Mahasiswa Saintekmu Dalami Dunia Penyiaran dan Film Lewat Kuliah Lapangan

Mahasiswa Saintekmu Dalami Dunia Penyiaran dan Film Lewat Kuliah Lapangan
Mahasiswa Saintekmu Dalami Dunia Penyiaran dan Film Lewat Kuliah Lapangan

Sebanyak 30 mahasiswa Fakultas Komunikasi dan Bisnis (Fakombis) Universitas Saintek Muhammadiyah (Saintekmu) menjalani pengalaman langsung dalam dunia industri kreatif dan media melalui kegiatan Kuliah Lapangan dan Kunjungan Industri ke tiga lembaga penting: Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), Lembaga Sensor Film (LSF), dan Rajawali Televisi (RTV) pada Senin, 23 Juni 2025.

Kegiatan ini menjadi bagian dari komitmen Fakombis Saintekmu dalam menghadirkan pembelajaran berbasis praktik nyata, mempertemukan mahasiswa dengan regulator dan pelaku industri untuk memperluas wawasan, membangun jaringan, serta menginspirasi langkah karier mereka ke depan.

Didampingi langsung oleh Dekan Fakombis, Raihan Febriansyah dan Ketua Program Studi Film dan Televisi, Arina Nurrohmah, mahasiswa dari Program Studi Sains Komunikasi dan Program Studi Film dan Televisi ini terlibat aktif dalam diskusi dan observasi langsung di tiap lembaga yang dikunjungi.

Mahasiswa Pelajari Pemantauan Siaran dan Tantangan Dunia Penyiaran

Kunjungan pertama dilakukan ke Kantor KPI Pusat di Jakarta. Di sini, mahasiswa diterima oleh Mimah Susanti dan Amin Shabana, dua komisioner KPI bidang kelembagaan. Dalam dialog interaktif, para mahasiswa tidak hanya dikenalkan pada proses kerja KPI, tetapi juga diajak memahami peran strategis lembaga penyiaran dalam menjaga kualitas siaran publik.

“Penting untuk mahasiswa memahami Undang-Undang Penyiaran serta Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS), karena itulah dasar kami dalam mengawasi isi siaran,” ujar Amin Shabana, yang juga merupakan akademisi komunikasi.

Sementara itu, Mimah Susanti mendorong mahasiswa untuk menjadikan dunia penyiaran sebagai ladang karier masa depan. “Industri ini terus berkembang dan terbuka luas, selama kalian mau beradaptasi dan memahami dinamika audiens,” pesannya.

Mahasiswa Mengenal Proses Sensor Film dan Budaya Sensor Mandiri

Kunjungan berlanjut ke Lembaga Sensor Film (LSF). Mahasiswa disambut oleh tiga anggota LSF: Hadi Artomo (Ketua Subkomisi Penyensoran), Erlan Basri (Ketua Subkomisi Pemantauan), dan Zaqia Ramallah (Ketua Subkomisi Penelitian dan Pengembangan). Mereka menjelaskan secara rinci bagaimana proses penyensoran dilakukan hingga sebuah film dinyatakan layak tayang dengan Surat Tanda Lulus Sensor (STLS).

Mahasiswa Mengenal Proses Sensor Film dan Budaya Sensor Mandiri

Selain itu, LSF juga mengenalkan mahasiswa pada Gerakan Nasional Budaya Sensor Mandiri, sebuah kampanye literasi tontonan yang mendorong publik memahami klasifikasi usia film dan memilih tayangan secara bijak. Mahasiswa pun aktif bertanya dan menunjukkan antusiasme tinggi terhadap peran LSF sebagai penjaga moral publik dalam dunia hiburan.

Mengenal Jurnalisme Televisi dan Kreativitas di Era Digital

Kunjungan terakhir dilakukan ke kantor Rajawali Televisi (RTV). Mahasiswa disambut hangat oleh Michael Tjandra, Pemimpin Redaksi RTV, serta Anung Purbowo, jurnalis senior RTV yang menjelaskan langsung dinamika kerja di ruang redaksi.

Para mahasiswa diajak menyusuri berbagai ruang produksi seperti Studio News, Studio Produksi, dan Master Control Room, sekaligus menyaksikan bagaimana proses produksi berita dan program berjalan dari balik layar.

“Di tengah gempuran media sosial, stasiun TV perlu memperkuat kualitas dan akurasi informasi. Kreativitas dalam penyajian menjadi kunci agar media tetap relevan,” jelas Anung.

Mengenal Jurnalisme Televisi dan Kreativitas di Era Digital

Pengalaman ini meninggalkan kesan mendalam bagi para mahasiswa. Maulana Rakha, mahasiswa peserta, mengaku sangat bersyukur mendapat kesempatan bertemu langsung dengan para praktisi. “Diskusi langsung dengan para tokoh industri membuka perspektif baru bagi kami,” ujarnya.

Senada dengan itu, Vivi, mahasiswa Prodi Sains Komunikasi, menyebut kegiatan ini memberi inspirasi untuk mulai memetakan pilihan karier sejak dini. “Saya berharap kunjungan seperti ini bisa dilakukan secara rutin,” harapnya.

Dekan Fakombis, Raihan Febriansyah, menyebut kegiatan ini sebagai wujud konkret dari pendekatan pembelajaran berbasis pengalaman yang menjadi ciri khas kampus Muhammadiyah. “Kami ingin mahasiswa tidak hanya paham teori, tetapi juga melihat langsung dunia kerja dan industri yang akan mereka hadapi,” tegasnya.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*