Kolaborasi UMPWR dan UNJAYA Hadirkan Inovasi Pangan Lokal dan Teknologi Cerdas untuk Tekan Stunting

Kolaborasi UMPWR dan UNJAYA Hadirkan Inovasi Pangan Lokal dan Teknologi Cerdas untuk Tekan Stunting
Kolaborasi UMPWR dan UNJAYA Hadirkan Inovasi Pangan Lokal dan Teknologi Cerdas untuk Tekan Stunting

Kolaborasi antar perguruan tinggi menunjukkan perannya dalam menjawab persoalan bangsa melalui riset dan pengabdian masyarakat. Universitas Muhammadiyah Purworejo (UMPWR) dan Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta (UNJAYA) berkolaborasi dalam Program Hibah Kosabangsa 2025, menghadirkan inovasi pangan lokal dan teknologi cerdas untuk menekan angka stunting serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin ekstrem di Kulon Progo.

Program yang digagas Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan (DPPM), Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) ini mengusung tema strategis: “Peningkatan Produk Pangan Lokal Unggulan dan Pencegahan Stunting dengan Penerapan Teknologi Pengering dan Kandang Pintar Berbasis IoT pada Masyarakat Ekstrem Miskin.”

Kegiatan pengabdian ini berpusat di Kalurahan Srikayangan, Kapanewon Sentolo, Kabupaten Kulon Progo, dengan mitra utama Kelompok Wanita Tani (KWT) Putri Manunggal dan Kelompok Kader Posyandu. Mereka menjadi garda depan penerapan inovasi pangan sekaligus agen perubahan di tingkat keluarga.

Program ini dikomandoi oleh Tri Sunarsih dari UNJAYA sebagai ketua pelaksana, bersama Kharisma, dan Ari Okta Viyani. Kolaborasi diperkuat oleh tim pendamping UMPWR yang dipimpin Suyitno, dengan dukungan Murry Hermawan Saputra, dan Jeki Wibawanti.

Kolaborasi lintas kampus ini menegaskan semangat sinergi antar perguruan tinggi Muhammadiyah dalam menghadirkan solusi berbasis ilmu pengetahuan untuk masyarakat akar rumput.

Selama pelaksanaan program, tim melibatkan masyarakat dalam berbagai kegiatan yang bersifat edukatif dan aplikatif. Tahap pertama diawali dengan sosialisasi dan pelatihan gizi guna meningkatkan pemahaman warga akan pentingnya nutrisi seimbang dalam pencegahan stunting.

Tahap berikutnya adalah penerapan teknologi pengering tenaga surya dan taman gizi terpadu berbasis Internet of Things (IoT). Inovasi ini membantu masyarakat memantau kondisi lahan dan hasil panen secara digital, sekaligus mengoptimalkan sumber daya lokal untuk memperkuat ketahanan pangan keluarga.

Selain itu, tim juga mengembangkan produk pangan lokal unggulan dengan memanfaatkan bahan baku sederhana—seperti limbah keong sawah—menjadi kompos organik dan bahan pangan bernilai jual tinggi. Inisiatif ini tak hanya mendukung gizi keluarga, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru.

Tak berhenti di situ, pelatihan kewirausahaan turut digelar bagi kelompok wanita tani dan kader posyandu. Warga dibekali kemampuan dasar bisnis dan pengelolaan produk, agar program ini tak berhenti di pelatihan, tetapi berlanjut menjadi gerakan ekonomi mandiri.

Pendamping dari UMPWR, Suyitno, menyampaikan optimismenya terhadap dampak jangka panjang program ini. “Kami ingin teknologi yang diterapkan benar-benar menjadi jembatan kemajuan nyata bagi masyarakat,” ujarnya.

Sementara itu, Murry Hermawan Saputra menekankan pentingnya transfer knowledge sebagai bagian dari misi Kosabangsa. “Tujuan kami bukan sekadar memberikan alat atau teknologi, tetapi membantu mitra agar mampu naik kelas melalui pengetahuan dan pendampingan berkelanjutan,” tuturnya.

Hal senada diungkapkan Jeki Wibawanti, yang menyoroti keberlanjutan program sebagai kunci utama. “Program seperti ini harus terus hidup, bahkan setelah pendanaan Kosabangsa berakhir. Kita ingin dampaknya benar-benar terasa dan mendukung agenda nasional seperti Asta Cita,” jelasnya.

Ketua pelaksana, Tri Sunarsih, menegaskan bahwa keberhasilan memperoleh pendanaan Kosabangsa menjadi bukti komitmen UNJAYA dalam pengabdian kepada masyarakat. “Kami berharap teknologi yang kami kembangkan dapat diimplementasikan langsung di lapangan, berdampak nyata pada peningkatan gizi, pencegahan stunting, dan penguatan ekonomi keluarga,” ujarnya.

Program Kosabangsa menjadi ruang nyata di mana ilmu pengetahuan turun tangan, menghadirkan solusi untuk Indonesia yang lebih sehat, produktif, dan berkeadilan menuju Indonesia Emas 2045.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*