PCIM Spanyol: Sinar Muhammadiyah di Tanah Andalusia

PCIM Spanyol berkegiatan bersama para WNI di Madrid

Siapa yang bisa memperkirakan besarnya dampak baik dalam setiap keputusan yang kita buat? Kesepuluh dosen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) pun takkan menyangka, bahwa keputusan mereka untuk terbang ke Negeri Matador bisa membawa dampak baik bagi terbentuknya Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) yang baru. Ya, kesepuluh dosen tersebut merupakan delegasi UMY pada tahun 2019 untuk menempuh pendidikan tingkat lanjut Doktor di Spanyol. 

Saat itu, mereka tersebar ke beberapa kampus berbeda di kota-kota yang berbeda pula, mulai dari Kota Madrid, Barcelona, hingga Granada. Perbedaan letak studi itulah yang mendorong mereka untuk menginisiasi terbentuknya PCIM Spanyol yang bertahan hingga saat ini.

 

Ortom Seumur Jagung

Kisah tersebut dipaparkan oleh Moch. Iqbal Lc MA, Ketua PCIM Spanyol pada masa kepengurusan 2020–2022. Iqbal mengatakan bahwa inisiasi dosen-dosen tersebut dilatarbelakangi oleh prinsip bahwa, “Di mana pun kaki menginjak, sebagai kader Muhammadiyah maka kita dituntut untuk mengembangkan dakwah Muhammadiyah.” Sebagai tindak lanjut dari prinsip itu, maka kesepuluh dosen tersebut berkoordinasi dengan PP Muhammadiyah untuk mendirikan PCIM Spanyol sebagai wadah pengembangan dakwah Muhammadiyah di tanah Andalusia.

Di awal pendirian memang anggota dan pengurus PCIM Spanyol baru beberapa gelintir saja yaitu dosen-dosen kader persyarikatan dan juga Mahasiswa-mahasiswa UMY yang sedang mengambil program student exchange di negeri matador tersebut. “Namun, seiring berjalannya waktu jumlah anggota PCIM Spanyol semakin bertambah,” demikian disampaikan oleh Moch Iqbal saat diwawancarai oleh Tim Redaksi Warta PTM

Saat ini, jumlah anggota PCIM Spanyol kurang lebih sekitar 40 orang yang terdiri dari dosen, mahasiswa, serta warga negara Indonesia lainnya dengan latar belakang profesi yang berbeda-beda. “Ada yang bekerja sebagai staf di KBRI Madrid, peneliti kesehatan, restoran, tour guide, ART, dan lain-lain,” terangnya. Semenjak berdirinya, PCIM Spanyol memiliki lima majelis di antaranya Majelis Kader dan Dakwah (MKD), Majelis Riset dan Akademik (MRA), Majelis Pemberdayaan Wanita (MPW), Majelis Pustaka dan Informasi (MPI), dan Majelis Humas dan Kerja Sama (MHK).

PCIM Spanyol melaksanakan silaturahmi bulanan antaranggota

 

Tetap Berkontribusi bagi Indonesia

PCIM Spanyol sering mengadakan kegiatan-kegiatan di bidang pemberdayaan masyarakat seperti pengajian, pembelajaran Al-Qur’an, kaderisasi MC, atau moderator pengajian. Melalui Majelis Kader dan Dakwah (MKD), PCIM Spanyol rutin melaksanakan pengajian-pengajian kepada seluruh masyarakat Indonesia yang tinggal di Spanyol baik secara offline maupun online

Diterangkan oleh Iqbal, PCIM Spanyol juga kerap kali melakukan penggalangan dana untuk para korban bencana alam yang terjadi di Indonesia. Hal ini menjadi upaya PCIM Spanyol untuk tetap berkontribusi bagi Indonesia sekalipun berada di negeri yang jauh. Kontribusi itu tetap diupayakan sekalipun hal-hal kecil, seperti pemberian kepercayaan oleh KBRI untuk mengisi khutbah dan imam Shalat Jumat dan Shalat Ied yang diadakan di KBRI, serta kegiatan pengumpulan dan pengelolaan zakat fitrah. “Dalam event ini juga PCIM Spanyol berkoordinasi dan berkolaborasi dengan KBRI Madrid,” ujar Iqbal.

Majelis Pemberdayaan Wanita (MPW) juga tidak kalah geliatnya, yaitu dengan mengadakan kegiatan tadarus Al-Quran untuk kaum ibu-ibu. “MPW juga menerbitkan buku tentang pengalaman-pengalaman hidup para perempuan Indonesia selama tinggal di Spanyol, di mana para penulisnya adalah anggota-anggota PCIM Spanyol,” terang Iqbal.

 

Penerimaan Masyarakat Spanyol

Iqbal menyampaikan bahwa masyarakat Spanyol menyambut baik keberadaan PCIM di sanan sebab dapat menambah organisasi atau komunitas muslim dan turut mengembangkan dakwah Islam. Akan tetapi, berdasarkan temuan para anggota PCIM Spanyol sendiri, banyak di antara masyarakat Spanyol yang menganut paham agnostik, atau paham untuk percaya dengan Tuhan tetapi tidak percaya dengan agama. 

“Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi pelebaran dakwah Muhammadiyah oleh PCIM Spanyol di tengah-tengah masyarakat yang menganut prinsip kebebasan dan tidak ingin ‘dikekang’ oleh agama,” ujarnya. Dilanjutkan kembali oleh Iqbal, hal ini tidak hanya menjadi temuan bagi masyarakat Spanyol saja, melainkan juga masyarakat Indonesia yang tinggal di sana. “Sebab beberapa di antaranya mengikuti gaya hidup orang-orang di sana yang penuh dengan ‘kebebasan’,” jelasnya. 

Alhamdulillah, keberadaan PCIM Spanyol sedikit demi sedikit dapat mengubah wajah masyarakat Indonesia karena dakwah Muhammadiyah adalah dakwah bil haal—menyesuaikan dengan kondisi dan karakter masyarakat dan lingkungan dengan tidak menghilangkan nilai-nilai keislaman. Oleh karena itu, PCIM Spanyol sering mengadakan silaturahmi bulanan secara rutin dengan warga Indonesia termasuk warga yang non-PCIM Spanyol. Dalam silaturahmi tersebut ada kalanya disisipkan tausiyah keagamaan di dalamnya. “Tujuannya adalah untuk memengaruhi spirit religiositas mereka,” tambah Iqbal.

PCIM Spanyol dalam beberapa kegiatannya juga kerap melakukan kerja sama dan kolaborasi dengan beberapa lembaga atau organisasi lainnya. Misalnya dengan melalui pelaksanaan kegiatan pengajian Ramadhan yang bekerja sama dengan PPI Spanyol dan PCIM lainnya di luar Spanyol. PCIM Spanyol juga pernah melakukan kolaborasi pengajian dengan Majelis Ilmu Spanyol Indonesia (MISI). Selain itu, dilaksanakan pula kolaborasi pelaksanaan silaturahmi warga Indonesia dan lomba Agustusan dengan komunitas Keluarga Cinta Indonesia (KCI) di Madrid. “Ada juga pelaksanaan kegiatan-kegiatan sosial lainnya yang masih banyak lagi,” ujarnya.

Sayangnya, untuk saat ini, PCIM Spanyol masih belum terhubung dengan lembaga atau organisasi Spanyol. “Namun, dengan adanya lembaga-lembaga Islam dan komunitas Muslim di Spanyol, ke depannya PCIM Spanyol insya Allah akan melakukan kerja sama dan komunikasi dengan lembaga-lembaga atau organisasi-organisasi tersebut,” harap Iqbal.

 

Tegaskan Eksistensi PCIM dengan Pengelolaan Media Sosial

Sekalipun PCIM Spanyol terbilang muda, PCIM Spanyol telah memiliki website sendiri yang di dalamnya terdapat informasi-informasi dan artikel-artikel lainnya yang bisa dibaca. “PCIM Spanyol juga sering mengembangkan dakwah secara virtual dengan Zoom dalam pengajian-pengajiannya. Pengembangan dakwah juga dilakukan di Instagram, Facebook, bahkan disiarkan secara live streaming di YouTube,” tambah Iqbal.[] RAS

Pendampingan kepada PWM Jawa Timur yang datang berkunjung

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*