Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya (UMTAS) terus memperluas kiprahnya di tingkat internasional. Kali ini, UMTAS berpartisipasi dalam forum internasional “Vice Chancellors’ Forum for Academic and Research Excellence (VCFARE) 2025”, yang diselenggarakan pada Jum’at (31/10) di Universiti Sultan Zainal Abidin (UniSZA), Kuala Nerus, Malaysia.
Forum yang digagas oleh Pejabat Timbalan Naib Canselor (Penyelidikan dan Inovasi) UniSZA bekerja sama dengan Pejabat Timbalan Naib Canselor (Akademik dan Antarabangsa) ini menjadi ajang penting bagi pimpinan universitas Islam dunia untuk memperkuat sinergi akademik lintas negara.
Kegiatan tersebut dihadiri oleh para Naib Canselor, Rektor, dan pimpinan perguruan tinggi dari berbagai negara, di antaranya Universiti Islam Sultan Sharif Ali (Brunei Darussalam), Umm Al-Qura University (Arab Saudi), International Islamic University Chittagong (Bangladesh), serta dua universitas dari Indonesia: Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya (UMTAS) dan Universitas Fort De Kock.
Membangun Konsorsium Perguruan Tinggi Islam Dunia
Forum ini membahas pembentukan konsorsium antar universitas Islam internasional yang akan menjadi platform kolaborasi strategis di bidang akademik, penelitian, pengembangan talenta, dan pengayaan pengalaman mahasiswa.

Dalam sambutannya, Naib Canselor UniSZA, Fadzli bin Adam, mengapresiasi kehadiran para delegasi dan menegaskan pentingnya memperkuat jejaring global antar universitas Islam. “Kerja sama lintas negara adalah langkah penting untuk menciptakan ekosistem pendidikan tinggi Islam yang unggul, berdaya saing, dan berorientasi pada kemaslahatan global,” ujarnya.
Sementara itu, Shukor bin Abd Razak, Timbalan Naib Canselor (Penyelidikan dan Inovasi) UniSZA, memaparkan rancangan awal pembentukan konsorsium. Menurutnya, forum ini akan berfokus pada empat bidang utama:
- Kerja sama akademik, yaitu peningkatan kualitas pembelajaran, kurikulum, dan mobilitas akademik.
- Penelitian dan inovasi, berupa riset kolaboratif, publikasi, serta pengembangan inovasi bersama.
- Pengembangan talenta, seperti penguatan kompetensi dan kepemimpinan staf akademik maupun administratif.
- Pengembangan mahasiswa, yaitu pertukaran budaya, kepemimpinan, dan program pengabdian lintas negara.
Puncak forum ditandai dengan penandatanganan Letter of Intent (LoI) antara UniSZA dan universitas mitra internasional. Dari pihak UniSZA, dokumen ditandatangani oleh Fadzli bin Adam, sedangkan dari pihak universitas mitra ditandatangani langsung oleh para Rektor atau Naib Canselor.
Rektor UMTAS, Neni Nuraeni, turut menjadi salah satu penandatangan LoI tersebut. Kehadiran UMTAS dalam forum ini mempertegas komitmen Perguruan Tinggi Muhammadiyah ‘Aisyiyah (PTMA) untuk memperkuat jejaring global, membuka kolaborasi riset lintas negara, serta memperluas ruang mobilitas akademik mahasiswa dan dosen.
Ketua Kantor Kerja Sama dan Urusan Internasional (KKUI) UMTAS, Aceng Sambas, yang mendampingi Rektor dalam forum, menyebut kegiatan ini sebagai momentum strategis bagi universitas Islam untuk bersatu dalam satu visi global.
“Partisipasi UMTAS dalam VCFARE 2025 adalah sebagai upaya memperluas jejaring internasional, memperkuat riset kolaboratif, dan membuka peluang double degree serta pertukaran mahasiswa. Kami berharap, forum ini menjadi cikal bakal terbentuknya konsorsium universitas Islam dunia yang unggul, inovatif, dan berkontribusi bagi kemanusiaan,” ujar Aceng.
Be the first to comment