Pengajian Kamisan #12: Integrasi Ilmu dalam Islam

Pengajian Kamisan #12: Integrasi Ilmu dalam Islam
Pengajian Kamisan #12: Integrasi Ilmu dalam Islam

Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian dan Pengembangan (Diktilitbang) PP Muhammadiyah kembali menggelar kegiatan rutin yakni Pengajian Kamisan. Dalam Pengajian Kamisan ke-12 kali ini mengusung tema “Integrasi Ilmu Dalam Islam”. Pengajian berlangsung pada Kamis, (26/9/2024) secara daring lewat Zoom Meeting dan bisa disimak kembali di kanal YouTube Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah.

Pengajian Kamisan diikuti oleh pimpinan Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah (PTMA) se-Indonesia. Hadir selaku narasumber yakni Prof. Dr. M. Amin Abdullah, Dewan Pakar Majelis Pembinaan Kader dan Sumber Daya Insani (MPKSDI) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah.

Dijelaskan oleh Prof. Amin, integrasi ilmu dalam Islam memiliki empat pilar utama: iman, rasio, nilai, dan metode. Keempat pilar ini saling terkait dan membentuk suatu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Iman dan rasio harus berjalan beriringan; rasio yang kuat perlu didasarkan pada iman yang kokoh. Nilai-nilai seperti keadilan, persaudaraan, dan kemanusiaan juga harus menjadi bagian dari proses keilmuan. Metode yang tepat diperlukan untuk mengaitkan semua elemen ini dalam memecahkan problematika kehidupan.

Prof. Amin juga membahas tantangan besar yang dihadapi dalam pendidikan saat ini, seperti intoleransi, perundungan, kekerasan seksual, dan korupsi. Ia menekankan bahwa meskipun banyak orang taat beragama, hal ini sering kali tidak sejalan dengan sikap anti-korupsi dan keadilan sosial. Hal ini menunjukkan perlunya integrasi ilmu yang menyeluruh agar pendidikan tidak hanya mencetak individu yang berilmu, tetapi juga beretika dan memiliki kesadaran sosial.

Dalam menjelaskan pentingnya integrasi ilmu, Prof. Amin memperkenalkan pendekatan multidisiplin, interdisiplin, dan transdisiplin (MIT). Pendekatan ini menekankan bahwa pemecahan masalah kompleks memerlukan penggabungan berbagai disiplin ilmu, bukan hanya berdasarkan satu jalur tunggal. Dengan cara ini, mahasiswa dan pendidik diharapkan dapat mengembangkan “competent world view,” atau pandangan dunia yang komprehensif dan kritis.

Integrasi ilmu dalam Islam memiliki beberapa tujuan penting:

  1. Melahirkan Generasi Ilmuwan Muslim Berkemajuan: Generasi ini diharapkan mampu menjawab tantangan kompleks di dunia sains dan teknologi, serta berperan aktif dalam masyarakat.
  2. Menumbuhkan Intelektual Organik: Intelektual yang sadar akan isu-isu di sekitar mereka, siap untuk berkontribusi dalam penyelesaian masalah sosial dan kultural.
  3. Mengembangkan Maqashid Syariah: Integrasi ilmu juga bertujuan untuk mengadaptasi maqashid syariah dari konteks lama ke konteks baru, menjadikannya lebih relevan dalam menghadapi dinamika zaman.

Dalam penutup, Prof. Amin menegaskan bahwa integrasi ilmu adalah kunci untuk mengatasi tantangan-tantangan yang ada. Melalui pendidikan yang terintegrasi, kita dapat mempersiapkan generasi masa depan yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga berkarakter dan beretika. Dengan demikian, integrasi ilmu dalam Islam bukan sekadar gagasan akademis, tetapi sebuah kebutuhan mendesak untuk menciptakan perubahan positif dalam masyarakat. []ic

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*