
Dua mahasiswa internasional Universitas Muhammadiyah Kendari (UM Kendari) menorehkan prestasi membanggakan. Prestasi yang diraih yaitu dalam ajang Lomba Pidato Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa Internasional yang digelar oleh Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Tenggara, Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi. Kegiatan yang berlangsung di The Park Kendari ini menjadi bagian dari rangkaian peringatan Bulan Bahasa dan Sastra 2025.
Dua nama yang mencuri perhatian adalah Fotterany Emmanuel Benefice asal Madagaskar dan Li Siyu (Grace) dari Tiongkok. Dalam kompetisi yang diikuti oleh mahasiswa asing dari berbagai perguruan tinggi di Sulawesi Tenggara itu, Ben (sapaan Fotterany) berhasil meraih Juara II, sementara Grace menyusul dengan Juara III.
Dengan penuh percaya diri, Ben menyampaikan pidato berjudul “Percaya Diri, Kunci Meraih Impian”, sedangkan Grace memukau dewan juri lewat tema “Fokus pada Pendidikan dan Pertumbuhan Diri”. Keduanya tampil fasih berbahasa Indonesia, memadukan semangat belajar lintas budaya dengan nilai-nilai universal tentang pendidikan dan kepercayaan diri.
Direktur Direktorat Kerja Sama dan Internasionalisasi (DKI) UM Kendari, Titin Rahmiatin Rahim, mengungkapkan rasa bangganya atas capaian tersebut.
“Alhamdulillah, prestasi ini menjadi bukti bahwa UM Kendari mampu melahirkan generasi global yang tetap menjunjung tinggi nilai keilmuan, budaya, dan akhlak mulia. Mereka adalah teladan semangat belajar lintas bangsa,” ujarnya.
Menurutnya, keikutsertaan mahasiswa internasional dalam ajang seperti ini sejalan dengan upaya UM Kendari memperkuat program internasionalisasi kampus dan diplomasi budaya. Lewat bahasa Indonesia, mahasiswa asing tak hanya belajar berkomunikasi, tetapi juga memahami nilai-nilai keindonesiaan yang inklusif.
Kegiatan ini tak sekadar ajang kompetisi, tetapi juga menjadi wadah mempererat persaudaraan antarbangsa serta meneguhkan bahasa Indonesia sebagai jembatan peradaban.
Sivitas akademika UM Kendari menyambut hangat keberhasilan ini sebagai bagian dari kiprah perguruan tinggi Muhammadiyah dalam mengusung dakwah pendidikan dan kebudayaan lintas negara.
Capaian Ben dan Grace menjadi bukti nyata bahwa semangat internasionalisasi Muhammadiyah dapat hadir dalam ruang-ruang akademik global dengan menghubungkan bangsa, bahasa, dan nilai-nilai kebermanfaatan universal melalui pendidikan.
Be the first to comment