Inovasi Unik Mahasiswa KKN UMG, Olah Limbah Jeruk Nipis Jadi Detox Water dan Sabun Cuci Piring

Inovasi Unik Mahasiswa KKN UMG, Olah Limbah Jeruk Nipis Jadi Detox Water dan Sabun Cuci Piring
Inovasi Unik Mahasiswa KKN UMG, Olah Limbah Jeruk Nipis Jadi Detox Water dan Sabun Cuci Piring

Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG) yang tergabung di kelompok 6 melakukan pemaparan dan praktik mengolah limbah jeruk nipis menjadi produk bernilai jual, yaitu detox water dan sabun cuci piring. Pemaparan ini dipandu oleh Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Nanang Khoirul Umam dan diikuti oleh lima belas warga Desa Sambipondok, Kecamatan Sidayu, Kabupaten Gresik, Jawa Timur di Balai Desa Sambipondok pada Selasa (27/08/2024)

Sebagian besar warga Desa Sambipondok bekerja sebagai petani jeruk nipis (Citrus aurantifolia). Namun, saat ini harga jeruk sedang mengalami penurunan di pasaran. Oleh karena itu, inovasi mahasiswa KKN UMG ini disambut warga dengan sangat antusias. Beberapa anggota Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) ikut terlibat dalam praktik inovasi tersebut.

Atas terselenggaranya kegiatan ini, kepala desa setempat turut menyampaikan apresiasinya terhadap mahasiswa KKN UMG. “Kegiatan ini luar biasa, sederhana namun berdampak besar bagi ekonomi desa kami,” ungkapnya. Ketua Tim Penggerak PKK Desa Sambipondok, Lilis Navisah, juga menyambut baik inovasi ini. Dengan adanya inovasi produk dari olahan jeruk nipis ini, dapat mengurangi kerugian akibat turunnya harga jual buah jeruk.

Salah satu petani jeruk nipis yaitu Sri Wahyuni, menyatakan dirinya senang dan merasa terbantu atas hadirnya inovasi ini. “Saya sangat senang. Kini saya tidak bingung lagi jika harga jeruk turun, dan saya pun belajar banyak tentang manfaat jeruk nipis,” ungkapnya.

Ketua kelompok KKN UMG, Auliya Dwi Indiriani menegaskan bahwa langkah ini sebagai upaya strategis dalam mengurangi kerugian petani jeruk nipis di Desa Sambipondok. “Kami berupaya memanfaatkan seluruh bagian dari jeruk nipis, sehingga mampu menciptakan dua produk bernilai jual. Dengan inovasi ini, kami berharap dapat menekan angka kerugian yang dialami petani ketika harga jeruk nipis menurun.” ujar Auliya. Semangat masyarakat dalam mengikuti kegiatan pengolahan jeruk nipis begitu luar biasa. Harapannya, dengan adanya inovasi ini dapat meningkatkan nilai tambah bagi produk jeruk nipis dan tentunya meningkatkan ekonomi desa setempat.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*