Universitas Muhammadiyah Purworejo (UMPWR) kembali menunjukkan komitmennya dalam pengabdian masyarakat berbasis riset dan kolaborasi lintas perguruan tinggi. Melalui Program Kosabangsa (Kolaborasi Sosial Membangun Masyarakat) 2025, UMPWR menggandeng Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Rajawali (STIERA) Purworejo dalam membangun model pengembangan desa tangguh bencana sekaligus sentra kopi ramah energi di Desa Donorejo, Kabupaten Purworejo.
Program ini diluncurkan secara resmi pada Kamis (6/11/2025) sebagai bagian dari inisiatif Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM), Ditjen Riset dan Pengembangan (Risbang), Kemendiktisaintek.
Desa Tangguh Bencana dan Sentra Kopi Energi Bersih
Kegiatan pengabdian bertajuk “Pengembangan Desa Tangguh Bencana: Penerapan Alat Deteksi Longsor dan Sistem Pengolahan Kopi Berbasis Sel Surya di Desa Donorejo” ini menggabungkan dua fokus utama: mitigasi risiko bencana dan peningkatan ekonomi desa melalui pemanfaatan energi terbarukan.
Ketua Pelaksana Program dari STIERA, Adi Sucipto, menjelaskan bahwa Desa Donorejo memiliki potensi ganda yang menarik.
“Wilayah ini memang rawan longsor karena kondisi geografisnya, tapi juga punya prospek ekonomi dari komoditas kopi. Melalui Kosabangsa, kami memperkenalkan alat deteksi dini longsor yang dirancang untuk memberi peringatan cepat, agar masyarakat lebih siap menghadapi risiko bencana,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Tim Pendamping dari UMPWR, Suyitno, menambahkan bahwa tim juga mengembangkan sistem pengolahan kopi berbasis energi bersih.
“Pemanfaatan panel sel surya memungkinkan proses produksi kopi tetap berjalan efisien meski terjadi kendala listrik. Ini sejalan dengan semangat UMPWR mendorong penerapan teknologi terbarukan di masyarakat,” jelasnya.
Sinergi Perguruan Tinggi dan Masyarakat
Program ini melibatkan dua mitra utama di Desa Donorejo, yaitu Kelompok Tani Bangun Semi yang fokus pada budidaya dan pengolahan kopi, serta Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Donorejo yang aktif dalam kegiatan kesiapsiagaan bencana.
Tim pelaksana STIERA diketuai oleh Adi Sucipto, bersama Hesti Respatingsih, dan Rusmiyatun. Sementara tim pendamping dari UMPWR terdiri atas Suyitno, Jeki Wibawanti, dan Murry Harmawan.
Ketua STIERA, Hesti Respatingsih, menegaskan pentingnya kolaborasi lintas perguruan tinggi dalam menciptakan solusi komprehensif.
“Kolaborasi STIERA dan UMPWR hadir untuk menjawab kebutuhan nyata di masyarakat. Program ini tidak hanya fokus pada mitigasi bencana, tetapi juga peningkatan ekonomi lokal melalui pengolahan produk kopi,” terang Hesti.
Anggota tim pelaksana, Rusmiyatun, berharap Desa Donorejo dapat bertransformasi menjadi desa mandiri secara ekonomi dengan komoditas kopi unggul sekaligus memiliki kesiagaan tinggi terhadap bencana.
Dari sisi akademik, program ini juga menjadi laboratorium pembelajaran lapangan bagi mahasiswa UMPWR.
“Mahasiswa punya kesempatan mengintegrasikan ilmu kampus dengan praktik nyata. Ini memastikan hasil pembelajaran benar-benar memberikan dampak bagi masyarakat,” ujar Jeki Wibawanti.
Menutup kegiatan, Murry Harmawan, menekankan visi jangka panjang dari inisiatif ini.
“Kami berharap Desa Donorejo bisa menjadi model desa yang tangguh terhadap bencana sekaligus berdaya melalui kopi ramah energi. Sebuah konsep yang layak direplikasi di wilayah lain,” ungkapnya.
Melalui sinergi UMPWR dan STIERA, Program Kosabangsa 2025 menjadi bukti bahwa kolaborasi antar kampus, teknologi tepat guna, dan pemberdayaan masyarakat dapat berjalan seiring menuju desa berdaya, tangguh, dan berkelanjutan.
Be the first to comment