Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar kembali menegaskan komitmennya dalam memperkuat ideologi dan kepemimpinan Islam berkemajuan. Hal ini tercermin melalui pelaksanaan Darul Arqam Pimpinan Utama yang digelar selama empat hari, 8–11 November 2025, di Balai Sidang Muktamar ke-47 Kampus Unismuh.
Kegiatan strategis ini diikuti oleh 61 pimpinan utama universitas, yang terdiri atas Badan Pembina Harian (BPH), rektor dan wakil rektor, ketua badan, direktur, kepala lembaga, hingga dekan dan wakil dekan.
Darul Arqam dibuka secara resmi oleh Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sulawesi Selatan, Ambo Asse, dan turut dihadiri oleh Wakil Ketua MPKSDI PP Muhammadiyah, Faiz Rafdhi, Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah Irwan Baadillah, serta Rektor Unismuh Makassar, Abd. Rakhim Nanda.
Rektor Unismuh, Abd. Rakhim Nanda, menegaskan bahwa Darul Arqam merupakan bagian integral dari sistem perkaderan kampus yang wajib diikuti seluruh dosen dan tenaga kependidikan.
“Seluruh pimpinan dan karyawan Unismuh, tanpa kecuali, akan mengikuti Darul Arqam hingga sembilan gelombang selama periode saya menjabat,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa sertifikat syahadah Darul Arqam akan menjadi syarat formal bagi dosen dan pejabat yang hendak mengurus jabatan fungsional maupun promosi jabatan.
Menurutnya, kebijakan ini bukan sekadar administratif, melainkan bagian dari upaya ideologis untuk menyatukan pandangan, nilai, dan semangat keislaman seluruh sivitas akademika.
Wakil Ketua MPKSDI PP Muhammadiyah, Faiz Rafdhi, mengapresiasi langkah Unismuh yang menempatkan kaderisasi sebagai prioritas utama.
“Ada korelasi positif antara aktifnya perkaderan dan harmonisasi dalam amal usaha Muhammadiyah. Kampus yang rutin melaksanakan Darul Arqam biasanya lebih solid dan bebas dari konflik internal,” ujarnya.
Faiz menegaskan bahwa perkaderan utama seperti Darul Arqam dan Baitul Arqam merupakan ibadah mahdhah dalam konteks gerakan Muhammadiyah—memiliki kurikulum, tata tertib, dan nilai yang harus dijalankan dengan disiplin.
“Ideologi itu ibarat pohon. Jika akarnya kuat, batang dan cabangnya akan kokoh menghadapi badai zaman,” tegasnya.
Dalam pidato pembukaannya, Ambo Asse mengutip ayat Udkhulu fis-silmi kaffah untuk menegaskan pentingnya pemahaman Islam secara menyeluruh bagi setiap pimpinan universitas.
“Pimpinan utama harus menjadi Muslim kaffah, dari ujung rambut hingga ujung kaki,” ujarnya.
Ia menekankan bahwa pimpinan harus menjadi teladan dalam akidah, ibadah, akhlak, dan muamalah, sekaligus menjadi sumber keteladanan bagi dosen dan mahasiswa.
Ambo juga mengingatkan pentingnya peran dosen bukan hanya sebagai pengajar, tetapi juga sebagai pencerah dan pembimbing spiritual.
“Setiap pertemuan dengan mahasiswa sebaiknya diawali dengan nasihat agar mereka tercerahkan secara intelektual dan spiritual,” pesannya.
Darul Arqam Pimpinan Utama Unismuh Makassar mendapat apresiasi dari Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah karena dinilai menjadi model perkaderan Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah (PTMA) di kawasan timur Indonesia.
Dalam penyerahan peserta secara simbolis, Irwan Baadillah menegaskan bahwa kegiatan ini bukan hanya agenda formal, tetapi juga gerakan ideologis untuk memastikan kesinambungan dakwah Muhammadiyah di perguruan tinggi.
“Darul Arqam adalah proses regenerasi yang meneguhkan identitas Muhammadiyah di lingkungan akademik,” ujarnya.
Selama empat hari, para peserta mengikuti program intensif dengan bimbingan instruktur nasional dari PP Muhammadiyah dan PWM Sulsel, yang menyampaikan materi seputar ideologi, kepemimpinan Islam, dan spiritualitas Muhammadiyah.
Be the first to comment