Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah (PPA) kembali menguatkan langkah dakwah kesehatan dengan menggelar Konsolidasi Nasional Majelis Kesehatan Batch 5 Regional Sulawesi dan Gorontalo, pada Sabtu-Ahad, 25-26 Oktober 2025 di Universitas Muhammadiyah Makassar (Unismuh). Pertemuan strategis ini menjadi ruang refleksi dan akselerasi menuju akhir periode kepemimpinan Aisyiyah.
Acara dibuka oleh Ketua PPA Siti Noordjannah Djohantini di Balai Sidang Muktamar 47 Kampus Unismuh Makassar. Dalam pidatonya, ia menekankan pentingnya kemandirian dan gerakan gotong royong kader perempuan dalam memperkuat layanan kesehatan masyarakat.
“Akselerasi dakwah kesehatan bertumpu pada kemandirian dan keikhlasan kader. Republik ini memerlukan sumber daya manusia yang mau melihat sekeliling dan membantu sesama,” tegasnya.
Konsolidasi ini menjadi momentum untuk mengevaluasi perjalanan implementasi keputusan Muktamar hingga pertengahan periode. Noordjannah menyebut perlunya fokus lebih kuat pada wilayah kritis dan terpencil, tempat dakwah kesehatan sangat dibutuhkan.
Ketua Majelis Kesehatan PPA, Warsiti, berharap forum ini menghasilkan langkah percepatan yang konkret dan terukur.
“Kami ingin dakwah kesehatan semakin menjawab persoalan riil kesehatan masyarakat di akar rumput,” ujarnya.
Ketua PWA Sulawesi Selatan, Mahmudah, menyampaikan rasa syukur atas kepercayaan yang diberikan PPA. Ia memaparkan bahwa Aisyiyah Sulsel kini tumbuh sebagai wilayah dengan jaringan amal usaha kesehatan dan pendidikan yang kuat, mulai dari TK Aisyiyah, panti asuhan, madrasah, hingga Institut Aisyiyah Sulawesi Selatan (INASS).
“Ini kepercayaan besar dan juga tantangan agar Sulawesi Selatan tetap menjadi pelopor dakwah kesehatan,” ujarnya disambut tepuk tangan.
Wakil Ketua PWM Sulsel Muhammad Syaiful Saleh, menambahkan bahwa sinergi antara Muhammadiyah dan Aisyiyah adalah kunci memperkokoh dakwah kesehatan berkemajuan.
Unismuh Makassar Pusat Aktivitas Agenda Strategis
Rektor Unismuh Makassar, Dr. Ir. H. Abdul Rakhim Nanda, S.T., M.T., mengungkapkan kebanggaannya menjadi tuan rumah forum strategis ini. Ia menegaskan bahwa perguruan tinggi Muhammadiyah tak hanya berperan dalam pendidikan, melainkan juga sebagai pusat transformasi sosial dan dakwah kemanusiaan.
“Ini bentuk nyata pengabdian universitas terhadap gerakan dakwah kesehatan berbasis ilmu pengetahuan,” katanya.
Rakhim menyebut kampusnya kini menjadi pusat kegiatan nasional Persyarikatan di kawasan timur Indonesia, termasuk agenda MDMC dan Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah yang segera menyusul.
Momen haru terasa ketika Mars Aisyiyah dinyanyikan oleh mahasiswa INASS.
“Setiap mendengar Mars Aisyiyah saya merasa tergetar. Lagu itu mengingatkan bahwa surga ada di telapak kaki ibu,” ucapnya penuh emosi.
Peresmian Lima Klinik Baru Aisyiyah di Sulsel
Sebagai wujud nyata percepatan dakwah kesehatan, PPA meresmikan lima klinik baru yang tersebar di daerah Gowa, Bantaeng, Sidrap, Pinrang, dan Enrekang.
Penguatan amal usaha kesehatan ini menjadi bagian dari strategi menghadirkan layanan terbaik hingga pelosok daerah.
“Sulawesi Selatan memiliki potensi besar dengan 14 Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah. Potensi ini harus memberikan manfaat luas bagi umat,” ujar Noordjannah.
Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kemenkes RI, Elvieda Sariwati, menegaskan bahwa Aisyiyah merupakan mitra strategis pemerintah dalam meningkatkan perilaku hidup sehat.
“Peran Aisyiyah sangat besar dalam penanganan TB, imunisasi, serta edukasi kesehatan masyarakat,” ujarnya.
Makassar menjadi lokasi kelima dari rangkaian konsolidasi nasional yang dihelat di berbagai regional. Kegiatan serupa akan berlanjut di Riau dan Surabaya, sebelum puncaknya digelar di Universitas Muhammadiyah Palembang.
Be the first to comment