Optimasi Pariwisata Sumatera Barat 2024: Penguatan Ekonomi Kreatif, Peran BumNag, dan Pokdarwis Kunci Utama

Out Of The Box: Inisiatif BumNag dalam Pariwisata dan Penggarapan Pokdarwis

Humas UM Sumatera Barat – Penguatan ekonomi kreatif, peran Badan Usaha Milik Nagari (BumNag), dan upaya pengelolaan kawasan pariwisata desa oleh kelompok sadar wisata (Pokdarwis) menjadi kunci strategis bagi perkembangan sektor pariwisata di Sumatera Barat. Pada tahun 2023, Sumatera Barat berhasil mencatat sejumlah pencapaian signifikan, termasuk peningkatan jumlah kunjungan wisata, pertumbuhan desa wisata, dan kampanye branding intensif untuk sektor pariwisata di daerah tersebut.

Menurut Moch. Abdi, pakar pariwisata dari Universitas Muhammadiyah (UM) Sumatera Barat, pencapaian tersebut harus diperkuat dan ditingkatkan pada tahun 2024, terutama dalam bidang ekonomi kreatif. Ekonomi kreatif diharapkan dapat memberikan dampak ekonomi optimal bagi sektor pariwisata serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.

Abdi menekankan perlunya pemerintah memberikan perhatian lebih kepada pelaku ekonomi kreatif (Ekraf) dengan tidak hanya menyediakan pelatihan dan bimbingan teknis. Lebih lanjut, pemerintah diharapkan terlibat aktif dalam peningkatan teknologi produksi Ekraf, memberikan bantuan peralatan untuk memperkuat kemampuan produksi, serta mendorong peningkatan nilai tambah produk melalui kemasan yang lebih baik.

“Bantuan berupa peralatan ini, akan semakin memperkuat dan memudahkan pelaku Ekraf untuk menggarap produk yang mereka buat. Jika pemerintah memberikan bantuan peralatan, waktu produksi mereka tentu akan lebih singkat,” jelasnya.

Begitupun dengan kemasan yang akan menambah nilai produk “Jika produk semakin bagus, tentu akan berpengaruh terhadap harga jual produk. Keberadaan produk-produk ekraf yang semakin kompetitif ini, juga akan semakin menambah daya tarik bagi wisatawan yang datang,” jelasnya.

Apabila produk-produk ekraf para pengrajin ini sudah semakin berkembang, lanjut Abdi, pemerintah juga harus menunjukkan dukungan penuh. Minimal dengan membeli produk mereka dan menjadikannya sebagai souvenir yang ada di kantor-kantor pemerintahan.

Selain itu, Abdi memandang pentingnya dukungan penuh pemerintah, terutama melalui Badan Usaha Milik Nagari (BumNag), dalam menggarap potensi pariwisata lokal. BumNag diharapkan tidak hanya terlibat dalam usaha ekonomi konvensional, tetapi juga fokus pada pengembangan sektor pariwisata dengan pendekatan yang serius dan inovatif.

Abdi juga mengajak pemerintah untuk belajar dari daerah lain, khususnya di Pulau Jawa, yang telah berhasil memodali Pokdarwis untuk mengelola potensi ekonomi pariwisata lokal. Contoh sukses yang disebutkan adalah Pokdarwis di Nagari Simarasok, Baso, Kabupaten Agam, yang mampu mengembangkan kegiatan arung jeram dengan modal sendiri dan menghasilkan keuntungan dalam waktu yang relatif singkat.

“Aktivitas Adventure di Simarasok berjalan dengan pengelolaan Pokdarwis. Padahal sebelumnya mereka sempat berjanji untuk mengembalikan modal selama satu tahun. Namun kenyataannya dalam waktu enam bulan mereka telah bisa mengembalikan modal,” kata Abdi menjelaskan.

Keberhasilan Pokdarwis Nagari Simarasok telah membuktikan bahwa Pokdarwis bisa menjadi lokomotif penggerak pariwisata di daerah jika mereka didukung penuh oleh pemerintahan desa. Dengan demikian, Abdi berpendapat bahwa BumNag di Sumatera Barat perlu mengambil inisiatif yang serius dan berpikir kreatif untuk menggarap sektor pariwisata, bukan terjebak dalam aktivitas ekonomi yang umumnya dilakukan oleh masyarakat umum.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*