Inovasi Tim Mahasiswa UMM Sinkronkan Wajah Pasien dengan E-KTP

Mahasiswa Teknik Industri UMM, yakni Adam Nur Abrori, Bintang Arifin, Nadya Safa Regina Putri, Nur’aini Isnawati, dan Windy Puspika membuat inovasi dan mengembangkan sebuah alat yakni Patient Facial Detector. Adapun inovasi ini berangkat dari keresahan rumah sakit terkait pelayanan pada proses administrasi. Sebelumnya, tim UMM tersebut melakukan survei pada masyarakat dan beberapa fasilitas kesehatan terkait lambatnya proses administrasi. “Dari sana, kami mendapatkan ide untuk memaksimalkan teknologi digital untuk memudahkan manusia. Utamanya dalam administrasi di rumah sakit,” ujar Adam.

Dijelaskan, alat tersebut terdiri dari komputer dan webcam untuk mendeteksi wajah. Nantinya, alat itu diletakkan di bagian depan pendaftaran dan pasien harus scan wajah sebelum melakukan pemeriksaan ke dokter. Untuk cara kerjanya ialah pasien datang dan mengarahkan wajah ke webcam, lalu data diri pasien akan muncul secara otomatis. Data tersebut meliputi nama lengkap, tempat tanggal lahir, dan nomor rekam medis pasien pada layar komputer dokter. Fitur dari scan wajah sebenarnya sudah banyak dijumpai, namun Patient Facial Detector memiliki keunggulan yang istimewa yakni akan disinkronkan dengan e-KTP. Dengan demikian, data diri akan ditampilkan secara lengkap. “Biasanya media seperti ini hanya dapat untuk melakukan cek suhu saja, namun punya kami berbeda,” imbuh Adam.

Ia juga menjelaskan bahwa untuk merancang alat tersebut pihaknya membutuhkan waktu selama beberapa minggu. Sekarang, mereka masih mengembangkan program dan inovasinya agar bisa segera digunakan. Walaupun belum selesai, tapi timnya sudah membuat prototipe yang dipamerkan dalam Pameran Perancangan dan Pengembangan Produk (P3) Teknik Industri UMM 2023 lalu. Inovasi Patient Facial Detector ini juga direncanakan untuk ikut di sederet perlombaan di berbagai kompetisi. Tentunya ia dan teman-temannya berharap bahwa inovasi ini bisa benar-benar membantu dalam pelayanan kesehatan. 

“Apalagi selama ini lamanya pelayanan kesehatan seringkali diakibatkan administrasi yang rumit. Maka, dengan adanya Patient Facial Detector, proses itu bisa dipersingkat,” harap Adam pada Kamis (16/3).[] RAS

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*