PCIM Mesir: Hadirnya PCIM Mesir Rawat Jejak Rihlah Ilmiah KHA Dahlan

Diaspora Muhammadiyah di Mesir telah tampak sejak awal abad 20. Misalnya, melalui perjalanan pendidikan KH Mas Mansur dari Surabaya, KH Farid Ma’ruf dari Kauman, Yogyakarta, KH Abdul Kahar Mudzakkir dari Kotagede, Prof Rasijdi Admosudingdo dari Kotagede, dan lain-lain. Jejak-jejak diaspora Muhammadiyah yang telah terpupuk sedari prakemerdekaan membentuk komunitas mahasiswa Muhammadiyah di Mesir bernama Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Mesir pada 2002.

Redaksi Warta PTM melakukan wawancara dengan Umair Fahmidin Lc Dipl, mahasiswa S2 Tafsir di Universitas Al-Azhar yang diamanahi sebagai Ketua Umum PCIM Mesir 2020-2022. 

Perjalanan Menjadi PCIM Pertama Dunia

Rekam administrasi cikal-bakal PCIM Mesir telah dimulai sejak tahun 1983 dengan nama Komunitas Bulan Bintang pada tahun 1960-an. Saat itu, Komunitas Bulan Bintang semata-mata menjadi komunitas himpunan bagi mahasiswa-mahasiswa Muhammadiyah di Mesir. Perubahan nama terjadi pada 1983 dengan nama Ikatan Keluarga Muhammadiyah Mesir, juga Ikatan Keluarga Muhammadiyah (tanpa Mesir) dengan singkatan IKM pada 1996.

Selanjutnya, pada 2002, mulailah gagasan yang lahir dari para pengurus IKM. Konsep PCIM Mesir merupakan hasil dari gagasan untuk memformalkan IKM sebagai organisasi yang resmi dan terhubung dengan PP Muhammadiyah. Beberapa delegasi IKM pulang ke Indonesia untuk mengurusi administrasi dan melakukan pertemuan dengan Prof Dr H Ahmad Syafii Maarif sebagai Ketua Umum PPM kala itu.

Akhirnya, terbentuklah PCIM Mesir sebagai PCIM pertama. Nantinya, peresmian organisasi terhadap diaspora-diaspora Muhammadiyah juga diikuti oleh cikal-bakal PCIM-PCIM lainnya di seluruh dunia.

PCIM Aset Internasionalisasi Muhammadiyah

Umair menyinggung mengenai salah satu hasil Muktamar ke-47 Muhammadiyah pada tahun 2015 di Makassar, yakni internasionalisasi Muhammadiyah. Apabila pada abad ke-1 Muhammadiyah telah mengerahkan fokusan pada persebaran Muhammadiyah di tanah air, maka abad ke-2 Muhammadiyah perlu melebarkan sayapnya dengan berkiprah di tengah masyarakat global. “PCIM punya peran dalam terwujudnya hal itu,” tegas Umair.

Ia menerangkan bahwa ada semangat internasionalisasi Muhammadiyah yang dibawa oleh PCIM. Semangat itu terwujud dalam tiga poin latar belakang berdirinya PCIM. “Pertama adalah perekat ukhuwah. Kedua, pembinaan kader dan ketiga, sebagai duta Muhammadiyah. Konteks PCIM Mesir di sini berarti menjadi duta Muhammadiyah di Mesir,” ujarnya.

Pada tahun-tahun terbentuknya, PCIM Mesir sendiri disibukkan dengan melakukan sistematisasi program-program yang pada mulanya hanya menjadi agenda kultural dalam komunitas. Program-program dalam PCIM Mesir meliputi perkaderan, kajian-kajian, dan kegiatan-kegiatan lainnya yang diterapkan dalam bentuk penyelenggaraan diskusi, gelaran obrolan ringan, dan pemberian kesempatan untuk bertukar pikiran.

Dalam perjalanan pengadaan program-program tersebut, muncul kebutuhan untuk mempunyai Sekretariat PCIM Mesir. “Sebelumnya, ‘sekretariat’ untuk para pengurus PCIM Mesir selalu berpindah-pindah dari rumah satu anggota ke rumah anggota lainnya. Bahkan, kita sempat menyewa rumah,” jelas Umair. 

Titik terang pada kebutuhan ini terjawab di saat pengurus-pengurus PCIM Mesir telah banyak menempati fungsi-fungsi struktural di lembaga Muhammadiyah di Indonesia, baik lembaga pendidikan milik Muhammadiyah, ma’had, maupun majelis-majelis Muhammadiyah. “Ini menjadi poin penting ketika permohonan yang kita sampaikan kepada PPM diterima di tahun 2015,” lanjutnya. Eksekusi dan proses pembangunannya dimulai di tahun 2016 dan dilakukan peresmian pada 2018. 

Kala itu, peresmian dilakukan langsung oleh Ketua Umum PPM Dr KH Haedar Nasir yang didampingi oleh Duta Besar RI untuk Mesir Helmy Fauzy dan pimpinan-pimpinan PTM lainnya. Sekretariat tersebut selanjutnya disebut Markaz Dakwah Muhammadiyah Mesir sebagai fasilitas aktivitas-aktivitas para anggota PCIM Mesir. Tentunya, adanya Markaz sebagai center of excellence Muhammadiyah di dunia menjadi akselerasi internasionalisasi Muhammadiyah yang diperjuangkan oleh PCIM Mesir.

Para pengurus PCIM Mesir.

Pelaksanaan Program PCIM Mesir

Saat ini ada sekitar 500 anggota PCIM Mesir secara keseluruhan, dengan persebarannya mayoritas mahasiswa S-1, kemudian dilanjutkan dengan mahasiswa S-2 dan S-3. Keanggotaan PCIM Mesir juga diisi oleh orang-orang Muhammadiyah di KBRI Kairo, Mesir.

Umair menerangkan bahwa terdapat tujuh majelis di dalam PCIM Mesir. Pertama, Majelis Tarjih yang menjadi ciri khas bagi PCIM Mesir. Kedua, Majelis Tabligh dengan fokus pada penyampaian dakwah, syiar, dan pengadaan-pengadaan kajian yang disiarkan juga secara daring melalui YouTube PCIM Mesir. 

Ketiga, Majelis Kader dan Pendidikan Kader. Kegiatan majelis ini mengurusi kader-kader Muhammadiyah yang pertama kali tiba di Mesir, termasuk dalam pengarahan, pengelolaan, dan pengawalan kader nantinya. “Cakupan kerja-kerjanya meluas hingga membimbing tentang persiapan-persiapan jelang masuk kuliah, bahkan kiat-kiat ‘bertahan hidup’ di negeri orang,” papar Umair. 

Salah satu strategi pengkaderan yang menjadi terobosan PCIM Mesir adalah gerakan “jemput bola” sebagai langkah mengatasi krisis kaderisasi. Beberapa pengurus PCIM Mesir pulang ke Indonesia dan mengadakan program-program seperti pelatihan bahasa Arab dan pemberian dukungan bagi calon-calon kader yang berminat untuk melanjutkan sekolah tinggi ke Mesir, terutama Universitas Al-Azhar. Dalam persiapan keberangkatan hingga pembinaan kader difasilitasi oleh PCIM Mesir dengan kerja sama-kerja sama dari pihak-pihak lain, seperti Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) dan lembaga-lembaga pendidikan Muhammadiyah.

Keempat, Majelis Keilmuan. Majelis ini mengadakan program-program yang berkaitan dengan keilmuan, di antaranya kajian-kajian astronomi, ulumul Qur’an, fiqih, dan lain-lain. “Dalam beberapa kesempatan sebelum pandemi, kita mengadakan kunjungan ke Observatorium Helwan,” terang Umair. Observatorium Astronomi Helwan menjadi lokasi PCIM Mesir mengadakan peneropongan bintang dan penelitian serta pengamatan benda-benda langit lainnya. “Ini juga menjadi bentuk dukungan kepada Muhammadiyah yang ilmu hisabnya banyak menjadi rujukan,” lanjutnya.

Kelima, Majelis Pustaka dan Informasi yang akan mengelola perpustakaan dan sosial media PCIM Mesir. Keenam, Majelis Hubungan Luar Negeri yang akan menghubungkan PCIM Mesir dengan PPM dan lembaga-lembaga lainnya, baik kepentingan riset, kunjungan, maupun studi banding. Ketujuh, Majelis Seni, Budaya, dan Olah raga yang akan mengoordinasikan kegiatan-kegiatan olah raga internal PCIM Mesir. “Ini menjadi penting karena kebanyakan mahasiswa-mahasiswa di Timur Tengah tidak terfasilitasi kegiatan keolahragaan oleh universitasnya,” tegas Umair.

Keberlangsungan kegiatan-kegiatan PCIM Mesir didukung pula dengan adanya homestay (rumah penginapan) milik Markaz Dakwah Muhammadiyah. Dengan menyasar pada wisatawan-wisatawan Asia, terutama Indonesia, amal usaha ini menjadi bentuk implementasi pilar ketiga dari trigatra Muhammadiyah, yakni ekonomi, dari PCIM Mesir.

Forum Azhari Muda PCIM Mesir.

PCIM Mesir Gaungkan Semangat KHA Dahlan

Umair menyampaikan harapannya kepada Muhammadiyah untuk dapat menggaungkan semangat berilmu kepada kader-kadernya. Ia menyebutkan bahwa Universitas Al-Azhar sebagai kiblat ilmu pengetahuan, terkhususnya Islam dapat menjadi tempat belajar bagi kader-kader Muhammadiyah. Ditambah lagi, pada sejarahnya, gagasan mengenai Muhammadiyah yang dibentuk KH Ahmad Dahlan terinspirasi dari tulisan-tulisan Syekh Muhammad Abduh pengajar Universitas Al-Azhar. “Rihlah ilmiah KHA Dahlan yang melakukan perjalanan menimba ilmu hingga ke negeri yang jauh dapat menjadi semangat yang diteladani oleh kita,” ucap Umair. 

Muhammadiyah dapat memberikan akses, baik dukungan secara moral maupun pendanaan agar kader-kader Muhammadiyah dapat bermurid langsung dengan para ulama untuk menghidupkan kembali gerakan Muhammadiyah. “Perlu ada orientasi kembali, agar nantinya kegiatan pengajaran dan pengabdian di lembaga-lembaga pendidikan Muhammadiyah dapat diisi oleh kader-kader Muhammadiyah sendiri,” tutupnya. [] RAS

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*