Universitas Muhammadiyah Kendari (UM Kendari) kembali mempertegas perannya sebagai perguruan tinggi yang hadir menjawab persoalan masyarakat. Melalui Program Transformasi Teknologi dan Inovasi (PTTI)—program unggulan dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi—UM Kendari menginisiasi pendampingan intensif bagi petani tambak di wilayah yang terdampak aktivitas industri.
Desa Ulu Lalimbue, Kecamatan Kapoiala, Kabupaten Konawe, menjadi lokasi sasaran program. Wilayah yang berada di lingkar kawasan tambang nikel ini tengah menghadapi tekanan ekonomi dan degradasi lingkungan, yang ikut memengaruhi keberlangsungan budidaya bandeng masyarakat setempat. Melalui PTTI, UM Kendari berupaya menghadirkan intervensi teknologi dan inovasi untuk memperkuat kembali ketahanan ekonomi warga.

Kegiatan pengabdian ini dipimpin oleh Ahmad Muhlis Nuryadi, bersama Fajriah dan Alfiah Fajriani. Di bawah koordinasi mereka, program PTTI diperkuat dengan tiga inovasi utama yang dirancang sesuai kebutuhan lapangan:
- Budidaya tambak organik berbasis input ramah lingkungan.
- Penerapan teknologi Internet of Things (IoT) untuk pemantauan kualitas air.
- Pengolahan hasil perikanan menggunakan teknologi asap cair.
Selama dua bulan pendampingan, tim banyak melakukan pembenahan pada sistem budidaya masyarakat.
“Mungkin belum semua persoalan dapat terselesaikan, tetapi program ini setidaknya memperbaiki sistem budidaya sehingga lebih aman, murah, berkelanjutan, dan menguntungkan,” ujar Ahmad Muhlis, Ahad (17/11).
Selain itu, UM Kendari juga memberikan materi motivasi usaha, pelatihan manajemen tambak, serta bantuan bibit dan peralatan dasar agar masyarakat dapat menjalankan tahap awal pemeliharaan secara lebih terstruktur dan mandiri.
Ahmad Muhlis menambahkan bahwa kegiatan akan terus berlanjut hingga seluruh rangkaian tahap selesai, termasuk penerapan IoT Smart Sensor Monitoring untuk mengukur kualitas air tambak secara berkesinambungan.
Salah satu inovasi yang paling diandalkan dalam program ini adalah perangkat IoT yang dikembangkan dan dipatenkan oleh Fajriah.
“InsyaAllah alat ini sangat membantu petani dalam mengontrol kualitas air, merencanakan usaha, serta mengambil tindakan cepat jika terjadi perubahan yang berpotensi membahayakan ikan. Data tersaji akurat dan real time melalui smartphone,” jelasnya.
Dengan teknologi ini, petani tambak tidak lagi bergantung sepenuhnya pada metode manual yang kerap terlambat mendeteksi perubahan kondisi lingkungan.
Program PTTI UM Kendari melibatkan dua kelompok mitra, yaitu Pokdakan Tunas Harapan dan Kelompok Dasawisma Srikandi.
Ketua Pokdakan, La Ode Sumaida, menyampaikan apresiasi mendalam kepada UM Kendari atas pendampingan yang diberikan.
“Kami sangat berterima kasih kepada UM Kendari, khususnya tim pelaksana, atas pembinaan dan bimbingannya. Semoga program ini membawa perubahan dan keberhasilan bagi usaha budidaya bandeng kami. Terima kasih juga kepada Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi,” ungkapnya.
Be the first to comment