Majelis Diktilitbang Gelar FGD, Bahas Strategi Meningkatkan Kompetensi Publikasi Dosen Melalui Program Doktoral

Majelis Diktilitbang Gelar FGD, Bahas Strategi Meningkatkan Kompetensi Publikasi Dosen Melalui Program Doktoral
Majelis Diktilitbang Gelar FGD, Bahas Strategi Meningkatkan Kompetensi Publikasi Dosen Melalui Program Doktoral

Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian dan Pengembangan (Diktilitbang) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah sukses menggelar Focus Group Discussion (FGD) bertajuk “Pengembangan Kompetensi Publikasi Dosen Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ’Aisyiyah (PTMA) melalui Studi Lanjut S‑3” di Student Dormitory Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Sabtu, 19 Juli 2025. Forum ini mempertemukan pimpinan PTMA se‑Indonesia yang memilki program studi lanjut S-3 untuk menyamakan visi, terutama terkait peningkatan mutu program doktor dan produktivitas publikasi ilmiah dosen.

Prof. Achmad Nurmandi, Rektor UMY, menegaskan pentingnya konsolidasi agar pengelolaan program doktor di lingkungan PTMA berjalan seragam dan berkualitas. Ia mengakui tantangan utama terletak pada latar belakang dan ideologi lulusan doktor yang beragam karena banyaknya dosen bergelar doktor yang menempuh studi di luar PTMA.

“Kami sering kewalahan karena perbedaan almamater dan ideologi. Bahkan ada doktor yang kesulitan naik ke Lektor Kepala karena kapasitas menulisnya belum memadai, menembus jurnal Sinta 2 saja masih minim, fakta di lapangan seperti itu,” ungkapnya.

Saat ini PTMA memiliki 37 program doktor. Prof. Nurmandi menargetkan, dalam empat tahun setelah lulus, para doktor tersebut dapat mencapai jenjang profesor. Untuk itu, akses pendanaan menjadi kunci.

“Pembiayaan program doktor memang berat. Kita harus proaktif memanfaatkan beasiswa LPDP, Beasiswa Pendidikan Indonesia, Beasiswa Unggulan, dan skema pendanaan lain,” jelasnya.

Standarisasi Publikasi dan Kontribusi Keilmuan

Prof. Bambang Setiaji, Ketua Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah, menyampaikan pencapaian 50 persen dosen bergelar doktor di lingkungan PTMA dalam waktu dekat. Namun, Ia juga menekankan bahwa seorang doktor harus mampu menulis jurnal yang berkualitas dan memiliki standar.

“Seorang doktor wajib memiliki standar publikasi yang jelas. Menulis di jurnal bereputasi adalah sebuah keharusan,” tegasnya.

Prof. Bambang juga merinci sebaran program doktor di PTMA: delapan program keagamaan, tujuh pendidikan, empat manajemen, dua farmasi, dua psikologi, dua hukum, dua pertanian, satu pemerintahan, dan satu teknologi informasi. Menurutnya, biaya tidak boleh menjadi hambatan. Prof. Bambang juga menyoroti masalah pembiayaan program doktor.

“Pembiayaan jangan dibebankan sepenuhnya kepada mahasiswa. Program doktor adalah tugas keilmuan. PTMA harus memosisikan mahasiswa sebagai mitra, dimana dosen dan mahasiswa bekerja sama mencarikan pendanaan riset, bukan sekadar menjadikan mahasiswa sebagai konsumen,” paparnya.

“Visi program doktor harus dibenahi sebagai proyek keilmuan dan kontribusi kepada ilmu pengetahuan, agar ada peninggalan yang lebih dari sekadar tulisan,” lanjut Prof Bambang.

Fokus pada Pengembangan Keilmuan dan Perbaikan Kualitas

Prof. Dr. Irwan Akib, M.Pd selaku Ketua PP Muhammadiyah, dalam arahannya menyampaikan bahwa PTMA memiliki sekitar 20.000 dosen yang belum bergelar doktor, sementara program studi doktor baru berjumlah 38 dan belum merata.

Ia mengakui bahwa mengelola program S3 memiliki tantangan tersendiri karena masalahnya tidak hanya pada pendanaan, melainkan juga pada pengembangan bidang keilmuan dapat diterapkan.

“Mengelola program S 3 bukan soal keuntungan finansial, melainkan bagaimana mengembangkan keilmuan dan menghasilkan karya yang relevan,” ujarnya.

“Oleh karena itu program S3 ini perlu perhatian serius bagi PTMA dan pengelola, walaupun masih banyak program S3 yang mahasiswa masih merintis sehingga pengembangan keilmuannya agak susah,” ungkap Prof. Irwan.

Prof. Irwan menegaskan tiga agenda utama yang harus dibenahi PTMA, diantaranya: sharing antar-PTMA, skema pembiayaan, dan perbaikan kualitas. Prof Irwan berharap melalui langkah tersebut dapat menjadi pedoman bagi PTMA dalam mengembangkan program doktor yang berkualitas dan menghasilkan lulusan yang kompeten di bidang publikasi ilmiah.

Melalui FGD ini, PTMA meneguhkan komitmen untuk memperkuat ekosistem riset dan publikasi, sekaligus memastikan setiap program doktor menghasilkan lulusan yang tidak hanya bergelar tinggi, tetapi juga berkarya nyata bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan masyarakat. []tz

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*