Peduli pada korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki, relawan gabungan dari SARMMI, Himapala Universitas Muhammadyah Kupang (UMK), dan relawan Donasi SampahMu.id. menyelenggarakan psikososial khusus anak-anak di Desa Boru, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur Tenggara Timur (NTT).
Psikososial anak diselenggarakan pada 9 hingga 12 Februari 2024. Diikuti anak PAUD, pelajar SD, serta siswa SMP dan SMA. Gunung Lewotobi merupakan gunung berapi kembar yang berada di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT). Gunung tersebut terdiri dari dua puncak, yaitu Gunung Lewotobi Perempuan dan Gunung Lewotobi Laki-laki.
Untuk diketahui, bulan Januari 2024 lalu, Gunung Lewotobi Laki-laki mengalami erupsi. Akibatmya, lebih dari 6 ribu jiwa warga yang berasal dari desa-desa di lereng Gunung Lewotobi diungsikan ke berbagai tempat di wilayah Flores Timur.
Menurut relawan SARMMI (SAR Mapala Muhammadiyah Indonesia), Valentina Inya Ambu, warga sudah hampir sebulan mengungsi. Hal ini tentu berdampak pada psikosial warga. “Kami menyelenggarakan psikososial khusus anak, karena anak-anak adalah kelompok rentan yang perlu mendapat perhatian khusus,” terang Valentina.
Psikososial yang mereka selenggarakan diikuti anak PAUD, pelajar SD, serta siswa SMP dan SMA. “Kegiatannya berbentuk fun game dan menggambar,” imbuh Valentina.
Sementara rekan Valentina, yakni Marselina Inya Lupu dari Himapala Universitas Muhammadyah Kupang menjelaskan, relawan gabungan SARMMI, Himapala UMK dan Donasi SampahMu.id. Memilih Desa Boru, Kecamatan Wulanggitang, sebagai lokasi kegiatan karena Desa Boru merupakan salah satu tempat pengungsian korban erupsi korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki. “Pengungsi di desa Boru terdiri dari berbagai tingkatan usia. Untuk sementara, relawan kami fokus pada pendampingan anak-anak melalui kegiatan psikososial,” terangnya.
Diinformasikan pula oleh Marselina, hingga saat ini pengungsi masih butuh bahan pangan, air minum dan kebutuhan dasar lainnya.
Be the first to comment