Perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia di Situ Gintung, Ciputat Timur, berlangsung meriah dan penuh kejutan. Forum Potensi Tangsel bersama 200 relawan membentangkan bendera merah putih raksasa di atas permukaan danau. Ribuan pasang mata warga yang memadati tepian Situ Gintung larut dalam suasana haru ketika bendera perlahan menghampar di atas air.
Tak berhenti di situ, langit Tangsel pun ikut bercerita. Sebuah helikopter muncul tiba-tiba, membawa bendera raksasa lain yang berkibar gagah di udara. Perpaduan merah putih di air dan udara menciptakan simbol kebersamaan yang begitu kuat, seakan alam ikut merayakan kemerdekaan Indonesia.
Peran Senyap Kader Muhammadiyah

Di balik kemeriahan, kader Muhammadiyah memainkan peran penting. Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) yang tergabung dalam Emergency Response in Disaster and Medical Service (ERDAMS) bertugas sebagai tim medis. Mereka siaga, memastikan kesehatan relawan maupun masyarakat tetap terjaga sepanjang acara.
Sementara itu, mahasiswa Muhammadiyah dari Sekolah Tinggi Agama Islam dan Dakwah (STACIA) turut menjadi relawan. Bersama Forum Potensi Tangsel, mereka bekerja bahu-membahu menarik dan membentangkan bendera raksasa di atas permukaan air. Semangat gotong royong yang mereka hadirkan menegaskan makna kemerdekaan sebagai kerja kolektif.
Suasana semakin hidup dengan sorak-sorai warga. Ada yang merekam lewat kamera ponsel, ada pula yang hanya tertegun menyaksikan merah putih berkibar di air dan udara. “Merinding, rasanya seperti saksi sejarah,” ungkap salah satu warga.
Acara yang juga dihadiri Camat Ciputat Timur, Kapolsek, serta tokoh masyarakat ini menjadi bukti bahwa perayaan kemerdekaan tidak selalu harus formal. Kreativitas, kolaborasi, dan keterlibatan berbagai elemen masyarakat justru menghadirkan makna yang lebih dalam.
Perayaan di Situ Gintung tahun ini menunjukkan bahwa kemerdekaan bisa dirayakan dengan cara yang segar dan penuh makna. Bendera yang berkibar di air dan langit Tangsel bukan sekadar simbol, melainkan pengingat bahwa semangat merah putih hidup di hati masyarakat.
Dan di balik semua itu, peran senyap kader Muhammadiyah kembali membuktikan dedikasi mereka: hadir, bekerja, dan memberi arti, meski tak selalu di panggung utama.
Be the first to comment