Dua Kader IPM Jateng Raih Hibah Nasional, Gagas Inovasi #SemarangTanpaSisa

Dua Kader IPM Jateng Raih Hibah Nasional, Gagas Inovasi #SemarangTanpaSisa
Dua Kader IPM Jateng Raih Hibah Nasional, Gagas Inovasi #SemarangTanpaSisa

Dua kader muda Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Jawa Tengah kembali menorehkan prestasi membanggakan di kancah nasional. Radite Ranggi Ananta dan Abi Umaroh berhasil meraih penghargaan Mini Grant Award senilai Rp10 juta serta predikat second-best paper dalam ajang bergengsi Youth Climate Impact Fellowship (YCIF) 2025, yang digelar oleh Center for Strategic and International Studies (CSIS) bersama Yayasan Partisipasi Muda (YPM) di Jakarta Utara, pada 26-29 Oktober 2025.

Kedua kader IPM ini memikat dewan juri melalui gagasan bertajuk “#SemarangTanpaSisa: Upaya Mengurangi Food Waste Kota Semarang”, proyek yang mengusung solusi konkret atas persoalan sampah organik di perkotaan. Melalui pendekatan teknologi dan pemberdayaan masyarakat, mereka mengembangkan konsep pengelolaan sampah terpadu yang mencakup budidaya maggot, produksi ecoenzyme komunitas, dan pemanfaatan bioreaktor kapal selam sebagai sumber energi terbarukan.

Inovasi ini lahir dari keprihatinan terhadap kondisi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jatibarang, Semarang. Kondisi TPA yang telah melebihi kapasitas dan didominasi oleh sampah makanan, mencapai sekitar 61% dari total timbulan sampah kota.

“Kami ingin membangun kesadaran di kalangan pelajar dan mahasiswa agar sisa makanan tak sekadar dibuang, tapi diolah menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi lingkungan dan ekonomi,” jelas Abi Umaroh.

Momen Presentasi dari Dua Kder IPM Jateng saat YCIF 2025

Program #SemarangTanpaSisa dirancang sebagai gerakan edukasi dan pemberdayaan dengan melibatkan 25 pelajar serta mahasiswa sebagai agen perubahan. Mereka akan mendapatkan pelatihan intensif mengenai pemilahan dan pemanfaatan sampah organik skala mikro, serta pendampingan dalam membangun komunitas lingkungan berkelanjutan. Kegiatan ini turut didukung oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Semarang, DPRD Kota Semarang, Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus), dan Majelis Lingkungan Hidup PWM Jawa Tengah.

“Pertama tentu kami ucapkan terima kasih kepada CSIS dan YPM atas kepercayaan ini. Dana hibah yang kami terima akan kami manfaatkan sebaik mungkin untuk menciptakan dampak lingkungan yang bermakna, terutama di kalangan pelajar,” ujar Abi.

Sementara Radite menambahkan, “Awarding ini bukan sekadar kebanggaan, tapi juga amanah untuk terus bergerak. Semoga ikhtiar ini mempermudah langkah kita dalam memperluas gerakan hijau di Jawa Tengah.”

Ajang Youth Climate Impact Fellowship (YCIF) sendiri merupakan program nasional hasil kolaborasi CSIS dan YPM untuk meningkatkan kapasitas generasi muda dalam merancang kebijakan dan aksi iklim yang inklusif. Tahun ini, YCIF diikuti oleh perwakilan pemuda dari empat wilayah, yakni Medan, Semarang, Kutai Timur, dan Bali. Agenda juga disemarakan melalui serangkaian workshop, policy hackathon, hingga pitching competition yang berujung pada sesi Mini Grant Award.

Setelah menerima pendanaan, Radite dan Abi berencana mengimplementasikan proyek ini secara luring di Kota Semarang. Mereka juga akan mengintegrasikan kegiatan tersebut dengan program hibah EU GYM (European Union Global Youth Movement) yang telah dijalankan oleh IPM Jawa Tengah, sekaligus meluncurkan kampanye digital bertajuk Sekolah Lingkungan IPM di berbagai daerah.

Kolaborasi lintas lembaga ini diharapkan memperluas dampak gerakan #SemarangTanpaSisa, serta menjadi model pengelolaan sampah organik berkelanjutan di kalangan pelajar dan mahasiswa.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*