Kemendiktisaintek Dorong Perguruan Tinggi Aktif Atasi Persoalan Masyarakat

Kemendiktisaintek Dorong Perguruan Tinggi Aktif Atasi Persoalan Masyarakat, Unisa Yogyakarta Wujudkan Lewat MBG
Kemendiktisaintek Dorong Perguruan Tinggi Aktif Atasi Persoalan Masyarakat, Unisa Yogyakarta Wujudkan Lewat MBG

Perguruan tinggi tidak hanya berfungsi sebagai pusat ilmu pengetahuan, tetapi juga agen perubahan sosial. Pesan ini kembali ditekankan oleh Wakil Menteri Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi (Kemendiktisaintek), Fauzan, dalam Sidang Terbuka Senat Milad Universitas ‘Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta, Selasa (14/10/2025) di Convention Hall Masjid Walidah Dahlan.

Menurutnya, perguruan tinggi seharusnya mampu menjawab persoalan nyata di masyarakat melalui hasil riset dan inovasi yang mereka hasilkan. “Pendidikan tinggi adalah pusat peradaban. Kami berharap kampus tidak hanya meneliti, tetapi juga menerapkan risetnya untuk mengatasi masalah di masyarakat,” ujar Fauzan.

Fauzan menilai langkah Unisa Yogyakarta sudah berada di jalur yang tepat. Sebagai universitas yang unggul di bidang kesehatan, Unisa mampu menerjemahkan riset ke dalam aksi nyata lewat Program Makan Bergizi Gratis (MBG), sebuah inisiatif yang juga sejalan dengan upaya pemerintah dalam menekan angka stunting di Indonesia.

“Persoalan stunting saya kira sangat relevan bagi Unisa. Kampus ini punya potensi besar, baik dari sisi riset maupun sumber daya manusia, untuk berkontribusi langsung dalam menyelesaikan persoalan tersebut,” tambah Fauzan.

Rektor Unisa Yogyakarta, Warsiti, menjelaskan bahwa program MBG merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional yang melibatkan mahasiswa dan dosen lintas program studi. Mereka terlibat dalam seluruh tahapan, mulai dari penyusunan menu, proses penyajian, hingga edukasi gizi yang dilaksanakan dengan prinsip keberlanjutan dan standar kesehatan.

“Unisa berkomitmen menghadirkan solusi konkret bagi masyarakat. Program ini tidak hanya memberi manfaat gizi, tetapi juga menjadi sarana pembelajaran bagi mahasiswa untuk mengaplikasikan ilmu secara langsung,” tutur Warsiti.

Melalui Sentra Produksi Pangan Gizi (SPPG), Unisa Yogyakarta telah melayani 12 sekolah dari jenjang TK hingga SMA, baik sekolah Muhammadiyah maupun negeri. Setiap harinya, sekitar 1.200–1.900 siswa menjadi penerima manfaat. Jumlah ini ditargetkan meningkat hingga 3.500 peserta didik per hari pada pertengahan 2025.

Salah satu sekolah penerima manfaat, SDN Serangan, menyambut positif program ini. Para siswa kini bisa menikmati makanan sehat dan seimbang yang disiapkan secara profesional. “Anak-anak menjadi lebih semangat belajar karena mendapat asupan bergizi,” ujar salah satu guru pendamping.

Program MBG menjadi cerminan sinergi antara pendidikan, riset, dan pengabdian masyarakat yang diusung Unisa. Melalui kegiatan ini, kampus berupaya mewujudkan nilai-nilai Islam dalam bentuk nyata: menghadirkan manfaat dan keberkahan bagi sesama.

Lebih dari sekadar proyek sosial, inisiatif MBG juga memperlihatkan bagaimana Muhammadiyah melalui perguruan tingginya hadir sebagai pelaku perubahan sosial. Unisa Yogyakarta membuktikan bahwa kampus bukan hanya tempat belajar, tetapi juga motor penggerak kesejahteraan masyarakat.

“Melalui partisipasi aktif dalam program MBG, Unisa menunjukkan perannya sebagai perguruan tinggi solutif—yang berkontribusi nyata untuk bangsa,” tutup Rektor Warsiti.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*