Mahasiswa UMS Penerima Beasiswa IISMA Jelajahi Rusia

Mahasiswa UMS Penerima Beasiswa IISMA Jelajahi Rusia
Mahasiswa UMS Penerima Beasiswa IISMA Jelajahi Rusia

Muhammad Qadri Ramadhan, mahasiswa Prodi Pendidikan Agama Islam Kelas Internasional Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), berhasil meraih beasiswa prestisius Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) 2024 dan berkesempatan belajar di Saint Petersburg University, Rusia. Pengalaman ini tentu menjadi motivasi bagi mahasiswa Indonesia untuk meraih mimpi studi di luar negeri.

Adhan, sapaan akrabnya, mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukungnya. “Alhamdulillah, dari mulai berangkat di bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali, sempat transit di Turki, hingga akhirnya tiba di Rusia pada 27 Agustus lalu,” ujarnya.

Sesampainya di Saint Petersburg, Adhan terkesima dengan kebersihan kota dan sistem transportasi. Menurutnya, kota di sana sangat bersih dan udaranya segar. Selain itu, orang-orang setempat lebih suka berjalan kaki dan transportasinya sudah terhubung dengan baik.

Namun, Adhan juga menghadapi tantangan terbesar, yaitu kendala bahasa. “Bahasa Rusia itu sangat berbeda dengan alfabet yang biasa kita gunakan, jadi butuh penyesuaian. Walaupun sudah ikut kelas bahasa Rusia, tetap saja masih perlu banyak adaptasi,” katanya.

Mengenai perkuliahan, Adhan menuturkan bahwa kursus yang diikutinya sangat berbeda dengan yang ada di Indonesia. “Perkuliahan di sini full menggunakan bahasa Rusia, jadi perlu banyak penyesuaian,” ujarnya sambil menambahkan bahwa cara belajar di Rusia sangat mendorong mahasiswa untuk aktif.

Adhan menyampaikan bahwa sebelum kelas dimulai, mahasiswa diwajibkan membaca 10-15 artikel. Ketika kelas dimulai, mahasiswa diberikan pertanyaan tentang bacaan tadi, seperti tes lisan. Ia juga menambahkan bahwa dosen di Rusia sangat terbuka terhadap perbedaan pendapat.

Ia mengungkapkan bahwa meski terkendala bahasa, ia tidak merasa sendiri karena selalu belajar bersama teman-temannya. “Kami saling membantu satu sama lain, berbagi catatan, dan belajar bersama-sama. Bahkan, saya juga sering bertanya kepada orang asli Rusia untuk memahami materi kuliah,” ujarnya.

Perbedaan gaya berpakaian juga menjadi sesuatu yang menarik bagi Adhan. “Kalau musim panas, mahasiswa di sini biasa mengenakan kaos untuk kuliah. Awalnya, saya memakai kemeja dan itu dianggap terlalu formal,” katanya sambil tertawa.

Budaya disiplin juga sangat dijunjung tinggi di Saint Petersburg University. Mahasiswa di sini sangat menghargai waktu, mereka seringkali datang lebih awal sebelum kelas dimulai. Komunikasi dengan dosen pun tidak menggunakan WhatsApp, tetapi selalu melalui email.

Adhan berharap dapat memanfaatkan kesempatan ini sebaik mungkin, baik untuk belajar secara akademis maupun memperluas relasi global. “Ini kesempatan yang sangat berharga, dan saya berharap bisa terus belajar, baik secara tekstual di kelas maupun dalam kehidupan sosial,” ujarnya penuh harap.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*