UNIMMA Dorong Pengelola Sarhunta Borobudur Tingkatkan Kualitas Komunikasi Pariwisata

UNIMMA Dorong Pengelola Sarhunta Borobudur Tingkatkan Kualitas Komunikasi Pariwisata
UNIMMA Dorong Pengelola Sarhunta Borobudur Tingkatkan Kualitas Komunikasi Pariwisata

Dua dosen Program Studi Ilmu Komunikasi (Ilkom) Fakultas Psikologi dan Humaniora (FPH) Universitas Muhammadiyah Magelang (UNIMMA), Lintang Muliawanti dan Dwi Susanti, menjadi narasumber dalam kegiatan Pelatihan, Sertifikasi, dan Pendampingan Aktivasi Sarana Hunian Pariwisata (Sarhunta) di kawasan Pariwisata Borobudur.

Program yang digagas oleh Badan Otorita Borobudur (BOB) ini berlangsung pada Selasa (7/10) di Balkondes Karangrejo, diikuti oleh 30 peserta yang merupakan pengelola homestay dan pelaku usaha pariwisata lokal.

Keterlibatan UNIMMA dalam kegiatan ini merupakan bagian dari implementasi kerja sama antara Program Studi Ilmu Komunikasi UNIMMA dan BOB, sebagai bentuk kontribusi akademisi dalam meningkatkan kapasitas komunikasi dan pelayanan masyarakat di sektor pariwisata.

Dalam sesi pertama, Lintang Muliawanti menyampaikan materi tentang Komunikasi Kerja Efektif di Lingkungan Kerja, menekankan pentingnya komunikasi yang baik dalam menciptakan pengalaman positif bagi wisatawan.

“Komunikasi efektif menjadi kunci untuk meningkatkan kepuasan tamu, mencegah kesalahpahaman, dan membangun reputasi layanan yang berkelanjutan. Terapkan prinsip 3C: Clarity, Courtesy, dan Consistency dalam setiap interaksi,” jelasnya.

Lintang juga membawakan materi Komunikasi Lintas Budaya, mengajak peserta memahami nilai-nilai budaya Jawa sebagai bagian dari pelayanan yang berkarakter.

“Setiap tamu membawa budayanya sendiri, dan kita adalah jembatan makna. Jadilah wajah ramah Borobudur bagi dunia, karena hospitality is not just service, it’s our culture,” tambahnya.

Sementara itu, Dwi Susanti memberikan materi English for Hospitality, yang berfokus pada praktik komunikasi dasar berbahasa Inggris dalam layanan tamu, seperti greeting and welcoming guest, offering help, serta simple requests.

Kegiatan dikemas interaktif melalui simulasi, studi kasus, dan diskusi kelompok agar peserta dapat langsung mempraktikkan keterampilan yang dipelajari.

Sri Puji Astuti, salah satu peserta dari Griya Safira, mengaku memperoleh pengalaman berharga dari pelatihan ini.

“Saya jadi lebih sadar bahwa komunikasi itu bukan hanya soal berbicara. Setelah ini, saya akan lebih terbuka dengan tamu, merangkum kritik dan saran, serta tetap santun menerima perbedaan budaya tanpa kehilangan budaya sendiri,” ujarnya.

Melalui kolaborasi ini, UNIMMA berkomitmen untuk terus memperkuat peran akademisi dalam membangun ekosistem pariwisata yang berdaya saing, ramah budaya, dan berkelanjutan, khususnya di kawasan destinasi wisata unggulan seperti Borobudur.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*