Sebagai bentuk implementasi Islam Rahmatan Lil Alamin Universitas Muhammadiyah Sorong (UNIMUDA) memberikan Pendidikan Berkualitas untuk Semua Agama. Pendidikan inklusif di Papua ini menjadi contoh nyata toleransi beragama di dunia pendidikan tinggi Indonesia.
Di tanah Papua yang kaya akan keberagaman, UNIMUDA Sorong berhasil menciptakan lingkungan akademik yang harmonis. Mahasiswa Muslim, Katolik, dan Protestan belajar bersama dalam satu kampus dengan penuh saling menghargai.

Keunikan UNIMUDA terletak pada komitmennya menerima mahasiswa lintas agama. Kampus Muhammadiyah ini tidak membatasi diri hanya untuk mahasiswa Muslim. Justru, keterbukaan ini menjadi kekuatan dalam membangun karakter bangsa yang Bhinneka Tunggal Ika.
Rektor UNIMUDA Sorong, Rustamadji menegaskan bahwa visi pendidikan di Sorong sejalan dengan cita-cita Muhammadiyah. Sejak awal berdiri, universitas ini menerapkan kebijakan berdasarkan UU Sistem Pendidikan Nasional Pasal 12 ayat 1.
Kebijakan tersebut menjamin hak mahasiswa mendapat pendidikan agama sesuai keyakinan. Pendeta mengajar murid Katolik, pendeta untuk murid Protestan, dan ustaz untuk murid Muslim.
“Toleransi harus dibumikan, bukan sekedar slogan,” tegas Rektor Rustamadji dikutip dari Republika, Kamis (17/7). Pernyataan ini mencerminkan komitmen nyata UNIMUDA dalam menciptakan pendidikan berkualitas untuk semua.
Kisah Inspiratif Biarawati Lulusan UNIMUDA

Regina Hale adalah bukti keberhasilan model pendidikan UNIMUDA. Biarawati lulusan PGSD tahun 2020 ini kini mengajar di SD YPPK ST. Stevanus Aimas, Sorong.
Awalnya, Regina ragu kuliah di kampus Muhammadiyah karena usianya yang menginjak 41 tahun dan juga latar belakang agama yang berbeda. Namun, betapa hangatnya gunung mengubah keraguan menjadi semangat belajar.
“Saya bersyukur bisa kuliah di UNIMUDA. Toleransinya luar biasa,” ungkap Regina. Beasiswa penuh dari Yayasan Bintang Timur memungkinkan dirinya fokus belajar tanpa beban biaya.
Ada juga Suster Emerensiana yang saat ini duduk di semester enam Prodi Pendidikan Guru PAUD, seorang Biarawati muda ini juga merasakan atmosfer kampus yang sangat mendukung.
“Dosen-dosen sangat baik dan membantu. Tidak ada diskriminasi sama sekali,” kata Emerensiana. Bahkan, dosen sering memberikan kepercayaan khusus kepadanya untuk membantu teman-teman sekelasnya.
Biara kedua ini menjadi bukti nyata bahwa UNIMUDA berhasil menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan berkualitas.
UNIMUDA Sorong menerapkan sistem pembelajaran agama yang sangat menghormati keyakinan siswa. Mahasiswa Katolik diajar oleh pendeta, mahasiswa Protestan dibimbing pendeta, sedangkan mahasiswa Muslim mendapat pengajaran dari ustaz.
Sistem ini memenuhi standar pendidikan nasional sekaligus menghargai keberagaman. Hasilnya, siswa merasa nyaman dan dapat mengembangkan spiritualitas sesuai keyakinan masing-masing.
Model pembelajaran ini juga mencerminkan pemahaman Islam yang inklusif. UNIMUDA membuktikan bahwa mempertahankan identitas keislaman tidak berarti eksklusif atau tertutup.
Dampak Positif Bagi Pembangunan Papua
Kehadiran UNIMUDA memberikan kontribusi besar bagi pembangunan sumber daya manusia di Papua. Para lulusan dari berbagai agama kini mengabdi di sektor pendidikan yang sangat dibutuhkan Papua.
Regina Hale adalah contoh nyata dampak positif ini. Sebagai guru SD, ia tidak hanya kompeten secara akademik, tetapi juga menjadi jembatan harmoni antar umat beragama di sekolahnya.
Pengalaman toleransi di UNIMUDA menjadi modal berharga Regina dalam mengajar di lingkungan multikultural. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan inklusif menghasilkan lulusan yang siap menghadapi tantangan keberagaman.
Model pendidikan UNIMUDA berkontribusi pada terciptanya keharmonisan sosial di Papua. Mahasiswa dari berbagai agama yang belajar bersama akan menjadi agen perdamaian di masyarakat.
UNIMUDA Sorong memberikan inspirasi berharga bagi seluruh Perguruan Tinggi Muhammadiyah di Indonesia. Toleransi yang diterapkan justru memperkuat identitas keislaman, bukan nafsunya. Keterbukaan terhadap keberagaman membuat nilai-nilai yang inklusif semakin nyata.
Meski telah menunjukkan prestasi yang memuaskan, UNIMUDA masih menghadapi tantangan dalam pengembangan model pendidikan inklusif. Keterbatasan sumber daya mengajar lintas agama, kebutuhan fasilitas yang mendukung keberagaman, dan pemahaman masyarakat tentang konsep pendidikan inklusif menjadi tantangan utama.
Solusinya meliputi kerjasama dengan lembaga keagamaan untuk penyediaan pengajar, dukungan Pimpinan Pusat Muhammadiyah untuk pengembangan fasilitas, dan sosialisasi model pendidikan inklusif untuk masyarakat luas.
Keberhasilan UNIMUDA menjadi inspirasi bagi seluruh PTM untuk mengembangkan pendidikan yang berkualitas, inklusif, dan berkarakter. Inilah wujud nyata Islam rahmatan lil alamin dalam dunia pendidikan Indonesia. []zy
Be the first to comment