Universiti Muhammadiyah Malaysia (UMAM) memasuki usia keempat dengan langkah yang semakin mantap di panggung pendidikan global. Peringatan Milad ke-4 yang digelar pada Rabu (27/11/2025) tidak hanya menjadi ajang refleksi perjalanan, tetapi juga menegaskan posisi UMAM sebagai simpul penting jejaring internasional Muhammadiyah di Asia Tenggara.
Salah satu agenda utama milad ialah kuliah umum Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir, bertajuk “Membangun Generasi Ulul Albab untuk Islam Berkemajuan”. Kehadiran para pimpinan perguruan tinggi dari berbagai negara menjadikan forum ini sebagai salah satu pertemuan akademik internasional terbesar yang pernah digelar UMAM.
Acara dihadiri oleh para rektor Perguruan Tinggi Muhammadiyah ‘Aisyiyah (PTMA) se-Indonesia, pimpinan universitas di Perlis serta berbagai wilayah Malaysia, dan delegasi kampus dari Thailand, Kamboja, Filipina, Maladewa, hingga negara-negara tetangga lainnya. Kehadiran mereka memperkuat posisi UMAM sebagai hub kolaborasi pendidikan Muhammadiyah di kawasan regional.
Di tengah dinamika pendidikan tinggi Asia Tenggara yang bergerak cepat, UMAM tampil sebagai “etalase internasionalisasi Muhammadiyah”, menghubungkan kemitraan lintas negara, lintas budaya, dan lintas tradisi keilmuan.

Dalam kuliah umumnya, Haedar menegaskan bahwa konsep Ulul Albab merupakan paradigma penting dalam merespons tantangan pendidikan global. Menurutnya, generasi masa depan tidak cukup hanya cerdas secara teknologi, tetapi juga harus memiliki keutamaan moral dan kedalaman spiritual.
“Kita membutuhkan generasi yang bukan sekadar unggul secara teknologi, tetapi juga memiliki kedalaman spiritual, keluhuran akhlak, dan kepedulian kemanusiaan,” ujarnya. “Inilah Ulul Albab, generasi yang membawa kemajuan berkeadaban dan memberi pencerahan bagi semesta.”
Haedar juga menekankan bahwa hadirnya para pimpinan perguruan tinggi dari berbagai negara merupakan bukti bahwa semangat kolaborasi lintas batas terus tumbuh. “Bangunan peradaban masa depan dibangun bersama, bukan sendiri-sendiri,” tambahnya.
Dalam kesempatan yang sama, Haedar menyampaikan apresiasi khusus kepada Duli Yang Maha Mulia Tuanku Raja Perlis atas dukungan besar terhadap UMAM sejak awal berdiri. Dukungan kerajaan dinilai berperan penting dalam memastikan keberlanjutan UMAM sekaligus membuka peluang luas untuk bekerjasama dengan berbagai institusi internasional.
“Dukungan luar biasa Yang Mulia Raja Perlis telah memungkinkan UMAM berkembang dan memperluas jejaring kolaborasi internasional,” tutur Haedar.
Kontribusi Kerajaan Negeri Perlis tidak hanya memperkuat fondasi pengelolaan UMAM, tetapi juga menyediakan ruang strategis bagi universitas ini untuk menjalin kemitraan akademik dengan Malaysia dan negara-negara ASEAN lainnya.
Acara milad turut dihadiri para pimpinan Muhammadiyah, di antaranya Hilman Latief, Irwan Akib, dan Siti Noorjanah dari unsur ‘Aisyiyah. Kehadiran mereka mempertegas peran UMAM sebagai pionir global dalam jejaring pendidikan Muhammadiyah.
Be the first to comment