Menavigasi Masa Depan Pendidikan Tinggi: Ulasan Buku “Menuju Era Baru Perguruan Tinggi”

Buku baru dengan judul Menuju Era Baru Perguruan Tinggi (2024)

Menavigasi Masa Depan Pendidikan Tinggi:
Ulasan Buku “Menuju Era Baru Perguruan Tinggi”
Oleh Moh. Mudzakkir
Wakil Sekretaris IV Majelis Diktilitbang PPM

Buku baru dengan judul Menuju Era Baru Perguruan Tinggi (2024) karya Bambang Cipto menawarkan peta jalan komprehensif untuk transformasi kelembagaan pendidikan tinggi (PT) menuju tahun 2030. Buku ini dibagi menjadi tujuh bab, masing-masing membahas aspek-aspek penting dari transformasi ini. Narasi buku ini berlandaskan pada konteks perkembangan teknologi yang cepat dan tren pendidikan tinggi global, menekankan perlunya fleksibilitas, kolaborasi internasional, dan pendekatan pedagogik inovatif. Pada bagian pengantar, karya ini menetapkan alur berfikir yang jelas bagi pembaca, memberikan gambaran umum tentang tema-tema yang akan dieksplorasi secara mendalam dalam buku ini (hlm.v).

Penulis buku yang pernah menjadi Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) tahun 2013-2016 ini secara efektif menegaskan urgensi transformasi ini sebagai respons terhadap tantangan global seperti pandemi COVID-19 dan peningkatan digitalisasi pendidikan. Dengan demikian, ia mempersiapkan pembaca untuk eksplorasi rinci setiap tema, memperkuat pentingnya strategi adaptif dan proaktif dalam pendidikan tinggi. Perlu diketahui buku ini adalah buku kedua penulis setelah Peran Strategis Perguruan Tinggi Dalam Peningkatan Daya Saing Ekonomi Bangsa (2017) yang juga membahas tentang perkembangan pendidikan tinggi. Sekilas karya kedua ini merupakan kelanjutan dari buku pertama yang juga memiliki kemiripan perspektif sebagai studi perbandingan pendidikan tinggi (internasional). Sebuah kajian pendidikan tinggi yang belum banyak ahli/peminatnya di Indonesia.

Bab pertama menetapkan dasar dengan menguraikan prinsip-prinsip dasar dan misi perguruan tinggi (hlm.1-4). Cipto menekankan pentingnya keragaman, kebebasan akademik, dan akuntabilitas publik. Prinsip-prinsip ini dianggap penting untuk mendorong pemikiran kritis dan kreatif di antara mahasiswa, yang diperlukan untuk inovasi dan kemajuan masyarakat. Pembahasan Cipto tentang kebebasan akademik mencakup analisis mendalam tentang peran gandanya dalam mendorong eksplorasi intelektual sambil memastikan tanggung jawab etis. Ia menggambarkan ini dengan kasus kontroversial pengeditan gen di China, menyoroti potensi jebakan moral dari kemajuan ilmiah. Bagian ini diakhiri dengan seruan agar perguruan tinggi menyeimbangkan prinsip-prinsip ini dengan hati-hati untuk berkontribusi positif bagi masyarakat sambil mempertahankan integritas dan standar etis mereka. Pemahaman mendalam tentang bagaimana kebebasan akademik dapat mendorong inovasi tetapi juga memerlukan batasan etis memberikan panduan berharga bagi perguruan tinggi dalam mengelola kebebasan intelektual.

Prioritas Pendidikan STEM

Pada bab kedua (hlm.6-14) membahas prioritas program Science, Technology, Engineering and Mathematics (STEM). Cipto menyajikan argumen yang meyakinkan tentang peran kritis pendidikan STEM dalam pembangunan nasional, dengan mengutip kemajuan China dalam menghasilkan doktor STEM yang mengungguli Amerika Serikat sebagai model yang patut ditiru (hlm. 7). Namun, buku ini bisa mendapatkan manfaat dari analisis yang lebih mendetail tentang hambatan yang dihadapi oleh PT di Indonesia dalam mengimplementasikan program-program tersebut, termasuk keterbatasan sumber daya dan faktor sosial-budaya yang mempengaruhi pilihan mahasiswa. Bagian ini menyoroti pentingnya pendidikan STEM dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan inovasi teknologi. Cipto menekankan bahwa tenaga kerja STEM yang kuat sangat penting untuk menangani tantangan global yang kompleks, mulai dari perubahan iklim hingga keamanan siber. Meskipun fokus pada STEM, penulis mengakui perlunya pendekatan pendidikan yang seimbang yang juga memelihara ilmu humaniora dan sosial. Ini menunjukkan bahwa meskipun STEM penting, integrasi disiplin lain juga diperlukan untuk membentuk individu yang holistik dan mampu berpikir kritis.

Program Internasionalisasi dan Mobilitas

Penulis pada bab tiga mengeksplorasi manfaat internasionalisasi, dengan fokus pada mobilitas mahasiswa dan dosen serta kemitraan antara PT dan perusahaan swasta (hlm. 19-41). Bambang Cipto berargumen bahwa paparan dan kolaborasi internasional sangat penting untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan membuat lulusan lebih kompetitif di pasar kerja global. Meskipun pembahasannya mendalam, bab ini kurang menyajikan contoh konkret dari inisiatif internasionalisasi yang berhasil di universitas-universitas Indonesia, yang akan memberikan wawasan praktis bagi pembuat kebijakan dan pendidik. Bagian ini menguraikan berbagai strategi internasionalisasi, termasuk program pertukaran, proyek penelitian bersama, dan penawaran gelar ganda. Cipto juga membahas tantangan internasionalisasi, seperti adaptasi budaya dan keterbatasan finansial, serta menawarkan solusi untuk mengatasi masalah-masalah ini. Pentingnya menciptakan infrastruktur yang mendukung bagi mahasiswa dan dosen internasional ditekankan sebagai faktor kunci untuk internasionalisasi yang sukses. Melalui contoh global, Cipto menunjukkan bahwa kolaborasi internasional dapat memberikan keuntungan signifikan dalam hal pertukaran pengetahuan dan peningkatan kualitas pendidikan.

Pendidikan Transnasional

Lebih lanjut, pada bab empat buku ini membahas Trans-National Education (TNE) dan pendirian kampus cabang sebagai strategi untuk mempercepat kemajuan pendidikan (hlm. 52-68). Cipto menyoroti dampak positif TNE pada kualitas pendidikan di negara-negara berkembang, didukung oleh contoh dari China dan negara-negara lainnya. Analisis ini kuat, tetapi bab ini bisa diperkuat dengan membahas tantangan TNE, seperti hambatan regulasi dan isu integrasi budaya. Penulis mempresentasikan TNE sebagai cara untuk menjembatani kesenjangan pendidikan dan mendorong kerjasama global dalam pendidikan tinggi. Ia menekankan potensi TNE untuk meningkatkan kapasitas institusi lokal dengan mengimpor praktik terbaik dan penelitian mutakhir dari universitas terkemuka. Namun, Cipto juga memperingatkan tentang risiko homogenisasi budaya dan perlunya melestarikan nilai-nilai pendidikan lokal dan identitas. Pemahaman tentang bagaimana TNE dapat memperkaya sistem pendidikan lokal sambil menjaga identitas budaya adalah poin penting yang harus diperhatikan oleh pembuat kebijakan pendidikan.

Mempersiapkan Lulusan untuk Dunia Kerja

Bab kelima mengkaji strategi untuk membekali lulusan dengan keterampilan yang diperlukan untuk sukses di pasar kerja (hlm. 76-83). Penulis buku ini menekankan pentingnya transferable skills, pendidikan kewirausahaan, dan kemitraan dengan industri untuk mengurangi pengangguran. Buku ini dengan efektif mengilustrasikan poin-poin ini dengan contoh global, tetapi kurang memberikan rekomendasi spesifik untuk PT di Indonesia dalam mengimplementasikan strategi-strategi ini dalam konteks unik mereka. Bagian ini menyediakan analisis mendetail tentang bagaimana PT dapat mendorong kelayakan kerja melalui reformasi kurikulum dan peluang pembelajaran berbasis pengalaman. Cipto membahas peran layanan karir, magang, dan program mentor dalam mempersiapkan mahasiswa untuk angkatan kerja. Ia juga menyoroti pentingnya menyelaraskan hasil pendidikan dengan kebutuhan industri untuk memastikan lulusan memiliki keterampilan yang relevan dan terbaru. Fokus pada bagaimana PT dapat menjembatani kesenjangan antara pendidikan dan kebutuhan industri menunjukkan pendekatan praktis yang dapat diambil untuk meningkatkan kelayakan kerja lulusan.

Kontribusi Perguruan Tinggi terhadap Masyarakat Global

Penulis juga menyoroti kontribusi PT terhadap tantangan masyarakat global, seperti keberlanjutan, perdamaian, dan demokrasi pada bab enam (hlm. 88-93). Bambang Cipto menekankan peran universitas dalam menangani isu-isu ini melalui penelitian, pendidikan, dan keterlibatan masyarakat. Bab ini sangat kuat dalam perspektif visionernya, meskipun akan lebih baik dengan lebih banyak studi kasus konkret yang menunjukkan inisiatif PT yang sukses di bidang ini. Penulis berpendapat bahwa universitas memiliki kewajiban moral untuk berkontribusi pada kebaikan yang lebih besar dan menangani isu-isu global yang mendesak. Ia memberikan contoh universitas yang telah berhasil mengintegrasikan keberlanjutan dalam operasi dan kurikulum mereka. Cipto juga membahas potensi universitas untuk bertindak sebagai katalis perubahan sosial dan mempromosikan nilai-nilai demokrasi dan hak asasi manusia. Melalui pendekatan yang komprehensif, bab ini menunjukkan bagaimana universitas dapat berperan sebagai agen perubahan yang signifikan dalam masyarakat global.

Dok UMS

Kebangkitan Universitas Asia

Tidak kalah menariknya, pada bab terakhir penulis mengulas tentang kebangkitan universitas di Asia, khususnya di China, Jepang, Korea, dan Taiwan (hlm. 98-114). Cipto membahas tantangan dan peluang yang dihadapi universitas-universitas ini dalam lanskap pendidikan global. Bab ketujuh ini memberikan tinjauan yang komprehensif tetapi cenderung menggeneralisasi pengalaman Asia tanpa cukup mengakui keragaman dan tantangan unik dari setiap sistem pendidikan tinggi di negara tersebut. Penulis menyoroti investasi signifikan yang dilakukan negara-negara ini dalam sektor pendidikan tinggi mereka untuk meningkatkan daya saing global mereka. Ia juga mengeksplorasi implikasi dari kebangkitan ini bagi universitas-universitas Barat dan dinamika yang bergeser dari pendidikan tinggi global. Cipto menyerukan peningkatan kolaborasi dan pertukaran antara institusi Asia dan Barat untuk mendorong pembelajaran dan inovasi bersama. Melalui analisis ini, penulis menunjukkan bagaimana universitas Asia sedang membentuk ulang peta pendidikan global dan menawarkan wawasan penting bagi universitas di seluruh dunia.

Kekuatan dan Kontribusi

Kekuatan buku ini terletak pada cakupannya yang komprehensif dan visi yang jauh ke depan. Bambang Cipto berhasil mengintegrasikan tren global dengan imperatif lokal, memberikan pandangan holistik tentang masa depan pendidikan tinggi. Penekanan pada kolaborasi, fleksibilitas, dan tanggung jawab etis sangat tepat waktu dan relevan. Penggunaan contoh global memperkaya narasi, menawarkan pelajaran berharga bagi PT di Indonesia. Kemampuan buku ini untuk mengontekstualisasikan tren pendidikan global dalam kerangka Indonesia menjadikannya sumber daya yang berharga bagi pembuat kebijakan dan pendidik. Wawasan Cipto tentang lanskap pendidikan tinggi yang berkembang memberikan peta strategis bagi institusi yang berusaha menavigasi perubahan ini. Integrasi berbagai perspektif internasional dan lokal memberikan pendekatan yang seimbang dan berwawasan luas dalam memandang masa depan pendidikan tinggi di Indonesia. Ini tidak bisa lepas dari pengalaman penulis buku sebagai mantan Rektor UMY 2013-2016, ahli Hubungan Internasional dan juga anggota Majelis BAN PT Kemendikbud 2006-2012. Sehingga buku ini mengambarkan dialektika pengetahuan, pengalaman, dan harapan penulis tentang masa depan perguruan tinggi Indonesia.

Namun, buku ini memiliki beberapa keterbatasan. Buku ini cenderung terlalu optimis tentang kemudahan mengimplementasikan transformasi tanpa sepenuhnya membahas tantangan sistemik yang dihadapi oleh PT di Indonesia. Selain itu, buku ini bisa lebih menarik dengan menyertakan lebih banyak studi kasus dan contoh praktis dari Indonesia. Diskusi tentang faktor-faktor sosial-budaya yang mempengaruhi pilihan pendidikan dan dampak kesenjangan ekonomi terhadap akses ke pendidikan tinggi akan menambah kedalaman analisis. Pemeriksaan yang lebih kritis terhadap hambatan potensial untuk reformasi akan memberikan perspektif yang lebih seimbang. Lebih jauh lagi, buku ini akan mendapat manfaat dari eksplorasi yang lebih mendetail tentang peran kebijakan pemerintah dalam membentuk lanskap pendidikan tinggi. Dengan menyoroti tantangan praktis dan sistemik yang dihadapi oleh PT, buku ini dapat memberikan panduan yang lebih realistis dan aplikatif.

Pada akhirnya, buku “Menuju Era Baru Perguruan Tinggi” karya Bambang Cipto telah kontribusi signifikan terhadap diskursus reformasi PT di Indonesia. Buku ini menyediakan peta jalan visioner bagi PT untuk menavigasi kompleksitas lanskap pendidikan modern. Meskipun karya ini belum banyak mengeksplorasi lebih mendalam tentang tantangan lokal dan nasional, buku ini tetap dapat berfungsi sebagai panduan berharga bagi pendidik, pimpinan PT, pembuat kebijakan, dan pemangku kepentingan yang berkomitmen untuk memajukan pendidikan tinggi di Indonesia. Pendekatan komprehensif dan wawasan strategis penulis membuatnya menjadi bacaan yang wajib bagi mereka yang terlibat dalam transformasi pendidikan tinggi. Karya Cipto mendorong pendekatan proaktif dan kolaboratif terhadap reformasi pendidikan, menekankan pentingnya adaptabilitas dan inovasi dalam menghadapi tantangan masa depan. Melalui tinjauan ini, penting untuk menekankan bagaimana universitas dapat berperan sebagai agen perubahan yang adaptif dan inovatif dalam menjawab kebutuhan zaman yang terus berkembang.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*