AmanaFin, Inovasi Dosen UMPP Bantu Ibu-Ibu Cegah “Uang Hilang Misterius” Lewat Pencatatan Keuangan Syariah Berbasis Digital

AmanaFin, Inovasi Dosen UMPP Bantu Ibu-Ibu Cegah “Uang Hilang Misterius” Lewat Pencatatan Keuangan Syariah Berbasis Digital
AmanaFin, Inovasi Dosen UMPP Bantu Ibu-Ibu Cegah “Uang Hilang Misterius” Lewat Pencatatan Keuangan Syariah Berbasis Digital

Mengelola keuangan rumah tangga sering kali menjadi tantangan tersendiri bagi banyak ibu. Dari kebutuhan dapur hingga biaya sekolah anak, pengeluaran harian kerap membuat mereka bingung ke mana uang belanja mengalir. Fenomena “uang hilang misterius” ini menjadi alasan tim dosen Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan (UMPP) menghadirkan solusi nyata melalui program pengabdian masyarakat yang berlangsung sepanjang Oktober—November 2025.

Berlokasi di Ranting ‘Aisyiyah Kelurahan Kramatsari, Pekalongan, tim pengabdian yang diketuai oleh Nur Kholidah, menggandeng ibu-ibu setempat dalam rangkaian kegiatan edukasi literasi keuangan syariah. Dari temuan lapangan, banyak peserta mengaku tidak konsisten mencatat pengeluaran sehingga kas rumah tangga cepat habis tanpa kendali.

“Kami melihat permasalahan klasik: ibu-ibu sering lupa mencatat pengeluaran harian. Akhirnya terjadi ketidaksesuaian antara rencana dan realisasi keuangan,” ujar Nur Kholidah, Jumat (14/11).

Untuk menjawab kebutuhan tersebut, tim dosen UMPP menciptakan AmanaFin, aplikasi pencatatan keuangan digital yang dirancang khusus bagi ibu-ibu dengan fitur sederhana, ramah pengguna, dan bisa digunakan tanpa koneksi internet. Aplikasi ini dikembangkan oleh Hadwitya Handayani, dosen Informatika UMPP, bersama tim pengabdian lintas prodi.

“Cukup sekali unduh, lalu aplikasi bisa digunakan kapan saja tanpa kuota. Ini memudahkan ibu-ibu yang akses internetnya terbatas,” jelas Hadwitya.

AmanaFin

AmanaFin mengusung prinsip finansial syariah dengan sistem alokasi 40-30-20-10:

  • 40% kebutuhan pokok 
  • 30% cicilan atau kewajiban 
  • 20% tabungan & investasi 
  • 10% kegiatan sosial (zakat, infak, sedekah) 

Aplikasi juga dilengkapi warning system berupa tanda merah jika pengeluaran melebihi batas.

“Dengan sistem digital, data keuangan lebih rapi dan mudah dipantau. Ini bisa jadi alat kontrol harian yang sangat efisien,” tambahnya.

Program yang melibatkan dosen dan mahasiswa dari Prodi Ekonomi Syariah, Manajemen, serta Informatika ini tidak hanya fokus pada penggunaan aplikasi. Para peserta juga diberikan materi literasi keuangan syariah, perencanaan anggaran, kebiasaan mencatat transaksi, serta evaluasi keuangan mingguan.

“Kami ingin ibu-ibu tidak hanya memahami konsep, tetapi juga bisa mempraktikkan pengelolaan keuangan syariah secara berkelanjutan,” kata Nur Kholidah.

Antusiasme peserta terlihat jelas. Mereka aktif berdiskusi, berbagi pengalaman, hingga mencoba aplikasi secara langsung.

“Sebelumnya saya cuma ngira-ngira saja. Sekarang bisa langsung catat di HP. Jadi lebih jelas pengeluaran saya,” ungkap Sulastri, salah satu peserta.

Ketua PR ‘Aisyiyah Kramatsari, Cholisa Rosanti, turut mengapresiasi inovasi ini. “AmanaFin sangat membantu ibu-ibu untuk lebih tertib dan sesuai nilai-nilai Islam dalam mengatur uang belanja,” ujarnya.

Program ini menjadi bagian dari Skema Pemberdayaan Berbasis Masyarakat Batch III Tahun 2025 dari Kemdiktisaintek. Selain implementasi Tri Dharma, kegiatan ini juga menegaskan komitmen UMPP terhadap penerapan nilai-nilai AIK yang relevan dengan kebutuhan masyarakat.

“Pengabdian ini bukan sekadar formalitas. Kami ingin hadir sebagai solusi yang aplikatif dan berkelanjutan,” tegas Nur Kholidah.

Dengan hadirnya AmanaFin, UMPP berharap ibu-ibu dapat semakin mandiri secara finansial, memiliki kontrol lebih baik terhadap pengeluaran, serta membangun budaya pencatatan yang disiplin demi kesejahteraan keluarga.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*