkan langsung oleh PP Muhammadiyah,” ujar Abdul Wahab. 

Ketiga, sertifikasi Al-Qur’an bagi mahasiswa, tenaga kependidikan, dan dosen. Pelaksanaan program ini berjalan secara berkelanjutan setiap tahun akademik. Selain itu, UMMAT melalui LP3IK yang terus meningkatkan kualitas program ini. “Bahkan, ketika pandemi COVID-19, sertifikasi baca Al-Qur’an tetap bisa kita laksanakan secara virtual. Bagi dosen dan tenaga kependidikan pun, tindak lanjutnya bisa berupa sertifikasi hafalan Al-Qur’an yang dapat menjadi syarat perpanjangan kontrak maupun kenaikan jabatan,” paparnya.

Keempat, adanya pendidikan dan pengajaran Al-Islam di Kemuhammadiyahan dengan total bobot mencapai delapan SKS yang ditempuh hingga empat semester. Kelima, penerapan Islamisasi kampus yang terdiri atas kewajiban untuk berbusana sesuai dengan syariat Islam. Keenam, kaderisasi mubaligh mahasiswa UMMAT untuk memberikan beasiswa bagi mahasiswa yang berpotensi menghafal Al-Qur’an dan menjadi kader mubaligh di kalangan Muhammadiyah. Kedelapan, diskusi ketarjihan dan pembinaan dosen AIK. Dan, kesembilan, kemah dakwah sebagai upaya pembinaan AIK untuk ortom-ortom yang ada di lingkungan UMMAT. “Kegiatan ini didesain untuk internalisasi nilai ibadah, sekaligus membentuk jiwa kepemimpinan, kebersamaan, akhlak, dan loyalitas terhadap almamater UMMAT serta persyarikatan Muhammadiyah,” tutupnya.[] RAS

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*