Universitas Muhammadiyah Enrekang (UNIMEN) kembali menegaskan komitmennya sebagai kampus berlandaskan nilai Islam berkemajuan. Hal ini diwujudkan melalui penyelenggaraan Baitul Arqam (BA) yang dipusatkan di Auditorium Kampus I UNIMEN pada 22–23 Agustus 2025.
Kegiatan yang digelar selama dua hari ini diikuti oleh ratusan pimpinan, dosen, dan tenaga kependidikan. Melalui forum perkaderan ini, UNIMEN ingin memperkokoh pemahaman keislaman civitas akademika sekaligus memperkenalkan ideologi Muhammadiyah, khususnya bagi dosen dan staf baru.
Ketua Lembaga Pengkajian, Pengamalan, dan Pengembangan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (LP2AIK) UNIMEN, Achmad Dahlan Muchtar, S.Pd.I., M.Pd., menekankan bahwa Baitul Arqam merupakan keniscayaan bagi setiap insan PTMA.
“BA adalah ruang penting untuk meneguhkan pemahaman keislaman sekaligus mengenalkan cara Muhammadiyah memahami Islam. Harapannya, seluruh civitas akademika mampu mengamalkan Islam sesuai Al-Qur’an dan Sunnah,” ujar pria yang akrab disapa Ustadz ADM.
Ia menambahkan, meski forum ini berlangsung singkat, penguatan ibadah praktis akan berlanjut melalui kajian rutin setiap dua pekan sekali yang diselenggarakan LP2AIK.
Komitmen Rektor: Literasi Al-Qur’an Jadi Standar Lulusan
Rektor UNIMEN, Dr. Drs. H. Syawal Sitonda, M.Ag., dalam sambutannya menegaskan bahwa penguatan keislaman tidak hanya menyasar dosen dan staf, tetapi juga mahasiswa.
“Ke depan, tidak boleh ada mahasiswa UNIMEN yang lulus tanpa tuntas baca tulis Al-Qur’an dan hafalan shalatnya. Regulasi yang ketat akan kita buat untuk memastikan hal ini menjadi standar lulusan,” tegas Syawal.
Sementara itu, Dr. KH. Mawardi Pewangi, M.Pd.I., Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulawesi Selatan yang hadir sebagai narasumber, mengingatkan adanya keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah terkait standar penguatan keislaman di Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah (PTMA).
Dalam putusan tersebut, seluruh dosen PTMA diwajibkan menghafal Juz 30, sementara pimpinan dituntut menguasai Juz 29 dan 30. Adapun mahasiswa diwajibkan menghafal minimal 18 surat pendek.
“Ini bukan sekadar formalitas. Dengan hafalan dan pemahaman Al-Qur’an, kita ingin memastikan dosen, pimpinan, dan mahasiswa benar-benar menjadikan Islam sebagai dasar gerakan akademik dan sosial,” ungkap Mawardi.
Ia juga mendorong agar dosen dan staf UNIMEN aktif dalam kepengurusan Muhammadiyah di cabang maupun ranting, sehingga keberadaan kampus semakin terasa manfaatnya di tengah masyarakat.
Baitul Arqam di UNIMEN menjadi bukti konsistensi PTMA dalam menjaga identitas keislaman di dunia pendidikan tinggi. Melalui penguatan ideologi, praktik ibadah, hingga keterlibatan dalam persyarikatan, UNIMEN berkomitmen mencetak lulusan yang bukan hanya unggul secara akademik, tetapi juga berkarakter Islami.
Be the first to comment